May 10, 2017 19:34 Asia/Jakarta

Selama enam pekan lalu, terjadi peningkatan pelarian dana investasi dari Amerika ke luar negeri.

Wall Street Journal hari Selasa (9/5), dalam sebuah artikel dengan merujuk pada laporan terbaru Bank of America dan lembaga keuangan Merrill Lynch menulis, dalam 6 pekan lalu ada sekitar 22,200 miliar dolar keluar dari dana deposito keuangan Amerika. Menurut koran ini, hingga akhir bulan April 2017, keluarnya saham investasi Amerika mencapai angka tertinggi selama 9 tahun lalu.

Publikasi berita ini sangat mengkhawatirkan ekonomi Amerika yang berharap pada pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja baru di pemerintahan Donald Trump, Presiden Amerika. Keluarnya dana investasi sebesar itu dari Amerika menunjukkan ketidakpercayaan para pemodal akan masa depan ekonomi dan perdagangan negara ini. Padahal Amerika sebagai negara pasar modal terbesar di dunia dan Wall Street sebagai pasar bursa terbesar di dunia.

Disebutkan bahwa nilai perdagangan di Amerika lebih dari 5 triliun dolar, dimana porsi terbesar dibukukan oleh para investor asing di pasar penanaman modal dalam negeri Amerika.

Amerika dengan memanfaatkan investasi besar ini mampu memainkan peran menentukan dalam sistem ekonomi internasional dan berhasil membuka banyak lapangan kerja bagi warganya. Dengan demikian, perubahan arah penanaman modal di Amerika dapat menghancurkan ekonomi negara ini. Kerugian pertama yang bakal dirasakan adalah pasar kerja di Amerika. Karena itu berarti angka pengangguran akan melonjak tajam. Ketika sumber pendanaan berkurang para pelaku ekonomi di Amerika akan mengalami tekanan dan ini menambah kekhawatiran akankah stabillitas ekonomi di negara ini tetap bertahan.

Sebenarnya kekhawatiran akan stabilitas ekonomi Amerika telah muncul ketika Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika. Sekalipun Trump berjanji akan menggairahkan kembali perdagangan di Amerika dan membuka lapangan kerja baru, tapi kebijakan yang disampaikan pemerintah Amerika justru membuat pasar modal menjadi khawatir. Karena kebijakan proteksionisme ekonomi Trump justru meningkatkan intervensi pemerintah dalam aktivitas perdagangan. Trump bahkan berjanji akan memberikan sanksi kepada perusahan-perusahaan yang melanggar ketentuan.

Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan otomotif Amerika yang membuat pabriknya di luar Amerika akan mendapat denda pajak. Kebijakan yang seperti ini mendorong sejumlah investor memindahkan modalnya ke pasar-pasar yang lebih aman dan stabil.

Saat ini pasar paling aman yang dilirik para investor adalah Eropa dan mereka tengah berusaha memindahkan modalnya dari Amerika ke Eropa. Benar, beberapa tahun ini Eropa dilanda ketidakstabilan finansial dan menderita akibat krisis ekonomi yang melilitnya, tapi sekarang pasar modal mereka relatif stabil dan siap menerima pelimpahan modal dari Amerika yang ketakutan akan kebijakan ekonomi pemerintah Amerika. Khususnya ketika kelompok kanan ekstrem dan anti Uni Eropa gagal dalam sejumlah pemilu. Karena itu menandakan Eropa tetap pada prinsip perdagangan bebas dan globalisasi ekonomi.

Dengan demikian, bila selama dekade lalu Eropa yang tertimpa krisis memindahkan modalnya ke Amerika yang stabil, tapi kini semua berbalik ketika kondisi politik-ekonomi Eropa berubah stabil, modal itupun pulang ke rumahnya. Dapat dibayangkan bila kondisi ekonomi akibat program kontroversial pemerintah Trump tidak semakin baik dan kepercayaan kepada pasar modal Amerika tidak kembali, maka proses penanaman modal di dunia akan mengalami perubahan besar.

Tags