Di Balik Statemen Macron Tolak Persenjatai Israel, Akankah Perancis Independen dari Tekanan AS?
(last modified 2024-10-11T09:12:25+00:00 )
Okt 11, 2024 16:12 Asia/Jakarta
  • Di Balik Statemen Macron Tolak Persenjatai Israel, Akankah Perancis Independen dari Tekanan AS?

Surat kabar Amerika New York Times dalam analisisnya menyinggung pernyataan berulangkali Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai penghentian pengiriman senjata ke Israel, dan menilai pernyataan tersebut didasarkan pada itikad Prancis menjadi kekuatan dunia yang mandiri.

Tehran, Parstoday- Presiden Prancis, Emmanuel Macron baru-baru ini menuntut penghentian pengiriman senjata ke Tel Aviv, dengan alasan bahwa pengiriman senjata ke Israel bertentangan dengan desakan negara-negara dunia untuk mendeklarasikan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.

Tentu saja, statemen Macron tersebut menyulut kemarahan para pemimpin rezim Zionis.

New York Times menulis, pernyataan terbaru Macron bukan pertama kalinya dilontarkan.

Pada bulan lalu, Macron juga menyerukan penghentian pasokan senjata untuk Israel dalam sidang Majelis Umum PBB, dan menekankan bahwa gencatan senjata bertentangan dengan pasokan senjata ke Israel.

Artikel New York Times ini mengutip pernyataan para pengamat yang menilai statemen Macron konsisten dengan gaya pribadinya yang menjadi landasannya untuk melestarikan cita-cita tradisional Perancis untuk menjadi kekuatan internasional yang independen.

Menurut para analis, reputasi Macron pada dasarnya disebabkan oleh kebijakan luar negerinya yang berani dan terkadang mengganggu beberapa pihak. 

David Khalfa, pakar Asia Barat dan anggota lembaga think tank Prancis, Fondation Jean-Jaure meyakini statemen Macron ini menciptakan tanda tanya tentang kejelasan diplomasi Perancis mengenai Israel.

Di sisi lain, Karim Emile Bitar, seorang profesor Studi Asia Barat di Universitas Saint Joseph Perancis di Beirut, mengatakan, "Ketika Anda mencoba untuk menjaga kepuasan kedua belah pihak dalam kebijakan luar negeri, Anda akhirnya mengasingkan dari kedua belah pihak,".

Rym Mumtaz, pakar kebijakan luar negeri Prancis dan anggota Carnegie Peace Foundation, mengatakan,"Lebanon adalah tempat di mana Prancis masih bisa bertindak seperti negara adidaya, meski bukan lagi negara adidaya."

Pakar politik ini mencatat bahwa Macron tidak mengalami delusi dan tahu bahwa perkataannya tidak akan mempengaruhi dukungan militer pemerintah Amerika kepada Israel. Namun dengan melakukan hal ini, ia mengirimkan pesan yang jelas kepada seluruh dunia bahwa Perancis dan mungkin negara-negara Eropa lainnya mempunyai posisi yang berbeda dengan Amerika.”

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Noel Barro baru-baru ini mengumumkan bahwa keamanan Israel tidak dapat dijamin hanya dengan kekuatan militer dan memerlukan solusi diplomatik.(PH)

Tags