Sidang Menteri Keuangan Zona Euro dan Perubahan Kebijakan Moneter
Menteri keuangan negara-negara zona Euro di pertemuan mereka pada hari Senin (19/2) sepakat menunjuk Luis de Guindos, menteri keuangan Spanyol sebagai wakil ketua Bank Sentra Eropa (ECB). Penunjukkan Guindos untuk memangku jabatan wakil ketua Bank Sentral Eropa merupakan langkah pertama di proses perubahan jajaran manajemen tinggi bank ini selama dua tahun mendatang.
Periode kepemimpinan Mario Draghi, ketua Bank Sentral Eropa saat ini akan berakhir November 2019 dan sepertinya Jens Weidmann, presiden Bank Sentral Jerman atau salah satu orang dekatnya akan menjabat ketua bank sentral Eropa yang baru.
Selain ketua dan wakil ketua ECB, tiga anggota dewan direksi yang terdiri dari enam orang juga akan diganti hingga akhir tahun 2019. Sepertinya perubahan manajeman dan jajaran di Bank Sentra Eropa yang termasuk lembaga finansial utama yang menyusun ketentuan finansial dilakukan untuk merealisasikan perubahan yang dicanangkan di bidang kebijakan moneter mendatang dan meningkatkan pembatasan di bidang ini. De Guindos juga bertanggung jawab melaksanakan program pengetatan di Bank Sentral Spanyol.
Kebijakan moneter negara-negara zona Euro ditentukan oleh ECB. Bank ini dikelola oleh seorang ketua dan dewan direksi yang terdiri dari ketua bank sentral negara anggota. Tahun 2008, seiring dengan meletusnya krisis finansial dan ekonomi, kebanyakan negara zona euro dililit krisis parah dan dampaknya sangat serius bagi perekonomian mereka. Di antara negara tersebut adalah Yunani, Spanyol, Portugal, Irlandia, Italia, Perancis dan sejumlah negara Eropa timur.
Krisis finansial ini bukan saja memaksa defisit anggaran dan melambungnya hutang nasional, tapi juga berdampak pada laju ekonomi dan meningkatnya angka pengangguran di negara-negara tersebut. Bank Sentral Eropa sedikit banyak berada di bawah pengaruh Jerman, sebagai kekuatan ekonomi terbesar Eropa. Josef Janning, pengamat Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa meyakini, Jerman akan memainkan peran penting di kepemimpinan Eropa baru.
Rekomendasi lembaga finansial Eropa untuk memerangi krisis ini dan menjinakkan dampak negatifnya adalah penerapan kebijakan luas di bidang pengetatan ekonomi khususnya memangkas anggaran pemerintah serta menambah pendapatan melalui pajak baru.
Penerapan kebijakan penghematan ekonomi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat negara tersebut, dengan menurunnya pendapatan, berkurangnya jasa kesejahteraan, sosial, pendidikan, kesehatan dan meningkatnya angka pengangguran serta pada akhirnya kemiskinan marak di tengah masyarakat. Hal ini telah mendorong ketidakpuasan publik di negara tersebut meningkat dan dengan demikian tunturan rakyat untuk menolak kebijakan finansial dan ekonomi yang didiktekan Uni Eropa dan zona euro terus meningkat.
Menurut Bernardo de Miguel, pakar ekonomi dari Spanyol, sejumlah negara anggota zona euro mulai berencana keluar dari zona ini dalam tempo satu tahun atau satu tahun setengah mendatang. Meski ada penentangan luas di tengah masyarakat zona euro, sepertinya Bank Sentral Eropa masih berminat melanjutkan kebijakannya tersebut dengan mengubah jajaran direksi di lembaga finansial Eropa ini. (MF)