Kekhawatiran Jepang atas Pengerahan Pasukan AS ke Timteng
Pemerintah Jepang, Selasa (18/6/2019) menyatakan keprihatinannya atas rencana Amerika Serikat yang akan mengerahkan 1000 pasukan tambahan ke Timur Tengah pasca serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk Oman baru-baru ini.
Wakil Ketua Sekretaris Kabinet Jepang, Yasutoshi Nishimura kepada kantor berita Jepang, Kyodo mengatakan, masalah ini sangat memprihatinkan bahwa ketegangan di kawasan Timur Tengah akan meningkat.
Sebelumnya Pelaksana tugas Menteri Pertahanan Amerika, Patrick Shanahan mengumumkan rencana Washington mengirim 1000 pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk mereaksi insiden serangan kapal tanker di Teluk Oman.
Kekhawatiran sejumlah pihak atas kebijakan provokatif Amerika di berbagai wilayah dunia termasuk Asia Barat (Timur Tengah) yang salah satunya dengan mengirim pasukan dan peralatan perang, tampak semakin serius akhir-akhir ini.
Pada kenyataannya, dengan menerapkan kebijakan unilateralisme berlandaskan kekuatan dan ancaman di arena internasional, Amerika sedang berusaha meraih ambisinya tanpa memperhatikan dampak berbahaya terhadap hak dan kepentingan negara lain.
Kebijakan Amerika ini jelas memicu penentangan luas dari negara-negara dunia yang menganggap Washington selalu menggunakan ancaman perang dan langkah-langkah provokatif dalam kerangka perang psikologis.
Kecemasan Wakil Ketua Sekretaris Kabinet Jepang atas rencana pengiriman pasukan tambahan Amerika ke Timur Tengah muncul, padahal sebagaimana diketahui Tokyo adalah sekutu keamanan Washington.
Oleh karena itu hal ini patut diduga sebagai bentuk meningkatnya ketidakpuasan sekutu-sekutu militer Amerika atas kebijakan-kebijakan provokatif dan perang psikologis negara itu di kawasan Asia Barat. Karena mereka percaya langkah ini bisa merusak stabilitas dan keamanan kawasan itu, sekaligus mengganggu kepentingan mereka terutama di bidang energi.
Pengerahan pasukan, armada perang dan pesawat pembom Amerika ke Teluk Persia menyebabkan sejumlah negara dunia seperti Jepang, Korea Selatan dan India, cemas, karena tak bisa dipungkiri, sebagian besar kebutuhan negara-negara itu dipasok dari Timur Tengah.
Sekutu-sekutu militer Amerika di Asia Selatan dan Timur yang merupakan konsumen terbesar minyak negara-negara Teluk Persia, mengkhawatirkan terganggunya proses penyaluran minyak dari kawasan itu yang unjung-ujungnya akan merusak stabilitas perekonomian mereka.
Terutama karena langkah provokatif Amerika di kawasan pasca serangan kapal tanker yang salah satunya dikelola perusahaan Jepang, di Teluk Oman baru-baru ini, dinilai akan menimbulkan dampak berbahaya dan sulit diprediksi.
Strategi Presiden Amerika, Donald Trump yang selalu mengedepankan ancaman dan provokasi militer di berbagai wilayah dunia juga memicu ketegangan dirinya dengan koleganya di Gedung Putih.
Hal ini juga yang diduga membuat Patrick Shanahan mengundurkan diri dari posisi pelaksana tugas menhan Amerika dan menjadi satu lagi bukti konflik dalam pengambilan kebijakan militer di tubuh pemerintahan Amerika. (HS)