Protes Rusia atas Monopoli Ekonomi AS
Strategi ekonomi dan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berlandaskan pada kebijakan proteksionisme dan penambahan tarif produk asing, memicu perang dagang Amerika dengan Cina sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia, dan beberapa kekuatan ekonomi lainnnya.
Di sisi lain, masalah ini juga memicu reaksi Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev. Dalam konferensi ekonomi Rusia-Afrika di Moskow, Jumat (21/6/2019) ia mengatakan, beberapa negara dengan maksud memonopoli perekonomian dunia, melancarkan perang dagang sehingga menimbulkan instabilitas pasar global dan meningkatnya ketimpangan ekonomi dan sosial.
Dalam pandangan Rusia, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah perang dagang yang dilancarkan negara tertentu dan dimanfaatkan untuk menjaga posisi strategisnya, dan mempertahankan monopoli ekonomi dengan menggunakan metode yang berlawanan dengan mekanisme pasar dan persaingan dagang yang adil.
Medvedev menuturkan, di antara implikasi penerapan kebijakan semacam ini adalah terciptanya instabilitas di pasar dagang dan bahan baku dunia, meningkatnya utang asing dan ketidakadilan di sektor ekonomi dan sosial.
Menurut PM Rusia, Trump adalah pemicu perang dagang di dunia saat ini. Sejak pertama kali menjabat, Trump selalu menganggap perdagangan bebas sebagai faktor utama yang menyebabkan keruntuhan ekonomi Amerika, dan ia mengaku akan mencegahnya.
Padahal menurut negara-negara ekonomi kuat, terutama kekuatan ekonomi baru dan berbasis ekspor, juga IMF sendiri, kebijakan proteksionisme dan penolakan atas perdagangan bebas, bukan hanya akan membawa dampak destruktif bagi perekonomian dunia, tapi juga memberikan pengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi negara lain.
Sejak Maret 2018 Trump meningkatkan tarif masuk produk baja impor sebesar 25 persen dan produk alumunium sebesar 10 persen, termasuk dari Rusia.
Trump mengatakan, kita harus melindungi industri baja dan alumunium kita sendiri, dan pada saat yang sama harus menunjukkan fleksibilitas dan kerja sama dengan pihak-pihak yang merupakan sekutu sejati kita di sektor perdagangan dan militer.
Pada tahun 2017 Rusia adalah eksportir baja terbesar keempat untuk Amerika dengan nilai 2,7 miliar dolar dan tahun berikutnya menjadi eksportir terbesar ketiga untuk Amerika dengan nilai 1,6 miliar dolar.
Penerapan tarif tambahan oleh Trump telah menaikkan harga baja dan alumunium Rusia ke Amerika, sehingga menurunkan ekspor produk ini.
Sekjen PBB sendiri sampai memperingatkan, perang dagang yang terjadi dalam setahun terakhir terus meningkat sehingga mengancam pertumbuhan bisnis global dan fondasi sistem perdagangan unilateralisme. (HS)