Bayangan Perselisihan AS dengan Anggota Lain di KTT G-20 Jepang
(last modified Fri, 28 Jun 2019 05:30:35 GMT )
Jun 28, 2019 12:30 Asia/Jakarta
  • G-20 Jepang
    G-20 Jepang

Kepala-kepala 20 negara ekonomi teratas dunia bertemu hari ini (Jumat, 28/06) di Osaka, Jepang, dimana ketegangan dan perselisihan Amerika Serikat telah meningkat dengan sejumlah besar anggota kelompok ini.

Dalam komentar terbaru, pihak berwenang Jepang membantah pembicaraan dengan Amerika Serikat untuk meninjau kembali perjanjian keamanan dua negara.Yoshihide Suga, Juru Bicara Pemerintah Jepang mengatakan, "Amerika Serikat dan Jepang belum menegosiasikan revisi pakta keamanan, dan kewajiban kedua pihak dalam perjanjian ini dibagi sama rata antara kedua negara."

Yoshihide Suga, Jubir Pemerintah Jepang

Pernyataan ini sebagai tanggapan atas ucapan terbaru Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang mengkritik Perjanjian Keamanan AS-Jepang dan mengatakan bahwa jika Amerika Serikat diserang, Jepang hanya akan menonton gambar-gambar serangan di televisi Sony. Trump secara implisit menyerukan peninjauan kembali kesepakatan itu, dan juga mengklaim bahwa semua negara, termasuk Jepang, akan mendapat manfaat dari perdagangan dengan Amerika Serikat, sementara Tokyo dan Washington berada dalam negosiasi bisnis yang sulit.

Tentu saja, perselisihan Amerika Serikat bukan hanya dengan tuan rumah KTT G-20. Ancaman baru oleh presiden Amerika Serikat untuk menetapkan tarif 300 miliar dolar pada barang-barang Cina jika pembicaraannya gagal dengan rekan Cina-nya di Jepang, atau permintaan Trump dari India untuk membatalkan tarif baru negara bagi sejumlah barang impor dari Amerika Serikat, merupakan tanda-tanda baru ketegangan Amerika Serikat dengan negara-negara anggota G-20 lainnya.

Akar dari sebagian besar perselisihan adalah kebijakan pemerintah Amerika Serikat saat ini, yang dengan mengabaikan norma-norma dan aturan internasional di bidang perdagangan dan kebijakan luar negeri, ekonomi dan politik dunia telah memunculkan gejolak.

Berlanjutnya ketegangan di sektor perdagangan dan geopolitik Amerika Serikat dengan Cina sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, serta perselisihan yang lebih banyak merupakan perdagangan dengan anggota Uni Eropa, serta ekonomi dengan negara-negara ekonomi baru seperti India, Meksiko dan Brasil, mengkonfirmasikan fakta bahwa anggota G-20 yang akan bertemu di Osaka hari ini akan berusaha keras untuk mengatasi hambatan perdagangan dan memimpin ekonomi dunia ke jalur yang benar.

Situs NHK Jepang dalam sebuah laporan tentang KTT G-20 menulis, "Para kepala negara G-20 akan mengalami kesulitan dalam membahas satu sama lain selama pertemuan tahunan mereka di Osaka pada hari Jumat. Pada saat ketegangan perdagangan dan kebijakan geopolitik yang memungkinkan secara politik meningkat, mereka berada di bawah tekanan kuat. Pertemuan tersebut diadakan pada saat friksi antara Amerika Serikat dan Cina membayangi ekonomi global."

Meskipun keputusan G-20 tidak mengikat secara hukum pada setiap anggota, tetapi karena 20 negara ekonomi teratas mencakup sekitar dua pertiga populasi dan lebih dari 80% produksi global bruto dunia, maka konferensi tingkat tinggi ini tetap menjadi perhatian dunia. Namun jelas bahwa KTT G-20 tahun ini, meskipun pertama kali diadakan di Jepang sebagai salah satu negara industri, tetapi mengingat desakan pemerintah Amerika Serikat saat ini pada pandangan dan kebijakan unilateral, tampaknya pertemuan itu tidak bisa membuka simpul masalah dunia saat ini.

CNN

Itulah sebabnya koresponden dan analis CNN, Nick Robertson, menafsirkan pertemuan Osaka sebagai kontradiksi antara Donald Trump dan Multilateralisme, dengan mengatakan, "Pertemuan ini menandai konflik pertama Trump dengan multilateralisme di bidang perdagangan, dan khususnya reformasi WTO serta bidang pembangunan berkelanjutan atau masalah perubahan iklim."

Bagaimanapun juga, percepatan proses perselisihan negara-negara ekonomi besar dengan Amerika Serikat di berbagai bidang, termasuk perdagangan, menunjukkan bahwa Jepang, sebagai tuan rumah KTT G-20, akan menghadapi banyak tantangan dan hambatan untuk mengadakan pertemuan yang sukses.

Tags