Kecaman Dunia atas Agresi Militer Turki ke Suriah
(last modified Wed, 30 Oct 2019 13:42:04 GMT )
Okt 30, 2019 20:42 Asia/Jakarta

Militer Turki melancarkan serangan besar-besaran ke timur laut Suriah sejak Rabu, 9 Oktober 2019 dengan sandi " Operation Peace Spring". Namun tak lama setelah itu, mucul kecaman keras masyarakat internasional.

Negara-negara dan organisasi internasioal mempertimbangkan untuk mengambil langkah konkret terkait hal ini, termasuk kemungkinan memberikan sanksi kepada Turki sampai pasukannya ditarik kembali.

PBB, Uni Eropa, Liga Arab dan berbagai lembaga internasional lainnya menuntut Turki untuk segera menghentikan serangannya ke Suriah.

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker meminta Turki untuk segera menghentikan operasi militernya dan mendesak Ankara menahan diri. Dia mengingatkan bahwa Uni Eropa tidak akan mendanai "safe zone" buatan Turki di dalam Suriah.

"Kalau Turki memiliki rencana membuat sebuah "safe zone" sebagai bagian dari serangannya, jangan harap Uni Eropa akan memberikan sepeser pun," kata Juncker kepada anggota parlemen Uni Eropa di Brussel.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengecam keras serangan yang dilakukan Turki dan meminta Ankara segera menghentikan operasi militernya. Dia menuntut Turki mewujudkan kepentingan keamanan negaranya dengan cara damai.

"Turki membiarkan destabilisasi terus terjadi di wilayah itu yang berisiko terhadap bangkitnya Daesh (ISIS)," kata Maas di Berlin.

Menurutnya, serangan Turki tidak hanya akan menyebabkan krisis kemanusiaan tapi juga menimbulkan gelombang pengungsi baru.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian juga mengecam aksi Turki melalui akun twitternya, sementara mitranya dari Inggris Dominic Raab menyatakan "keprihatinan serius" atas serangan tersebut.

Dewan Keamanan PBB mengumumkan pertemuan darurat untuk membahas serangan Turki di Suriah. Presiden Dewan Keamanan PBB Jerry Matthews Matjila meminta Turki untuk melindungi rakyat sipil.

Sementara, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Turki menahan diri.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan invasi Turki ke Suriah timur laut melanggar batas dan kedaulatan negara Suriah.

"Tindakan Ankara merupakan invasi tanah negara Arab dan agresi terhadap kedaulatannya," kata   Aboul Gheit, 13 Oktober 2019.

Liga Arab mengecam Turki karena bertanggungjawab atas agresi yang bisa menyebabkan krisis kemanusiaan.

"Kami mengutuk agresi ini. Kami menyerukan Turki untuk segera dan sepenuhnya menghentikan semua aksi militer dan menarik pasukan, yang telah memasuki wilayah Suriah," kata Aboul Gheit dalam pidato pembukaan sesi sidang darurat Liga Arab.

Aboul Gheit menyatakan keprihatinan atas genosida Kurdi Suriah, yang tinggal di utara negara ini. Menurutnya, sekitar 300.000 orang berisiko menjadi pengungsi karena serangan Turki ke Suriah.

Menteri Luar Negeri Irak Mohamed Ali Alhakim juga mengecam serangan Turki dan meminta Liga Arab untuk memulihkan keanggotaan Suriah dalam organisasi ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow percaya bahwa pasukan yang dikerahkan secara tidak sah di Suriah harus meninggalkan negara Arab ini.

Sebelumnya, banyak politisi mengkritik keputusan Presiden Donald Trump menarik pasukan Amerika Serikat dari Suriah yang dinilai menyebabkan terjadinya invasi sehingga menguntungkan musuh AS seperti Rusia. (RA)