Unjuk Rasa Besar-besaran Warga Chile
Jutaan warga Chile berunjuk rasa di pusat Santiago untuk menuntut pemerintah menindaklanjuti ketidakadilan dan ketimpangan sosial di negara ini.
Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di ibu kota sembari mengibarkan bendera dan menyuarakan reformasi, Sabtu, 26 Oktober 2019.
Presiden Miguel Juan Sebastian Pinera mereaksi aksi para demonstran dan mengatakan bahwa pemerintah telah mendengar tuntutan masyarakat.
"Kami telah berubah. Pawai yang berlangsung dengan damai dan menjunjung keadilan menjadi harapan bagi masa depan," tulis Pinera di akun Twitternya.
Sehari sebelumnya, para politisi dan pejabat harus dikawal keluar dari gedung Kongres di kota Valparaiso setelah para aktivis anti-pemerintah memaksa untuk masuk.
Kepolisian Chile terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang berubah menjadi semakin anarkis.
Selain massa yang memenuhi jalanan dan melakukan demonstrasi, mobil-mobil dan truk juga ikut serta mengadakan aksi mogok di atas jalan tol.
Di sisi lain, para pengunjuk rasa juga turun ke jalan-jalan di kota-kota besar Chile. Sebagian mereka menyerukan pengunduran diri Pinera.
Unjuk rasa yang berakhir anarkis di Chile itu awalnya dipicu oleh kenaikan tarif metro yang kemudian ditangguhkan, namun demonstrasi ini berkembang menjadi keluhan yang lebih luas atas biaya hidup dan ketidaksetaraan.
Pada hari-hari berlangsungnya demonstrasi, penjarahan dan aksi pembakaran terjadi saat unjuk rasa. Setidaknya, 16 orang tewas sejak kerusuhan yang dimulai seminggu sebelumnya. Ratusan orang juga terluka dan lebih dari 7.000 lainnya ditahan.
Menanggapi situasi yang semakin tak menentu, militer Chile mengambil alih keamanan di Santiago, dan memberlakukan keadaan darurat dengan aturan jam malam. 20.000 polisi juga dikerahkan ke jalanan.
Chile merupakan salah satu negara terkaya di Amerika Latin namun menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat ketidaksetaraan yang tinggi.
Presiden Chile telah mengumumkan reformasi yang bertujuan untuk mengakhiri protes, termasuk meningkatkan pensiun dasar dan upah minimum. Namun gagal meredakan kerusuhan dan protes. (RA)