PBB Peringatkan Krisis Bolivia Berpotensi Keluar dari Kontrol
-
Michelle Bachelet
Komisaris Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Sabtu (16/11) memperingatkan pemerintah sementara Bolivia terkait potensi keluarnya kondisi negara ini dari kontrol.
IRIB melaporkan, Michelle Bachelet, seraya mengisyaratkan bentrokan antara aparat keamanan Bolivia dan pendukung Evo Morales, presiden yang mengundurkan diri dan berunjung pada tewasnya sekitar delapan demonstran menyatakan, kekerasan di Bolivia dapat keluar dari kontrol.
Morales hari Jumat setelah perilisan laporan terkait penumpasan demonstran oleh pemerintah sementara di akun twitternya menulis,"Para pemimpin kudeta melakukan pembantaian massal terhadap warga pribumi dan rakyat miskin yang menuntut demokrasi."
Pemerintah sementara Bolivia dibentuk Selasa lalu setelah pengunduran diri paksa Morales dari kekuasaan.
Morales Ahad lalu mengundurkan diri dari posisi presiden Bolivia untuk menerapkan keamanan dan stabilitas di negaranya.
Morales di pemilu presiden terbaru Bolivia berhasil mengalahkan rival pro Baratnya, Carlos Mesa. Meski demikian kubu oposisi menolak hasil pemilu dengan dalih terjadi kecurangan dan selama beberapa hari lalu mereka menggelar aksi demo serta kerusuhan di berbagai jalan di negara ini.
Morales hari Selasa menyusul adanya ancaman terhadap keselamatan jiwanya dan aksi kekerasan oleh para pengkudeta, meminta suaka ke Mexico.
Berbagai negara dunia termasuk Republik Islam Iran, Mexico dan Kuba mengecam kudeta di Bolivia dan mendukung presiden negara ini yang telah mengundurkan diri.
Setelah mengunduran diri Morales akibat kudeta senyap militer, Presiden AS Donald Trump mulai mengancam seluruh pemimpin dan pemerintah sayap kiri Amerika Latin dan berjanji menumbangkan mereka.
Kebijakan anti imperialis para pemimpin sayap kiri Amerika Latin termasuk Morales mendoring negara-negara berhaluan kiri kawasan ini mendapat tekanan dari Amerika Serikat. (MF)