Krisis Bolivia
Morales: AS Menentang Saya Kembali ke Bolivia
-
Evo Morales
Presiden Bolivia yang mengundurkan diri, Evo Morales Rabu (20/11) dalam jumpa pers di Mexico City mengatakan, Amerika tidak ingin Saya kembali ke Bolivia.
Seperti di laporkan IRNA, Evo Morales di jumpat pers tersebut juga meminta masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan pembantaian massal di negaranya.
Komisaris Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet hari Sabtu lalu seraya mengisyaratkan bentrokan antara pasukan keamanan Bolivia dengan pendukung Evo Morales yang menewaskan sedikitnya delapan orang menyatakan, kekerasan di Bolivia berpotensi keluar dari kontrol.
Morales Ahad lalu (10/11) mengundurkan diri dari posisi presiden Bolivia untuk menerapkan keamanan dan stabilitas di negaranya.
Morales dalam sebuah pidatonya seraya mengumumkan pengunduran diri, juga mengkritik kubu oposisi yang mengobarkan kerusuhan dan instabilitas di negara ini.
Morales di pemilu presiden terbaru Bolivia berhasil mengalahkan rival pro Baratnya, Carlos Mesa. Meski demikian kubu oposisi menolak hasil pemilu dengan dalih terjadi kecurangan dan selama beberapa hari lalu mereka menggelar aksi demo serta kerusuhan di berbagai jalan di negara ini.
Morales hari Selasa menyusul adanya ancaman terhadap keselamatan jiwanya dan aksi kekerasan oleh para pengkudeta, meminta suaka ke Mexico.
Berbagai negara dunia termasuk Republik Islam Iran, Mexico dan Kuba mengecam kudeta di Bolivia dan mendukung presiden negara ini yang telah mengundurkan diri.
Setelah pengunduran diri Morales akibat kudeta senyap, Presiden AS Donald Trump seraya mengancam para pemimpin dan pemerintah sayap kiri Amerika Latin, berjanji akan menumbangkan mereka.
Kebijakan anti kolonialisme dan imperialisme para pemimpin sayap kiri Amerika Latin termasuk Morales membuat negara-negara berhaluan kiri kawasan ini mendapat represi terang-terangan dan tersembunyi dari Amerika Serikat. (MF)