Di Kongres, Trump Akui Lanjutkan Kebijakan Permusuhan terhadap Iran
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di pidato tahunanya di DPR negara ini mengakui kebijakan terorisme ekonomi pemerintahannya dan berlanjutnya pendekatan permusuhan terhadap Republik Islam Iran.
Seperti dilaporkan IRNA, Donald Trump Selasa (04/02) sore di pidato tahunannya ketiga dan laporan kondisi umum negara ini kepada DPR seraya mengakui telah menginstruksikan terorisme ekonomi terhadap rakyat Iran dan mendukungnya serta tanpa mengindahkan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait komitmen Iran terhadap janjinya di JCPOA, ia meminta Tehran untuk tidak mengejar senjata nuklir.
Presiden AS di pidato ketiganya mengklaim, "Ekonomi Iran menunjukkan posisi lemah akibat sanksi AS dan Kami dapat membantu mereka dalam tempo singkat untuk memperbaiki ekonominya."
Pemerintah AS setelah keluar dari JCPOA pada 8 Mei 2018 kembali menerapkan saksi terhadap bangsa Iran dan juga menerapkan sanksi baru.
Trump mengatakan tujuan dari sanksi tersebut adalah menarik Iran ke meja perundingan untuk mencapai kesepakatan baru terkait isu nuklir, rudal dan aktivitas Tehran di kawasan.
Republik Islam Iran seraya menekankan bahwa AS dengan keluar dari JCPOA telah meninggalkan meja perundingan menjelaskan, Tehran tidak akan terlibat perundingan dengan Washington.
Di sisi lain, Trump berulang kali dicela para kritikus karena kegagalan kebijakannya terhadap Iran. (MF)