Karena Tak Jelas, Pelonggaran Lockdown di Inggris Dikritik
Inggris berencana melonggarkan Lockdown karena virus Corona, COVID-19. Pemerintah menerbitkan panduan melonggarkan lockdown setebal 50 halaman yang berjudul "Our Plan to Rebuild: The UK Government's COVID-19 Strategy".
Alih-alih panduan itu disambut dengan pujian, pemerintah Inggris justru dikritik pakar dan parlemen. Menurut mereka, panduan yang dikeluarkan pemerintah Inggris kurang jelas dan menimbulkan kebingungan.
"Yang dibutuhkan warga sekarang adalah kejelasan dan kepastian. Namun, saat ini, keduanya sama-sama tidak ada," kata anggota Partai Buruh, Keir Starmer, dalam rapat dengar pendapat di gedung parlemen Inggris pekan lalu.
Dalam panduan yang diterbitkan, tercantum aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika lockdown dilonggarkan. Beberapa di antaranya adalah tahapan membuka bisnis, imbauan untuk tidak naik transportasi umum, perlunya memakai masker, dan aturan karantina untuk pendatang.
Namun, bagi beberapa orang yang telah menerima panduan itu, penjelasan yang diberikan kurang detil. Misalnya, untuk pelaku bisnis, apa yang harus mereka lakukan untuk menjaga keselamatan karyawannya.
Aturan untuk transportasi umum pun dirasa kurang jelas. Misalnya, operator transportasi diminta untuk membatasi jumlah penumpang untuk memastikan jarak fisik tetap terjaga. Namun, kata Starmer, bagaimana hal itu akan dilakukan dan bagaimana warga akan diimbau tidak terpapar jelas di panduan.
Kepala Serikat Dagang, Len McCluskey, juga bertanya-tanya dengan panduan yang diberikan. Salah satunya soal penggunaan masker. Panduan tersebut meminta publik membuat masker mereka sendiri untuk mencegah penularan virus Corona. Namun, kata McCluskey, selama ini pemerintah bersikeras masker tidak dibutuhkan. Dia mengatakan, jutaan orang Inggris akan dibuat sangat kebingungan.
Karena bingung dengan panduan yang diberikan pemerintah, kepala pemerintahan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara memutuskan untuk bertahan dengan aturan yang lama: tetap di rumah.
Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, satu-satunya perubahan yang dibuat hanyalah memperbolehkan orang-orang berolahraga lebih lama di luar.
Merespon hal itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjanji akan mengeluarkan panduan dan aturan yang lebih detil. Terutama untuk pemilik usaha dan operator transportasi publik.
"Kami konsisten dengan apa yang telah kami sampaikan selama ini. Sebelumnya, kami menyarankan warga untuk tinggal di rumah jika memungkinkan dan baru pergi bekerja jika mendesak. Apa yang berbeda sekarang hanyalah penegasan terhadap aturan itu," jelas Johnson.
Virus Corona telah menyebar ke berbagai negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Minggu pagi, 17 Mei 2020 telah mencapai 311.940 orang.
Lebih dari 4.646.134 orang terinfeksi COVID-19 dan 1.694.830 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Hingga tanggal 17 Mei 2020, Inggris berada di urutan ketiga terkait dengan kasus Corona, di mana 241.461 warga negara ini tertular dan 34.546 meninggal dunia. (RA)