Menelisik Berlanjutnya Ketegangan Turki dengan Arab Saudi
(last modified Mon, 23 Nov 2020 11:11:26 GMT )
Nov 23, 2020 18:11 Asia/Jakarta
  • Mohammed bin Salman dan Recep Tayyip Erdgoan
    Mohammed bin Salman dan Recep Tayyip Erdgoan

Dengan saling tuduh, ketegangan Turki selama bertahun-tahun dengan Kerajaan Arab Saudi mengambil dimensi yang semakin meluas setiap harinya.

Sekaitan dengan hal ini, dalam sebuah langkah baru-baru ini, surat kabar Yeni Safak yang berbasis di Ankara, media resmi Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki, menulis judul "Bin Salman Pembunuh dan Algojo" untuk meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Berita utama tersebut dilaporkan secara luas di lingkaran politik dan media Saudi, dan mengingat reaksi negatif pemerintah Riyadh terhadap tindakan pemerintah Ankara, tindakan semacam itu dapat mendorong hubungan antara kedua negara ke ambang krisis.

Recep Tayyip Erdogan dan Raja Salman

Meskipun media yang berafiliasi dengan rezim Saudi belum bereaksi tajam terhadap tuduhan media resmi partai Turki yang berkuasa, tapi pengalaman beberapa tahun terakhir telah membuktikan fakta bahwa pejabat pemerintah Riyadh pada dasarnya "berhati-hati" dengan tuduhan ini. Secara khusus, dalam konteks saat ini, masalah normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, serta KTT G20 di Riyadh, telah membayangi sensifitas di bidang ini lebih dari sebelumnya.

Selain tu, pembicaraan telepon Raja Salman dari Arab Saudi baru-baru ini dengan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki yang dikatakan telah membicarakan penguatan hubungan bilateral, pada kenyataannya, menunjukkan sikap mundur Riyadh terkait hubungan dengan Ankara. Faktanya, ketika hubungan Ankara-Riyadh menjadi lebih kritis, media Turki terus melancarkan serangan sengit terhadap Kerajaan Arab Saudi. Sebaliknya, media-media Riyadh justru lebih memilih diam dan mundur dalam menghadapi kenyataan ini.

Sekalipun demikian, Kepala Kamar Dagang Saudi, Ajlan al-Ajlan, meledakkan bom besar dengan menuntut pemboikotan barang-barang Turki. Al-Ajlan mentwitt, "Boikot segala sesuatu yang berhubungan dengan Turki, baik impor, investasi atau pariwisata. Adalah tanggung jawab setiap pengusaha dan konsumen Saudi sebagai tanggapan atas permusuhan terus menerus pemerintah Turki terhadap para pemimpin kami."

Al-Ajlan menyebut permusuhan Turki terhadap pejabat tinggi dan warga Saudi sebagai alasan embargo barang-barang Turki. Namun, para pejabat Riyadh mengatakan bahwa kepala Kamar Dagang Saudi adalah pejabat non-pemerintah di negara tersebut, dan pemerintah Riyadh menolak sikap al-Ajlan, dalam menjawab pertanyaan Reuters. "Kami berkomitmen untuk perdagangan dan investasi internasional serta perjanjian perdagangan bebas," kata kantor media rezim Saudi.

Dalam hal ini, pakar politik Turki Firas Ogllu mengatakan tentang kemungkinan terjadinya krisis politik antara kedua negara akibat tindakan baru-baru ini dari Kamar Dagang Saudi. Menurutnya, "Saya percaya bahwa ini hanya krisis terbatas dalam kerangka yang pasti, karena Arab Saudi memiliki keseimbangan penting, termasuk Turki, dan apa yang terjadi akan tetap dalam konteks ekonomi dan media."

Bagaimana pun juga, dalam situasi saat ini, tampaknya para pemimpin Saudi, untuk menaikkan level pertemuan melalui kehadiran para pemimpin dunia pada KTT G20, mencoba sampai batas tertentu menekan efek dan refleksi dari serangan dan protes oposisi Saudi di dalam dan di luar negeri, yang menuduh penguasa Riyadh melakukan pelanggaran luas hak asasi manusia dan hak perempuan.

Jamal Khashoggi dan Mohammed bin Salman

Hubungan Turki-Saudi telah memburuk ke level terendah sejak pembunuhan kritikus rezim Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada 2018 dan tuduhan oleh para pemimpin Ankara dari rekan-rekan Saudi mereka. Menanggapi tuduhan pejabat Turki, Arab Saudi berulang kali menggunakan peringatan tentang bepergian ke Turki dan mencoba memerangi pariwisata di Turki.

Secara keseluruhan, hubungan Turki-Arab Saudi memburuk dengan tajam karena tuduhan dan ancaman media bersama dari pejabat Ankara-Riyadh. Pada saat yang sama, tampaknya tidak mungkin hubungan Turki dengan Arab Saudi akan membaik dengan tren saat ini. Sedangkan embargo barang Turki oleh Arab Saudi bisa memberikan pukulan telak bagi perekonomian negara Turki.

Tags