Motif AS Pindahkan Teroris dari Asia Barat ke Asia Tengah
Pejabat pemerintah dan keamanan Asia Tengah mengkhawatirkan langkah AS memindahkan teroris dari Suriah dan Irak ke Afghanistan, kemudian ditransfer ke kawasan tersebut.
Terkait hal ini, Anatoly Sidorov, Komandan Staf Gabungan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif kembali mengingatkan ancaman masuknya milisi teroris dari Afghanistan ke Asia Tengah. Gelombang ancaman terorisme ini bersamaan dengan meningkatnya perdagangan narkotika dari Afghanistan ke negara-negara kawasan itu.
Upaya AS untuk menyulut instabilitas di Asia Tengah terjadi dalam situasi ketika pangaruh dominan Washington semakin memudar. Oleh karena itu, perpindahan teroris dari Suriah dan Irak, bahkan belahan dunia lainnya ke kawasan Asia Tengah oleh Amerika Serikat sebagai upayanya untuk menekan Rusia dan negara-negara independen lainnya yang menentang kebijakan AS di kawasan tersebut, khususnya Iran dan Cina.
Pada saat yang sama, tampaknya isu pemindahan sisa-sisa kelompok teroris, terutama Daesh yang kalah dari Asia Barat ke kawasan lain, terutama Asia Tengah ditujukan untuk mengganggu keseimbangan dan konsentrasi Iran dan Rusia dari kawasan Asia Barat. Dengan kata lain, langkah tersebut merupakan siasat Amerika Serikat untuk menjauhkan Tehran dan Moskow dari Asia Barat, khususnya Suriah.
Di sisi lain, pemindahan anggota kelompok teroris Daesh ke Asia Tengah menguntungkan tidak hanya Amerika Serikat dan rezim Zionis, tapi juga Arab Saudi.
Itulah sebabnya, Amerika Serikat, rezim Zionis dan Arab Saudi cenderung berusaha membuat Iran dan Rusia sibuk di Asia Tengah demi mengalihkan perhatiannya dari Suriah. Apalagi Iran dan Rusia sangat sensitif terhadap kawasan Asia Tengah dalam masalah keamanan.
Tampaknya, inilah sebabnya mengapa para diplomat AS yang berbasis di Asia Tengah menawarkan bantuan dana kepada pemerintah Asia Tengah sejak 2018 untuk memulangkan sisa-sisa kelompok teroris Daesh yang merupakan warga negara Asia Tengah, khususnya Tajikistan dan Uzbekistan.
Selama tiga tahun terakhir, kebijakan AS ini secara resmi dipromosikan di negara-negara Asia Tengah. Sementara itu, pemerintah AS diam-diam menjalankan semua kebijakan hegemoniknya demi memusatkan perhatian Iran dan Rusia di kawasan ini dari masalah Asia Barat demi mencapai tujuannya di Suriah selangkah demi selangkah.
Mantan Kepala Intelijen Kementerian Pertahanan Kyrgyzstan Malik Juma Golov, seorang ahli militer terkemuka di Asia Tengah mengatakan, "Barat berusaha untuk mengguncang Asia Tengah, dan Afghanistan tetap menjadi titik paling kritis di dekat perbatasan kawasan itu. Amerika Serikat berusaha menutupi ancaman di Asia Tengah dengan mendukung dan membiayai pemindahan milisi dari Asia Barat ke Afghanistan."
Melihat fakta-fakta ini, tampaknya Amerika Serikat mengambil setiap langkah untuk menghindari pengucilannya dari kawasan Asia Tengah. Contoh lain dari bagian upaya AS ini dengan mengucurkan sejumlah dana ke media lokal di Uzbekistan untuk mendukung langkahnya tersebut.
Sejatinya, kebijakan AS saat ini berusaha semaksimal mungkin untuk melanjutkan pengaruhnya di Asia Tengah yang semakin memudar. Pemindahan anggota kelompok teroris Daesh ke Asia Tengah dan bermain-main dengan media di kawasan ini sebagai upaya terbaru negara adidaya ini dengan tujuan untuk tetap berada di kawasan tersebut.(PH)