Republik Semakin Intensif Menolak Rencana Ekonomi dan Sosial Biden
(last modified Fri, 30 Apr 2021 01:16:58 GMT )
Apr 30, 2021 08:16 Asia/Jakarta
  • Presiden Amerika Serikat Joe Biden
    Presiden Amerika Serikat Joe Biden

Dalam pidato pertamanya pada hari Kamis (29/04/2021) pada sesi gabungan DPR dan Senat di Kongres, Presiden AS Joe Biden menguraikan proposal komprehensif untuk menciptakan lapangan kerja, pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Dalam pidatonya yang menandai hari ke-100 masa jabatannya, Biden mencoba menampilkan citra positif dari rencananya yang bernilai sekitar $ 4 triliun.

Biden berusaha menarik perhatian publik pada dua rangkaian yang sangat besar; rencana tenaga kerja dan rencana keluarga. Kedua rencana ini, jika akhirnya disetujui oleh Kongres, akan mencakup reformasi paling komprehensif dalam sistem jaminan sosial sejak 1960-an.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden

Gedung Putih telah mengumumkan bahwa pendanaan untuk kedua proyek tersebut akan "sepenuhnya" didanai dengan menaikkan pajak pada bagian masyarakat terkaya dan perusaahaan-perusahaan besar.

Rencana Keluarga Amerika menelan biaya $ 1,8 triliun. Demokrat berharap bantuan itu menjadi program permanen.

Biden juga memuji rencana ketenagakerjaan AS senilai $ 2,3 triliun, yang dipandang sebagai rencana untuk memodernisasi infrastruktur AS, mempromosikan energi bersih, dan mengatasi ketidaksetaraan rasial.

Pasar saham bereaksi negatif terhadap rencana Biden, dan minggu lalu rilis laporan tentang rencana pemerintah untuk menaikkan pajak keuntungan modal (capital gain) menyebabkan pasar-pasar saham runtuh.

Biden juga menandatangani bailout $ 1,9 triliun AS bulan lalu untuk mengatasi konsekuensi ekonomi dari epidemi Corona. Secara total, dia berencana menghabiskan sekitar $ 6 triliun untuk menghidupkan kembali ekonomi dan masyarakat AS.

Terlepas dari janji Biden tentang efek positif dari dua rencana tersebut terhadap ekonomi dan masyarakat Amerika, tetapi ada penentangan keras dari Partai Republik. Namun mengingat bahwa Partai Demokrat sekarang memiliki kendali atas DPR dan Senat, sekalipun tidak besara, partai tersebut akan dapat mengesahkan RUU Biden tanpa bantuan dari Partai Republik.

Beberapa senator AS, mengingatkan pernyataan Biden tentang penyatuan semua kelompok dan partai di bawah bendera Amerika Serikat, mengklaim bahwa tindakan Biden berlawanan arah dengan ucapannya sendiri.

Senator Mitch McConnell, pemimpin Senat Republik mengatakan, "Presiden Biden dulunya adalah seorang moderat selama kampanye pemilu, tetapi sulit untuk menunjukkan tindakan apapun sejauh ini yang menunjukkan tanda-tanda moderasi."

Beberapa anggota kongres percaya Biden adalah presiden paling radikal di Amerika Serikat. Partai Republik meminta pengesahan RUU Biden, seperti melawan efek Corona di Kongres tanpa suara dukungan dari mereka sebagai alasan dalam hal ini.

Anggota parlemen dari kubu Republik mengklaimbahwa  rencana besar Biden hanya membuang-buang uang karena Amerika Serikat tidak perlu lagi menambah utangnya.

Sumber utama pendanaan untuk dua proyek senilai $ 4 triliun, serta dampak Corona adalah menaikkan pajak orang-orang kaya dan -perusahaan-perusahaan besar, yang menurut Partai Republik akan secara efektif mengurangi investasi mereka bagi perekonomia AS yang berujung pada pengurangan lapangan kerja.

Mantan Presiden Amerika Serikat Donal Trump

Alasan mantan Presiden AS Trump untuk pemotongan pajak pada orang kaya dan perusahaan besar adalah bahwa alih-alih membayar pajak, mereka justru akan menyuntikkan sumber daya keuangan ke dalam ekonomi AS, dan meningkatkan lapangan kerja.

Motivasi utama Partai Republik untuk mengekspresikan penentangan mereka tampaknya lebih banyak perlawanan politik di Kongres melawan Demokrat dan menunjukkan bahwa meskipun minoritas mereka di kedua majelis Kongres AS, mereka memiliki kekuatan dan dukungan untuk mencegah berbagai rencana Presiden Demokrat Amerika Serikat.

Tags