Konfrontasi Militer Rusia-Inggris, Eskalasi Tekanan NATO atas Moskow
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada hari Kamis (24/06/2021) memperingatkan kapal perang NATO yang kembali masuk ke perairan Rusia secara ilegal.
Menurut Ryabkov, "Perbatasan Rusia tidak dapat diganggu gugat dan akan dilindungi dengan cara apapun, diplomatik, politik atau militer."
Diplomat Rusia ini menambahkan bahwa Inggris harus mengubah nama kapal perusaknya dari Defender yang berarti "Pembela" menjadi "Penyerang" dan bahwa "mereka yang ingin menguji kekuatan kita akan mengambil risiko besar."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga menggambarkan kedatangan kapal perusak HMS Defender di perairan Krimea sebagai langkah yang direncanakan dan provokatif.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Kamis (24/6) memanggil duta besar Inggris dan memperingatkan bahwa jika angkatan laut Inggris melanjutkan tindakan provokatif di lepas pantai Krimea, Rusia akan mengebom kapal-kapal Inggris yang berada di Laut Hitam.
Sebaliknya, pusat informasi kementerian pertahanan Inggris dalam dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa sebuah pesawat Rusia melepaskan tembakan peringatan ke kapal perangnya setelah melanggar perairan teritorial Rusia di Laut Hitam. Kemenhan Inggris mengklaim bahwa kapal Angkatan Laut Kerajaan berada di jalur yang aman sesuai dengan hukum internasional di perairan teritorial Ukraina.
Tepat sebelum tengah hari pada hari Rabu (23/6), sebuah kapal patroli pantai Rusia menembaki kapal perusak Inggris Defender karena melanggar wilayah perairan Rusia di dekat Tanjung Fiolent di Laut Hitam. Sebuah jet tempur Sukhoi 24 Rusia juga melepaskan tembakan peringatan ke kapal perusak itu dan mengebom lintasannya.
Ini adalah pertama kalinya dalam periode pasca-Perang Dingin bahwa bentrokan yang begitu dekat dan berbahaya telah terjadi antara angkatan laut Rusia dan anggota kunci NATO, Inggris, di perairan yang dianggap Rusia miliknya. Menariknya, London mengklaim tidak melakukan tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Kamis (24/6) membela langkah kapal perusak itu yang melanggar wilayah perairan Rusia.
"Saya pikir menggunakan perairan internasional adalah hal yang benar untuk dilakukan. Yang penting adalah kita tidak mengakui pencaplokan Krimea ke Rusia. Ini adalah perairan Ukraina, dan cukup tepat menggunakannya untuk menyeberang dari titik A ke titik B," klaim Johnson.
"NATO dan Rusia tahu bahwa jika terjadi perang Eropa, itu akan sama menghancurkannya dengan dua perang dunia sebelumnya. Oleh karena itu, kedua pihak tidak punya keinginan bertarung secara langsung, dan sebagai gantinya mereka mempertimbangkan untuk menggunakan taktik politik dan militer jangka pendek dan menengah," kata Morteza Khansari, pakar hubungan internasional.
Sejatinya, Perdana Menteri Inggris telah mengakui dua masalah dalam pernyataannya.
Pertama, langkah kapal perang Inggris tersebut merupakan langkah yang disengaja dan provokatif. PM Inggris juga menyadari masuknya kapal tersebut ke perairan milik Rusia di sekitar Semenanjung Krimea, dengan tujuan untuk menyangkal dan menantang klaim Moskow terkait kedaulatan atas wilayah tersebut, termasuk perairan di sekitarnya.
Kedua, tindakan ini berarti penolakan klaim Moskow tentang Krimea dan Sevastopol oleh London dan sejalan dengan posisi Barat yang selaras dengan tidak mengakui fakta ini, yang telah diulang berkali-kali oleh para pemimpin Eropa dan Amerika.
Pada hakikatnya, langkah London ini merupakan tanda dukungan berkelanjutan Barat untuk klaim Ukraina atas semenanjung Krimea dan Sevastopol dan kebutuhan untuk mengembalikan mereka ke Kiev. Beberapa analis bahkan mengklaim bahwa langkah kapal perusak Inggris itu sebenarnya merupakan latihan dalam kemungkinan operasi militer NATO untuk menduduki Krimea dan bergabung kembali dengan Ukraina.
Sekalipun demikian, pergerakan kapal Inggris di perairan yang dianggap Rusia sebagai miliknya sendiri merupakan langkah yang sangat berbahaya dan sebagai tantangan bagi tekad Moskow untuk mempertahankan wilayah yang diklaimnya.
Tanggapan angkatan laut-udara Rusia dengan menembakkan dan menjatuhkan bom peringatan ke kapal perang Inggris menunjukkan bahwa Rusia benar-benar serius menanggapi provokasi NATO yang dalam beberapa bulan terakhir dengan meningkatkan kehadirannya di Eropa Timur, termasuk Laut Hitam, Laut Baltik, dan negara-negara di sekitar Rusia.
Pada saat yang sama, ini menunjukkan betapa seriusnya kemungkinan konflik militer antara pasukan Rusia dan Barat di Eropa Timur.
"NATO dan Rusia tahu bahwa jika terjadi perang Eropa, itu akan sama menghancurkannya dengan dua perang dunia sebelumnya. Oleh karena itu, kedua pihak tidak punya keinginan bertarung secara langsung, dan sebagai gantinya mereka mempertimbangkan untuk menggunakan taktik politik dan militer jangka pendek dan menengah," kata Morteza Khansari, pakar hubungan internasional.
Secara keseluruhan, ini adalah langkah yang sudah diperhitungkan matang dan sangat disengaja oleh kapal Inggris, dan mencerminkan pendekatan NATO untuk mengintensifkan tekanan pada Rusia.