Pertahanan Suci; Teladan Republik Islam di Jalan Kemajuan
(last modified Mon, 25 Sep 2023 13:14:03 GMT )
Sep 25, 2023 20:14 Asia/Jakarta
  • Prestasi dan capaian Iran setelah perang pertahanan suci
    Prestasi dan capaian Iran setelah perang pertahanan suci

Perang pertahanan suci telah berlalu sekitar 35 tahun, tapi pertahanan suci menjadi pelaung kemajuan dan mekanisme melawan ancaman musuh.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada 17 Agustus 2023 saat bertemu dengan para komandan dan staf Sepah Pasdaran (IRGC) seraya mengisyaratkan "negara melalui jalan setapak dan jalan sulit menuju puncak" menekankan, "Kita telah melintasi sebagian besar rute meskipun kemiringannya curam dan telah mendekati puncak, jadi hari ini bukanlah hari yang melelahkan dan putus asa, tetapi hari yang penuh kegembiraan, harapan dan gerakan, dan para pejabat negara harus bergerak dalam semangat ini."

Meskipun kemajuan revolusi Islam berhutang besar pada resistensi bangsa yang sadar dan revolusioner Iran, kepemimpinan Imam Khomeini ra dan Pemimpin Tertinggi yang arif dan bijaksana, upaya para pejuang Islam dan darah murni para pejuang Islam, namun salah satu faktor yang menjadi landasan gerakan kebanggaan ini adalah pertahanan suci. Perang habis-habisan yang dimulai oleh rezim Baath di Irak melawan sistem Republik Islam Iran memiliki tujuan yang luas, impian untuk menggulingkan sistem Republik Islam berada di puncak tujuan tersebut, namun bangsa Iran menolak dan fokus pada kapasitas dan kemampuan religius-patriotiknya.

Image Caption

Mereka tidak hanya mengalahkan musuh-musuhnya, tetapi mencapai prestasi unik seperti mengkonsolidasikan otoritas Republik Islam Iran, menjaga integritas wilayah, menjamin kemerdekaan negara, menciptakan kekuatan pertahanan pencegah yang efektif, membentuk dan memperluas front perlawanan Islam di kawasan, mengubah geometri kekuasaan menjadi keuntungan Islam Iran dan... Salah satu pencapaian terpenting dari pertahanan suci adalah pelembagaan "budaya perlawanan dan pengorbanan". Budaya perlawanan dan pengorbanan diri ini menjadi kapasitas dasar bangsa Islam Iran dalam mempertahankan nilai-nilai, menghadapi ancaman dan bergerak maju.

Budaya luhur perlawanan dan pengorbanan diri, yang meliputi kepercayaan diri,  kreativitas, inovasi dan inisiatif, pengembangan bakat, pengembangan keyakinan agama dan kebajikan moral, orientasi kewajiban, pemantapan persatuan dan kohesi nasional, dll dan memberikan kelanjutan revolusi Islam serta mampu menciptakan kekuatan bagi bangsa Iran dan masyarakat Islam lainnya.

Semua perkembangan Republik Islam Iran dalam 45 tahun terakhir adalah buah dari keyakinan bahwa "kita bisa", dan keyakinan bahwa kita bisa juga merupakan buah dari budaya perlawanan dan pengorbanan. Jika dalam politik luar negeri kita menyaksikan martabat dan kewibawaan Republik Islam Iran, perkembangan hubungan luar negeri, keanggotaan dalam organisasi dan perjanjian seperti SCO dan BRICS, jika di bidang rudal kita sekarang memiliki teknologi tercanggih dari rudal balistik hingga rudal hipersonik, jika berubah menjadi kekuatan drone di kawasan dan dunia dan kita termasuk di antara sepuluh negara teratas di dunia dalam bidang kedirgantaraan, nano, nuklir, kedokteran, dan ilmu pengetahuan fundamental lainnya. Maka akar dari kemajuan ini harus kita lihat dalam pertahanan suci dan keyakinan bahwa “kita bisa”.

Salah satu pencapaian pertahanan suci dan keyakinan bahwa “kita bisa” adalah bahwa saat ini, menurut para ahli internasional dan militer, kekuatan angkatan laut Republik Islam Iran bukan hanya pertama di Teluk Persia dan Laut Oman, bahkan mampu melakukan operasi jangka panjang dalam dimensi global dan internasional. Keberhasilan misi Armada ke-86 Angkatan Laut Strategis Republik Islam Iran menjadi bukti kekuatan tersebut.

Setelah operasi dan misi yang sukses di Laut Mediterania, Laut Merah dan Samudera Atlantik, AL militer Iran ini berhasil melakukan perjalanan keliling dunia dengan lebih dari 65.000 kilometer jalur laut dan setelah 8 bulan berlayar dalam aksi yang berani dan mengukir sejarah. Melewati jarak 35.000 mil laut, melintasi Selat Magellan, diplomasi aktif dengan langkah-langkah internasional yang efektif dan terkoordinasi, melaksanakan misi kelas dunia di lautan, mengembangkan dan mengamankan ruang lingkup misi strategis angkatan laut angkatan darat, melanggar tabu navigasi di lautan dalam dunia dengan menguji situasi dan kemampuan kapal-kapal yang diproduksi Republik Islam Iran dalam menghadapi gelombang tinggi dan ganas di samudera Hindia, Pasifik, dan Atlantik hanyalah sebagian dari kebanggaan kaum muda yang diraih dengan kepercayaan kita bisa dan mengandalkan kemampuan dalam negeri.

Rahbar terkait hal ini dalam pertemuan dengan para komandan AL militer dan staf Armada-86 beserta keluarganya, mengatakan, " Di antara kekuatan militer kita terdapat usaha yang besar, kemauan yang kuat, dan kepercayaan diri, dan gerakan ini mampu meningkatkan tingkat kemampuan militer kita, dan memperkuat gagasan bahwa kita bisa, yang menjadi landasan kemajuan. Ketika musuh melihat ini, dia terpaksa mengumpulkan tangan dan kakinya.”

Image Caption

Mengenai kendala-kendala yang menghambat kemajuan, harus diingat bahwa saat ini, setelah beberapa dekade perang yang dilancarkan Irak melawan Iran, kita menyaksikan kelanjutan perang dalam bentuk perang hibrida. Perbedaan mendasar antara perang saat ini dan pertahanan suci adalah bahwa pada saat itu adalah perang bercirikan sifat keras dan bermusuhan, namun saat ini perang tersebut merupakan perang gabungan dengan sifat lunak, semi-keras dan keras dalam bidang politik, ekonomi, psikologis, kognitif, dunia maya, dan dimensi lainnya yang dibentuk untuk melawan rakyat Iran. Jenis perang hibrida yang paling canggih dilaksanakan pada bulan September 2022 melawan bangsa Iran.

Rahbar terkait hal ini mengatakan, "Peristiwa terbaru adalah perang hibrida." Meski Republik Islam Iran berhasil melewati perang hibrida dan kerusuhan tahun lalu, tapi musuh masih melancarkan perang hibrida yang dibarengi dengan perang kognitif untuk menciptakan hambatan bagi kemajuan Iran. Inti dari perang kognitif adalah menciptakan rasa putus asa di tengah masyarakat, khususnya di antara pemuda dan remaja. Oleh karena itu, Rahbar menegaskan bahwa putus asa dilarang.

Pada dasarnya, salah satu alasan untuk mengumpulkan semua kapasitas operasional, psikologis dan propaganda musuh melawan Revolusi Islam dan bahkan mengungkap banyak aspek perang lunak dan pertempuran tersembunyi musuh dan mengubahnya menjadi perang terbuka (yang kita lihat selama ini dalam kerusuhan tahun lalu), adalah keputusasaan mereka terhadap kemajuan revolusi Islam dan kian dekatnya dengan puncak kemajuan.

Menjelaskan dan mengedepankan nilai-nilai pertahanan suci yang dipengaruhi oleh budaya perlawanan dan pengorbanan diri menjadi faktor utama dalam menghadapi ancaman dan tantangan yang dihadapi revolusi Islam. Upaya kerajaan media yang terorganisir dan terarah untuk menghancurkan dan mendistorsi kepercayaan dan nilai-nilai, dan lain-lain, yang telah dihadapkan pada bangsa Iran saat ini dengan upaya sekuat tenaga dari musuh-musuhnya, dapat dilawan dan dinetralisir dengan berpegang teguh pada budaya perlawanan dan pengorbanan.

Memanfaatkan pengalaman dan pencapaian pertahanan suci sebagai cagar budaya dan harta karun yang tiada habisnya secara ilmiah dan cerdas memiliki peran yang menentukan dalam memperkuat kemauan dan memperkuat harapan masa depan dalam perjalanan mencapai tujuan dan mencapai puncak.