Iran, 40 Tahun Pasca Revolusi Islam (4)
Pembahasan tentang kepercayaan diri dan kemerdekaan adalah salah satu slogan utama yang ditekankan Imam Khomeini pada awal Revolusi Islam. Sekarang, salah satu rapor paling cemerlang dari Republik Islam, adalah semangat revolusioner, keyakinan akan kemampuannya dan kepercayaan dirinya di hadapan musuh-musuhnya.
Namun konsep kepercayaan diri nasional bukanlah sesuatu yang baru memasuki literatur Revolusi Islam. Imam Khomeini, dalam kondisi bombardir pada masa-masa awal perang yang dipaksakan, dimana tidak sedikit pun bombardir, intimidasi dan agresi musuh tidak menimbulkan goncangan pada dalam pemikiran dan semangat beliau, berulang kali menegaskan cita-cita sejati bangsa dan menggarisbawahi tujuan dan visi besar Revolusi Islam.
Tidak diragukan lagi, kepercayaan diri nasional sangat berpengaruh efektif dalam melahirkan revolusi dan pada saat yang sama merupakan salah satu hasil dari Revolusi Islam.

Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran dalam hal ini menegaskan bahwa, "Intinya adalah bahwa agar kalian memperhatikan dua sisi yang telah saya tekankan berulangkali, pertama keyakinan pada Allah Swt bahwa ketika kalian ingin melakukan sesuatu demi Allah, maka Allah Swt akan membantu kalian... dan kedua adalah mengandalkan diri sendiri, percaya diri, kalian sendiri adalah para pemuda yang dapat melakukan banyak hal."
Imperialisme dunia yang dipimpin Amerika Serikat sejak awal telah mengerahkan segala upaya untuk menjatuhkan Republik Islam Iran. Karena kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan upaya menguasai bangsa Iran dan akan menentukan nasib bangsa Iran di jalur baru yang disertai kehormatan, independensi dan kemuliaan. Seorang penulis terkemuka Amerika Serikat, Noam Chomsky berpendapat bahwa permusuhan, makar dan penentangan Amerika Serikat serta negara-negara Barat terhadap Iran adalah karena independensi dan resistensi Iran terhadap imperialisme.
Chomsky mengatakan, "Selama Iran tetap independen dan tidak menyerah di hadapan imperialisme Amerika Serikat, permusuhan dan penentangan Amerika akan terus berlanjut, Republik Islam Iran menurut AS tidak dapat diterima karena tidak ingin mengobarkan independensinya."
Pada proses Revolusi Islam, rakyat Iran yang mengenal dengan baik esensinya dan mengesampingkan ketentuan dan perspektif dari barat, mendefinisikan prinsip dan nilai-nilainya dengan menggunakan visi-visi Islam dan ide terbaik, serta memperkenalkan ide dan definisi terbaik untuk masa depan umat manusia serta perdaban dunia.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayyid Ali Khamenei, menilai kokohnya kepercayaan diri nasional sebagai kriteria pada era Imam Khomeini, karena pada periode taghut, pihak-pihak asing telah merampas kebanggaan dan kehormatan nasional di Iran. Dan didiktekan bahwa Islam tidak akan membawa kekuatan kepercayaan diri bagi bangsa Iran, oleh karena itu tidak ada pilihan lain kecuali untuk mematuhi pola kapitalisme Barat atau Marxisme Timur.
Akan tetapi dengan Revolusi Iran yang dipimpin Imam Khomeini, terpulihkan semangat kebangkitan dan keberanian serta kepercayaan diri di Iran dan berbagai negara bahkan yang non-Muslim lainnya. Selain itu, Revolusi Islam juga meningkatkan kepercayaan diri umat Islam di dunia dan mengubah pandangan mereka dan dunia terhadap kekuatan adidaya serta kebenaran Islam.
Republik Islam Iran, dalam 40 tahun terakhir, tidak pernah menyerah di hadapan kekuatan adidaya Barat dan Timur dengan menunjukkan resistensi dan kemajuan. Pada masa kritis, dimana Amerika Serikat berdiri di hadapan Iran, Republik Islam lebih kokoh dibanding masa lalu dan siap menghadapi segala bentuk persekongkolan dari kekuatan arogan dunia.

Transformasi besar ini, ditambah dengan resistensi dan perlawanan menghadapi tekanan, menimbulkan perubahan serius dalam hubungan Iran dengan dunia luar, dan ini cukup membuat Washington dan sekutu-sekutunya terlibat dalam berbagai konspirasi guna melawan Republik Islam. Sebagaimana dijelaskan Rahbar, besarnya volume ancaman menggambarkan kekuatan Republik Islam, karena jika Iran tidak memiliki kekuatan dan pengaruh besar, pihak-pihak jahat tidak akan melancarkan permusuhan sebesar ini.
Rahbar pada pertemuan dengan para elit muda dan berbakat menekankan, "Saya sangat meyakini secara mendalam para elit dan para pejabat juga juga harus percaya bahwa kita memiliki elit muda yang dapat mengubah nasib negara."
Sebagaimana ditekankan Rahbar dalam menjelaskan tujuan besar pemerintahan Islam, dan mengatakan bahwa Republik Islam Iran harus menjadi negara yang maju, kuat, mulia, memiliki visi baru, terhormat bermartabat, penuh spiritualitas dan iman, dan menjadi pengibar panji peradaban islam baru.
Sekarang, Revolusi Islam Iran telah memasuki tahun ke-40 dari usianya, dan revolusi ini tetap memiliki berbagai daya tarik bagi negara-negara yang ingin bangkit dan menuntut kemerdekaan serta kehormatannya. Saat ini, konsep "kepercayaan diri" dan "kembali pada diri sendiri", yang pada tahun-tahun awal Revolusi Islam oleh para pemimpin dan tokoh revolusi disebut dengan "kepercayaan diri nasional" sebagai salah satu prinsip atau karakteristik budaya rakyat Iran, bukan hanya semata visi dan tujuan ideal yang tidak dapat dicapai, namun dapat terlihat pada semua aspek bangsa Iran.
Revolusi Islam 40 tahun lalu, sebagai revolusi spiritual dan visi yang bersandarkan pada pondasinya dan menghadirkan konsep baru bagi kehidupan manusia, telah menjadi landasan untuk pembentukan seluruh elemen "kepercayaan diri nasional." Penekanan Rahbar pada isu melindungi kepercayaan diri nasional dan konsolidasi akar budaya menunjukkan diawalinya sebuah tahap baru dalam pertumbuhan Revolusi Islam.
Kemajuan di berbagai bidang sains, seperti teknologi nuklir dan terisolasinya musuh di semua bidang politik, ekonomi, merupakan hasil dari kepercayaan diri nasional, namun capaian tersebut tidak terbatas di kancah nasional. Penghinaan terhadap kekuatan arogan, peningkatan kehormatan bangsa Iran di dunia, pemberian identitas dan kepribadian kepada Muslim dan keyakinan dunia Islam, serta munculnya Iran sebagai teladan bagi semua bangsa di dunia dapat dilihat sebagai dampak kepercayaan diri nasional Iran di kancah internasional dan regional.
Rahbar menyebut kemandirian dan keyakinan bangsa sebagai prinsip penting Revolusi Islam Iran yang harus diwujudkan dalam bentuk kinerja aktif pemerintah. Ayatullah Khamenei mengungkapkan selama empat dekade pemerintah silih berganti berupaya menjaga keamanan dan stabilitas nasional serta terus membangun demi kemajuan bangsa dan negara.

Rahbar menilai kinerja pemerintah di bidang keamanan nasional, ilmu pengetahuan dan infrastruktur seperti: sarana transportasi, bendungan, pembangkit listrik dan pelabuhan serta bandara, ekspor minyak serta produk domestik bruto, menunjukkan angka yang memuaskan. Tapi musuh senantiasa menyelewengkan realitas ini untuk melemahkan dukungan rakyat Iran terhadap Republik Islam.
Ayatullah Khamenei menekankan urgensi pemanfaatan potensi sumber daya manusia dan alam yang melimpah, terutama kapasitas besar para pemuda terpelajar Iran yang harus dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan nasional.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyerukan pemanfaatan "bonus geografis" dan sumber daya alam bernilai, demi kemajuan bangsa dan negara. Menurut Rahbar, jika potensi sumber daya alam yang besar ini dikelola dengan melibatkan para pemuda inovatif, yang bekerja sama dengan para manajer pekerja keras dan aktif, maka perekonomian Iran akan melesat masuk jajaran 12 ekonomi terbesar di dunia.
Beliau menilai faktor penyebab tidak optimalnya pemanfaatkan semua potensi besar sumber daya manusia dan alam ini, karena kurangnya kepercayaan sebagian pemangku kepentingan di berbagai pemerintahan selama ini terhadap potensi dalam negeri.