Teror Mohsen Fakhrizadeh, Ilmuwan Nuklir Iran
Nov 29, 2020 16:53 Asia/Jakarta
Hari Jumat (27/11/2020), saat itu waktu sudah lewat dari pukul 14 di kota Absard, Damavand, salah satu kota di sekitar Tehran, suara ledakan besar terdengar, disusul berondongan peluru. Sebuah mobil menjadi sasaran hujan peluru itu.
Mobil tersebut ditumpangi Dr. Mohsen Fakhrizadeh, Kepala Organisasi Riset dan Inovasi, Kementerian Pertahanan Iran, sekaligus ilmuwan terkemuka negara ini. Dalam teror itu, empat peluru bersarang di tubuh Dr. Fakhrizadeh, dan ia dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Ilmuwan besar Iran yang menjadi incaran musuh nomor wahid ini akhirnya gugur syahid.
Mohsen Fakhrizadeh Mahabad lahir pada tahun 1957, ia adalah deputi menteri, dan salah satu tokoh berpengaruh dalam teknologi rudal Iran. Nama Fakhrizadeh bersama empat warga Iran lain, masuk daftar 500 orang paling berpengaruh dunia versi media Amerika Serikat, Foreign Policy.
Fakhrizadeh memainkan peran kunci namun tidak tampak oleh publik, dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan Iran, dan infrastruktur teknologi. Pasca kesyahidannya, baru terungkap bahwa proyek-proyek terpenting yang digarap oleh Fakhrizadeh, dan timnya membuahkan hasil, di antaranya proyek produksi kit tes Virus Corona buatan Iran, yang dimulai Maret 2020 di lembaga yang dipimpinnya.
Selain itu, nama Fakhrizadeh sebagai ilmuwan senior Kementerian Pertahanan Iran, sekaligus mantan kepala Pusat Riset Fisika, PHRC, pada 24 Maret 2007 masuk daftar sanksi Dewan Keamanan PBB.
Orang-orang Amerika menyebut Mohsen Fakhrizadeh sebagai “kotak rahasia” yang selalu memainkan peran di balik layar namun berpengaruh, dalam menentukan sikap Iran di setiap perundingan. Menurut keterangan Badan Energi Atom Internasional, IAEA, selama tidak melakukan dialog langsung dengan Fakhrizadeh, IAEA tidak bisa berkomentar soal seberapa besar level Iran dalam menguasai teknologi nuklir.
Surat kabar rezim Zionis Israel, Jerusalem Post, beberapa tahun lalu mempublikasikan laporan tentang biodata Dr. Mohsen Fakhrizadeh yang dibuat tim investigasi IAEA pada tahun 2003, dan sekitar Maret 2018, sumber Israel mengumumkan, dinas intelijen pusat rezim ini, Mossad, berusaha meneror salah satu ilmuwan nuklir Iran, namun gagal.
Pada akhirnya media-media Israel minggu ini mengabarkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara implisit mengonfirmasi keterlibatan Israel dalam teror ilmuwan nuklir Iran, Dr. Mohsen Fakhrizadeh. Netanyahu mengatakan, minggu ini saya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa saya katakan, tapi kawasan sudah masuk fase yang penuh ketegangan. Fakhrizadeh adalah satu-satunya ilmuwan Iran yang disebut terang-terangan oleh Netanyahu dalam sebuah acara.
Teror yang merupakan salah satu bentuk pembunuhan dengan tujuan politik atau keyakinan, adalah nama yang kerap didengar oleh Republik Islam Iran. Iran dengan lebih dari 17.000 korban teror adalah bukti hidup dari aksi mengerikan di balik layar para pengklaim pembela hak asasi manusia sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran sampai sekarang.
Oleh karena itu, Iran selama bertahun-tahun pasca revolusi, yaitu sekira 40 tahun lalu, menjadi salah satu negara terbesar korban terorisme, dengan kata lain, korban terorisme terbesar di dunia. Teror ilmuwan nuklir Iran, merupakan salah satu cara baru aksi kubu arogan dunia di Iran.
Rangkaian teror ini pertama kali dilakukan terhadap Dr. Masoud Alimohammadi, dosen fisika terkemuka Iran oleh Majid Jamali Fashi, yang berafiliasi ke dinas intelijen Israel, Mossad, pada 12 Januari 2010 di Jalan Gheytarieh, dekat Tehran, tepat di depan rumahnya.
Disusul dua tahun kemudian dengan teror Dr. Majid Shahriari, dan Fereydoun Abbasi, pada 29 November 2010, dan dilanjutkan dengan teror Mostafa Ahmadi Roushan, pada 11 Januari 2012. Saat ini aksi teror terhadap ilmuwan masih terus berlangsung, dan yang terbaru adalah teror sadis para pengklaim pembela HAM terhadap Dr. Mohsen Fakhrizadeh.
Tidak diragukan bahwa salah satu tujuan teror terhadap ilmuwan besar Iran ini adalah upaya membendung kemajuan ilmu pengetahuan di negara ini, namun bisa dipastikan mereka tidak akan berhasil meraih tujuannya. Pasalnya, ilmu pengetahuan mustahil untuk dihapus, dan para ilmuwan selama bertahun-tahun bekerja keras, dan menyimpan serta mewariskan hasil kerjanya kepada murid-murid mereka.
Teror Syahid Mohsen Fakhrizadeh telah mengungkap sebuah kenyataan bagi semua orang, dan itu adalah Republik Islam Iran dalam mencapai puncak kemajuannya, memiliki tekad serius. Sebagaimana kesyahidan ilmuwan nuklir Iran lain tidak mampu menghentikan gerakan ilmu pengetahuan negara ini, darah Syahid Fakhrizadeh juga semakin menumbuhkan ilmu pengetahuan Iran.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Mayjend Mohammad Bagheri mengatakan, teror terhadap seorang pemimpin handal, dan kompeten ini, meski pahit, dan pukulan berat terhadap lembaga pertahanan nasional, namun musuh-musuh dungu harus tahu, jalan yang telah dibuka oleh orang-orang semacam Syahid Fakhrizadeh, sampai kapanpun tidak akan pernah terputus.
Menengok sekilas kemajuan nuklir Iran dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa selama waktu ini, pertumbuhan dan perkembangan teknologi nuklir Iran mengalami peningkatan. Dalam rentang waktu ini, Iran masuk jajaran sejumlah kecil negara dunia pemilik teknologi nuklir.
Para ilmuwan Iran telah membuktikan bahwa orang Iran mampu mengambil langkah besar di bidang ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan kemampuannya sendiri, dan melakukan pribumisasi teknologi nuklir serta siap mentransfer teknologi damai ini ke negara-negara independen di seluruh dunia.
Melihat secara umum keberhasilan Iran di berbagai bidang nuklir seperti reaktor nuklir pembangkit tenaga, produksi bahan bakar nuklir, sinar Gama, pengayaan uranium, pembangkit listrik tenaga atom, dan riset, pembuatan sentrifugal baru, dan canggih, upaya mengatasi serangan hama, kegunaan nuklir di bidang medis seperti radioisotop, dan radiofarmasi, kegunaan lain teknologi nuklir di bidang pertanian, dan kedokteran, merupakan hasil kerja keras para ilmuwan Iran, dan kesabaran rakyatnya, serta bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar.
Seluruh sanksi keji terhadap rakyat Iran, tidak mampu membendung kemajuan ini, dan Iran tetap melanjutkan kemajuannya. Rahbar dalam pesannya terkait kesyahidan Dr. Mohsen Fakhrizadeh menegaskan, dua masalah penting yang harus diperhatikan semua pejabat pemerintah Iran, pertama, mengusut aksi kejahatan ini, dan menghukum tegas para pelaku serta orang yang memerintahkannya, kedua, melanjutkan kerja keras di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di semua bidang yang ditekuni oleh Syahid Fakhrizadeh.
Rezim Zionis Israel, dan para pendukungnya terutama Amerika, mengira bisa menghentikan pembangunan, dan kemajuan Iran, dengan mencegah negara ini memiliki ilmuwan. James Risen, jurnalis terkemuka Amerika mengatakan, dinas intelijen Amerika, CIA, dan Mossad bekerjasama merancang sebuah operasi destruktif terhadap kemajuan nuklir Iran. Istilah “menghapus ilmuwan” Iran masuk agenda kerja pemerintah Amerika, berkat usulan para pakar intelijen negara ini.
Sehubungan dengan hal ini, salah seorang analis di Stratford, sebuah perusahaan informasi swasta Amerika yang dekat dengan Gedung Putih, dalam analisanya terkait teror ilmuwan nuklir Iran mengatakan, strategi kami adalah menghilangkan tokoh-tokoh penting Iran di bidang ilmu pengetahuan.
Amerika, dan Israel serta para pendukungnya, selalu berusaha menggambarkan teknologi nukir Iran sebagai ancaman serius bagi keamanan dunia. Akan tetapi kenyatannya mereka menganggap Republik Islam Iran sebagai penghambat urama kepentingan, dan rencana ekspanisonis mereka di Timur Tengah, dan Teluk Persia.
Mereka berusaha menyingkirkan benteng perlawanan ini jika memungkinkan. Sehubungan dengan ini, Senator Amerika dari Partai Demokrat, Chris Murphy di akun Twitternya menulis, jika tujuan asli pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh adalah mempersuit dimulainya kembali kesepakatan nuklir Iran, maka ia tidak akan menjadikan Amerika, Israel, dan dunia, lebih aman.
Posisi tinggi Iran saat ini adalah buah dari kerja keras tanpa henti para ilmuwan yang menghasilkan banyak kemampuan bagi Iran di berbagai bidang seperti kedokteran, pertanian, dan industri, meski berada di bawah tekanan asing, dan sanksi.
Istri Syahid Mohsen Fakhrizadeh dalam wawancara perdananya mengatakan, saya ucapkan belasungkawa, dan terimakasih kepada Rahbar atas kesyahidan suami saya yang penuh kasih, dan bijak ini. Orang-orang yang ada sekarang akan melanjutkan jalannya. (HS)