Babak Baru Ketegangan India dan Pakistan
(last modified Sun, 24 Feb 2019 20:43:44 GMT )
Feb 25, 2019 03:43 Asia/Jakarta
  • Serangan bom bunuh diri di distrik Pulwama menewaskan 44 personil militer India.
    Serangan bom bunuh diri di distrik Pulwama menewaskan 44 personil militer India.

Serangan teror terhadap militer India di distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari 2019, kembali memicu ketegangan antara New Delhi dan Islamabad. Serangan bom bunuh diri itu menewaskan 44 personil militer India.

Pemerintah India menuding Pakistan terlibat dalam pemboman mematikan itu dan mengancam akan mengambil tindakan balasan serta membuat Islamabad terisolasi secara penuh.

Pemerintah daerah Jammu dan Kashmir dalam sebuah instruksi mencabut tanggung jawab keamanan dari lima pemimpin Kashmir yaitu: Mirwaiz Umar Farooq, Abdul Gani Bhat, Bilal Lone, Hashim Qureshi, Fazal Haq Qureshi, dan Shabir Shah. Kendaraan dan fasilitas yang diberikan kepada mereka juga ditarik kembali.

Menteri Dalam Negeri India, Rajnath Singh berkunjung ke bagian Kashmir yang dikuasai New Delhi setelah serangan teroris di Pulwama. Dia mengklaim bahwa sebagian anasir di Kashmir memiliki hubungan dengan kelompok teroris Daesh.

Selain itu, Menteri Ekonomi India Arun Jaitley mengatakan New Delhi telah mengeluarkan Pakistan dari daftar negara-negara sahabat dan memberlakukan tarif 200 persen atas barang impor dari negara tersebut. Ekspor Pakistan ke India sekitar 500 juta dolar per tahun.

"Kementerian Luar Negeri akan memulai semua langkah yang mungkin, dan saya di sini merujuk pada semua langkah diplomatik yang mungkin harus diambil untuk memastikan Pakistan terisolasi penuh dari komunitas internasional,” tegasnya.

Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebuah pernyataan keras, mengatakan kelompok teroris dan tuan mereka telah melakukan sebuah kesalahan besar dan mereka harus membayar mahal. Peringatan ini bisa menjadi sinyal tentang potensi serangan militer India ke basis-basis militan di wilayah Pakistan.

Pada 2016 dan setelah 19 tentara India tewas dalam serangan militan di Kashmir, militer negara itu melakukan serangan terbatas ke wilayah Pakistan. Menurut para pejabat New Delhi, 35 militan dan 9 tentara Pakistan tewas dalam serangan tersebut.

Serangan teror di Pulwama.

Amerika Serikat mendukung apa yang disebut hak India untuk mempertahankan diri terhadap serangan teroris Pulwama, dan masalah ini telah memicu kekhawatiran di Islamabad terkait serangan militer India ke wilayah Pakistan.

Oleh karena itu, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 19 Februari lalu, mengatakan Islamabad tidak ada hubungannya dengan pemboman itu dan menyerukan dialog dengan India untuk meredakan ketegangan.

Khan juga memperingatkan bahwa Pakistan akan membalas jika India mengambil tindakan militer. "Jika Anda berpikir bahwa Anda akan melancarkan serangan apa pun terhadap Pakistan, kami akan membalas,” tegasnya.

Pemerintah India dengan menarik duta besarnya dari Islamabad, telah menutup pintu dialog dan penjajakan politik dengan Pakistan. Namun, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi telah meminta PBB untuk turun tangan demi meredakan ketegangan.

New Delhi juga meminta warga Pakistan yang tinggal di distrik Rajasthan untuk segera meninggalkan India. Ini adalah sinyal mengenai peningkatan ketegangan dalam hubungan New Delhi-Islamabad. Belum lagi, para hacker India telah meretas 200 situs milik Pakistan dan New Delhi juga mengancam akan memutus aliran sungai di perbatasan dengan Pakistan. Perseteruan kedua pihak sudah merembet ke banyak bidang dan sangat sulit untuk meredamnya.

Sebelum serangan teror Pulwama, krisis Kashmir kembali memanas setelah PM Narendra Modi mengunjungi Kashmir di bawah kontrol India, dan kemudian menlu Pakistan berbicara via telepon dengan salah satu pemimpin Kashmir, Mirwaiz Umar Farooq, yang bertepatan dengan hari solidaritas dengan warga Kashmir.

Pakistan dan India terlibat perseteruan atas Kashmir sejak kemerdekaan mereka dari Inggris dan pemisahan kedua negara pada tahun 1947. Kedua negara sama-sama mengklaim kepemilikan penuh atas Kashmir dan telah berperang tiga kali di wilayah tersebut.

Kelompok-kelompok Kashmir melakukan perlawanan untuk memaksa India keluar dari wilayah itu sejak 1989, dan pemerintah Pakistan juga tidak membantah jika pihaknya memberikan dukungan moral kepada mereka.

India senantiasa menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih gerilyawan dan mengizinkan mereka melintasi perbatasan yang bergolak dalam upaya untuk melancarkan serangan. Namun Pakistan membantah keras tuduhan itu.

Mantan Dubes India untuk Pakistan, Gopalaswami Parthasarath mengatakan bahwa jangan berharap hubungan New Delhi dan Islamabad akan membaik dalam situasi saat ini, terlebih hubungan antara militer dan pemerintah di Pakistan sangat bagus.

Tentara India di Kashmir.

Reaksi pemerintah India terhadap serangan teror Pulwama sangat berbeda dengan insiden-insiden sebelumnya dan negara itu tampaknya sedang menarik dukungan AS dan rezim Zionis untuk membuka peluang aksi militer terbatas di wilayah Pakistan.

Pasca serangan Mumbai yang menewaskan lebih dari 160 orang pada 2008, India berusaha keras menggalang dukungan internasional untuk melawan Pakistan, namun tidak membuahkan hasil. Saat ini India sepertinya juga tidak mampu meningkatkan tekanannya terhadap Pakistan sampai ke level serangan militer. Terlebih lagi, Pakistan membantah segala keterlibatan dalam serangan Pulwama dan meminta pemerintah India menyerahkan bukti yang mendukung klaimnya itu.

Kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) yang berbasis di Kashmir, Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah India menuding Pakistan khususnya badan intelijen militer (ISI) ikut menyusun rencana serangan Pulwama.

Diplomat senior India, Lalit Mansingh percaya bahwa ada sebuah struktur politik internal di Islamabad, yang mendukung militer Pakistan untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Beberapa pengamat politik menganggap serangan teror terhadap tentara India dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memperoleh keuntungan dari memburuknya krisis dan ketegangan antara India-Pakistan, dan mereka akan memanfaatkan setiap peluang untuk merusak hubungan kedua negara.

Krisis di bagian Kashmir yang dikuasai India, biasanya akan memburuk ketika para pejabat New Delhi atau Islamabad berbicara tentang keinginan mereka untuk meredam ketegangan. Serangan teror Pulwama terjadi ketika PM Imran Khan berulang kali menyatakan keinginannya untuk berunding dengan pemerintah India.

Saat ini kedua pihak perlu menahan diri untuk mencegah pecahnya perang di antara dua kekuatan nuklir; India dan Pakistan. Sekjen PBB Antonio Guterres telah meminta India dan Pakistan segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan PBB siap untuk bertindak sebagai perantara jika kedua belah pihak sepakat.

Para pengamat politik di kawasan khawatir bahwa dengan semakin dekatnya pemilu parlemen India (April/Mei 2019), PM Narendra Modi dan partai berkuasa akan mengambil tindakan terhadap Pakistan demi menarik jumlah pemilih, khususnya ekstremis Hindu.

Pakar masalah India di New York, Christopher Clarey menuturkan, “Pemerintah India dalam memenuhi tuntutan publik, mungkin saja akan melakukan serangan terbatas terhadap kelompok militan di wilayah Pakistan. Aksi ini akan memiliki konsekuensi yang tidak bisa diperbaiki.” (RM)