Jul 01, 2021 17:04 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Rahbar dengan ketua dan anggota MA
    Pertemuan Rahbar dengan ketua dan anggota MA

7 Tir di kalender nasional Iran, hari peringatan gugurnya Ayatullah Syahid Beheshti, mantan ketua Mahkamah Agung Iran beserta 72 tokoh nasional. Hari ini ditetapkan sebagai Hari Mahkamah Agung di Republik Islam Iran.

7 Tir bertepatan dengan 28 Juni, hari gugurnya Ayatullah Mohammad Beheshti dan 72 sahabatnya dalam sebuah aksi teror kelompok teroris munafikin Organisasi Mujahidin Khalq (MKO) pada 28 Juni 1981. Hari ini ditetapkan sebagai Hari Mahkamah Agung di kalender nasional Iran. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di pertemuan dengan anggota Mahkamah Agung (MA) menyebut Syahid Beheshti seorang pemikir, teroritisi, tokoh unggul dan revolusioner, mukmin dan berpengaruh.

"Syahid Beheshti memilik hak besar yang berada di tangan negara dan bangsa Iran, dan itu adalah beliau perintis dan peletak dasar peradilan Islam. Ini bukan pekerjaan mudah, tapi sangat sulit. Beliau memulai gerakan baru bagi Mahkamah Agung, dan berjalan secara bertahap....Sejatinya pekerjaan besar dirintis oleh beliau, dan secara bertahap sukses," papar Ayatullah Khamenei.

Ayatullah Khamenei seraya mengisyaratkan kejahatan munafikin meneror Syahid Beheshti dan sahabatnya, mengatakan, "Pembunuh yang melakukan kejahatan ini dan juga mengakuinya –ada bukti pengakuan mereka- saat ini bebas lalu lalang dan beraktivitas di negara-negara yang mengklaim sebagai pembela HAM, seperti Prancis dan negara Eropa lainnya, mereka hidup dengan bebas dan pemerintah Eropa –Prancis dan lainnya- tidak merasa malu dengan keberadaan mereka, membela mereka, memberi mereka tribun untuk berbicara, dan bahkan mengklaim sebagai pembela HAM; Yakni keburukan Barat sangat luar biasa dan aneh."

Seraya mengucapkan terima kasih atas aktivitas pejabat dan seluruh anasir peradilan di seluruh Iran, Rahbar mengatakan, "Gerakan Ayatullah Raisi di Mahkamah Agung adalah bukti dari apa yang berulang kali kami sampaikan "Gerakan Jihad"; Gerkan Jihadi yakni serius, siang malam, penuh usaha, movitasi tinggi; Gerakan seperti ini, dan Alhamdulillah memberi hasil yang baik dan dampak penting gerakan ini adalah menghidupkan harapan rakyat terhadap MA dan membuat rakyat optimis terhadap lembaga ini."

Rahbar menyebut harapan dan optimisme ini sebagai investasi sosial dan seraya mengisyaratkan perubahan di MA setelah dipegang Ayatullah Raisi, beliau menjelaskan jalan masa depan MA. Pertama-tama Rahbar menekankan poin bahwa pendekatan transformasional di masa kepemimpinan Ayatullah Raisi harus dilanjutkan dan tidak boleh dihentikan, tapi harus ditingkatkan, karena ketika sebuah gerakan dimulai, dan ketika kita ingin menuntaskan gerakan tersebut, maka di pertengahan jalan harus digenjot, tenaga kerjanya ditambah dan diperkuat sehingga mampu mencapai titik akhir.

Rahbar menyebut dokumen perubahan di Mahkamah Agung sebagai dokumen baik dan kuat serta jauh dari generalisasi, menentukan dasar serta rute gerakan, serta benar-benar operasional, bukan sekedar slogan di mulut. Beliau meminta pejabat menjadikan dokumen ini sebagai tolok ukur gerakan transformasional. Dokumen ini seiring berlalunya waktu dapat diperbaiki.

Selama dua tahun lalu Mahkamah Agung aktif menindaklanjuti hak publik dan masuk ke sektor produksi dan pabrik yang macet serta berhasil membuat 2000 pabrik yang ditutup kembali beroperasi. Ayatullah Khamenei seraya mengaku puas atas masalah ini mengatakan, "Menyelesaikan isu-isu dan hak pulbik termasuk tugas penting Mahkamah Agung, termasuk pekerjaan lembaga peradilan yang harus dilakukan dengan hati-hati, dan lembaga ini harus menindaklanjuti masalah ini; Pekerjaa ini adalah tugas penting. Bukan hanya isu-isu ekonomi, tapi juga isu kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup dan semisalnya adalah hal-hal penting yang termasuk hak publik yang harus mendapat perhatian."

Rahbar menyebutkan salah satu contoh hak publik adalah amar makruf dan nahi munkar. Seraya menyesalkan hak publik ini tidak dijalankan dengan benar, Rahbar mengatakan, "Mereka yang benar-benar menjalankan perintah ilahi ini bukan karena ingin menimbulkan kegaduhan atau dengan niat lain, harus didukung."

Ayatullah Khamenei menyebut pemberantasan praktek korupsi di tubuh Mahkamah Agung sebagai prioritas utama dan hal terpenting. Rahbar menilai mayoritas hakim kejaksaan dan pengadilan di seluruh Iran adalah warga terhormat, penuh motivasi, mukmin, murni dan pemaaf. Rahbar juga mengingatkan bahwa di setiap lembaga pasti ada unsur yang rusak, meski itu sedikit tapi pasti ada pengaruhnya; Yakni jika misalnya salah satu anggota di sebuah pengadilan atau di mana saja melakukan sebuah kesalahan dan satu orang diberitahu dan menceritakan hal ini kepada orang lain, tentu saja ada rumor bahwa korupsi ada di peradilan; Seseorang itu korup, tetapi cerminannya adalah cerminan buruk bagi peradilan. Oleh karena itu, unsur korupsi harus benar-benar diberantas.

Rahbar menyebut salah satu poin penting pekerjaan Ayatullah Raisi adalah sifatnya yang merakyat dan perilakunya yang siap hadir di tengah warga. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Hal ini jangan ditinggalkan, pejabat MA setelah beliau jangan meninggalkan kebiasaan baik ini. Ini sebuah pekerjaan yang baik dan penting, seperti yang saya katakan ini memiliki berkah yang besar. Hadir di tengah masyarakat dan juga berkomunikasi dengan kelompok aktif di masyarakat, aktivis kampus, lembaga pendidikan agama, aktivis ekonomi dan aktivis perempuan atau isu-isu etnis, menjalin hubungan dengan mereka sangat penting."

Ayatullah Khamenei di akhir pidatonya terkait MA mengaku optimis bahwa Mahkamah Agung di era baru akan melanjutkan kebijakan dua tahun terakhir dan melalui aktivitasnya yang lebih besar, akan sukses memberi hasil yang lebih baik bagi negara dan bangsa.

Masalah lain yang dibahas Rahbar dalam paparannya kali ini adalah heroisme rakyat Iran dalam pemilu tanggal 18 Juni 2021 lalu.

Sehubungan dengan pemilu, Ayatullah Khamenei menyebut ribuan mesin propaganda termasuk media Amerika Serikat, Inggris dan beberapa negara kawasan, serta pemanfaatan anasir pengkhianat di dalam Iran, yang digunakan untuk mencegah masyarakat Iran berpartisipasi aktif dalam pemilu, merupakan peristiwa langka di dunia.

Rahbar menambahkan, "Mereka berharap pada sejumlah dalih seperti kesulitan hidup atau beberapa peristiwa yang terjadi kemudian semisal masalah tentang lolos atau tidak lolosnya sebagian kandidat calon presiden dari kualifikasi."

Harapan musuh adalah, karena berbagai masalah ini, tingkat partisipasi rakyat Iran dalam pemilu bisa ditekan hingga 20-25 persen saja, tapi gagal.

Ayatullah Khamenei menyinggung statemen salah seorang pejabat AS terkait pemilu Iran dan menuturkan, "Pemilu AS dianggap memalukan di mata seluruh penduduk dunia, sekarang orang-orang itu setelah beberapa bulan mulai berkomentar, dan mempermasalahkan pemilu Iran, padahal mereka dengan pemilu yang memalukan itu, seharusnya tidak boleh berbicara sepatah kata pun tentang pemilu."

Kehadiran luas rakyat Iran di tempat-tempat pemungutan suara di tengah kondisi serba sulit akibat wabah virus Corona yang secara alami bisa berdampak pada tingkat partisipasi dalam pemilu, membawa pesan penting.

Tidak diragukan salah satu arena keterlibatan terpenting rakyat dalam membela Republik dan Islam adalah partisipasi dalam pemilu, dan mewujudkan prinsip demokrasi relijius.

Rahbar menjelaskan, "Kami menganggap demokrasi religius sebagai faktor pendorong pertumbuhan, faktor pendorong pembangunan, baik pembangunan spiritual maupun pembangunan materi, demokrasi relijius adalah nilai sangat tinggi yang kami gunakan untuk dunia dan akhirat rakyat."

Kemeriahan pemilu 18 Juni 2021 lalu, dan heroisme rakyat Iran di tempat-tempat pemungutan suara, kembali mematahkan ancaman-ancaman musuh, sehingga mereka putus asa, semua ini hanya sebagian dari dampak heroisme partisipasi dalam pemilu.

Poin penting lain yang disampaikan Rahbar hari ini dalam menganalisa heroisme rakyat Iran dalam pemilu adalah pemahaman yang tepat tentang posisi, dan konspirasi musuh, serta menggagalkan usaha mereka.

Musuh bangsa Iran kali ini juga berusaha menurunkan tinkat partisipasi rakyat dalam pemilu. Rakyat Iran meski memiliki banyak ketidakpuasan, dan beberapa protes atas kesulitan ekonomi, dan hidup, namun mereka telah menciptakan garis merah dalam memandang pemilu, dan mereka menunjukkan sampai kapan pun tidak akan pernah terjerumus dalam jebakan propaganda, dan provokasi pihak asing.

Dari sudut pandang ini, pemilu 2021 bagi rakyat Iran adalah pemilu yang heroik, dan menciptakan kebanggaan, sementara bagi musuh memberikan kekalahan yang memalukan.

Rahbar menegaskan, "Pemenang pemilu adalah rakyat Iran, dan semua orang yang membantu menciptakan kemeriahan dan kegembiraan dalam pemilu, oleh karena itu para capres yang tidak mendapat suara besar juga termasuk pemenang, pihak yang kalah dalam pemilu adalah mereka yang mengerahkan semua upaya untuk mencegah masyarakat datang ke tempat-tempat pemungutan suara, tapi masyarakat menolaknya dan tetap hadir, dan memupus harapan serta ketamakan mereka akan hasil pemilu.

Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei mengucapkan syukur kepada Allah Swt dan menyebut sikap pejabat negara terhadap presiden terpilih sebagai indikasi stabilitas dan ketenangan nasional. Rahbar juga berharap nikmat ilahi ini senantiasa kekal dan Tuhan selalu meningkatkan orientasi ini bagi negara kita, Iran.

 

Tags