Lintasan Sejarah 29 Juli 2021
Hari ini Kamis, 29 Juli 2021 bertepatan dengan 18 Zulhijjah 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 7 Mordad 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ali as Dinobatkan Sebagai Pemimpin Kaum Muslimin
1432 tahun yang lalu, tanggal 18 Dzulhijjah 10 Hijriah, Rasulullah Saw dalam perjalanan pulang ke Madinah seusai menunaikan Haji Wada atau haji terakhir beliau, di sebuah kawasan bernama Ghadir Khum, mengumumkan kepada kaum muslimin, bahwa Imam Ali as, akan menjadi pemimpin umat sepeninggal Rasulullah.
Sesampainya Rasulullah di Ghadir Khum, beliau naik ke atas bukit dan sambil mengangkat tangan Imam Ali, Rasulullah bersabda, "Siapa yang menjadikanku sebagai pemimpin, maka Ali juga akan menjadi pemimpinnya. Ya Allah, cintailah siapa yang mencintai Ali dan musuhilah siapa yang memusuhi Ali."
Selanjutnya, Rasulullah menyampaikan khutbah tentang keutamaan Ahlul Bait atau keluarga beliau. Rasulullah juga menjelaskan posisi Ahlul Bait dan hubungannya dengan al-Quran. Beliau bersabda, "Ahlul Bait dan al-Quran adalah dua hal yang tidak akan mungkin terpisahkan satu sama lain, sampai akhirnya mereka akan menemuiku di Hari Kiamat, di Telaga Kautsar".
Setelah itu, Rasulullah menyampaikan ayat al-Quran yang baru saja diwahyukan kepada beliau, yaitu surat al-Maidah ayat 3, "Hari ini orang-orang kafir itu merasa putus asa dengan agama kalian. Karena itu, janganlah kalian merasa takut dengan mereka. Takutlah kepada-Ku. Hari ini aku sempurnakan agama kalian. Aku sempurnakan pula nikmat-Ku bagi kalian. Aku telah rela Islam menjadi agama yang kalian anut."
Peristiwa yang sangat historis ini diperingati setiap tahun oleh para pengikut Ahlul Bait sebagai Hari Raya Al-Ghadir atau Idul Ghadir.
Raja Umberto I dari Italia Tewas Terbunuh
121 tahun yang lalu, tanggal 29 Juli tahun 1900, Raja Umberto I dari Italia ditembak oleh seorang warganya bernama Gaetano Bresci.
Raja Umberto naik tahta pada tahun 1878 dan ia memerintah secara otoriter dan represif. Sementara itu, Gaetano Bresci adalah warga miskin Italia yang hijrah ke AS dan di sana ia aktif dalam kelompok radikal imigran Italia. Ia kemudian mendirikan sebuah suratkabar anarkhis bernama La Questione Sociale.
Pada tahun 1898, Bresci membaca kabar mengenai tindakan represif yang dilakukan Raja Italia terhadap para petani yang melakukan demonstrasi karena kelaparan akibat gagal panen. Raja Umberto memerintahkan tentaranya untuk mengusir para demonstran itu dan menembaki mereka, sehingga ratusan petani tewas.
Bresci memutuskan bahwa Raja Umberto I harus dibunuh dan iapun kembali ke Italia untuk melaksanakan niatnya itu. Pada tanggal 29 Juli 1900, Bresci menembak Raja Umberto I hingga tewas dan dia sendiri akhirnya dijatuhi hukuman kerja paksa seumur hidup.
Bani Sadr Melarikan Diri ke Prancis
40 tahun yang lalu, tanggal 7 Mordad 1360 HS, Bani Sadr, mantan Presiden Iran melarikan diri ke Prancis.
Bani Sadr, mantan Presiden Iran diimpeachment oleh parlemen akibat kerjasamanya dengan kelompok Munafikin, memprovokasi pertikaian di dalam negeri dan kelalaian dalam membela perbatasan Iran semasa perang serta tidak mencegah ekspansi militer Baath Irak ke perbatasan Iran. Berdasarkan impeachment yang dilakukan parlemen, Imam Khomeini ra kemudian memberhentikannya dari posisi presiden.
Pasca pemberhentiannya, Bani Sadr lebih banyak bersembunyi dan lewat surat dan kaset ia memprovokasi rakyat untuk melakukan kekacauan. Namun hidup secara sembunyi-sembunyi yang dilakukannya tidak bertahan lama. Karena rakyat ternyata tidak terprovokasi olehnya, bahkan dalam pemilu presiden, rakyat Iran memilih Syahid Rajai sebagai presiden penggantinya. Akhirnya, melihat situasi yang semakin tidak menguntungkan bagi dirinya, Bani Sadr pada 7 Mordad 1360 HS dengan menyamar berpakaian wanita bersama Massoud Rajavi, Ketua Kelompok Munafikin (MKO) melarikan diri dari Iran.
Bani Sadr menyandera pesawat Boeing 707 dan pesawat itu dibawa ke Siprus. Pesawat ini berhasil keluar dari zona udara Iran, sebelum jet-jet tempur Iran mendekatinya. Ketika Bani Sadr sampai dan tinggal di Paris, para pejabat Perancis menolak permintaan Iran agar ia dikembalikan ke Iran. Bahkan Bani Sadr dengan bekerjasama dengan Rajavi akhirnya membentuk sebuah organisasi dengan nama "Shura Moqavemat" (Dewan Perjuangan) dengan tujuan melawan Republik Islam Iran. Tapi usia organisasi ini tidak bertahan lama, dan setelah itu dibubarkan.