Lintasan Sejarah 18 September 2021
Hari ini Sabtu, 18 September 2021 bertepatan dengan 10 Shafar 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 27 Shahrivar 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Lailatul Harir, Malam Terakhir Perang Shiffin
1405 tahun yang lalu, tanggal 11 Shafar 38 HQ, malam terakhir perang Shiffin yang dikenal dengan nama Lailatul Harir.
Pada malam itu, pasukan Muawiyah merasakan sangat kedinginan, sehingga mereka mengeluarkan suara lolongan mirip anjing. Kata Harir sendiri dalam bahasa Arab berarti suara anjing.
Imam Ali as dengan memegang pedang Dzul Fiqar dan mengendarai kuda Nabi Saw memukul musuh. Setiap kali pedang beliau menghantam pedang musuh beliau mengucapkan takbir dan itu berarti seorang mati ditebas pedang beliau. Diriwayatkan bahwa pada malam itu saja Imam Ali as berhasil membunuh lebih dari 500 orang dan beliau sibuk berperang hingga subuh. Perang begitu hebat sehingga pedang beliau bengkok dan dengan lututnya beliau kembali meluruskannya.
Dalam perang ini, banyak tentara Imam Ali as yang gugur syahid, termasuk Ammar bin Yasir, Uwais al-Qarni, Hasyim Mirqal, anak Hasyim Khuzaimah bin Tsabit, Shafwan bin Hudzaifah, Abdullah bin Badil bersama saudaranya Abdurrahman bin Badil, Abdullah bin Harits saudara Malik al-Asytar. Mereka ini merupakan sahabat khusus Imam Ali as.
Sementara di pasukan Muawiyah banyak yang terbunuh dan perang ini berlangsung selama 14 bulan. Akhirnya dengan kelicikan Amr bin Ash dan kemunafikan sebagian orang seperti Asy’ats bin Qais al-Kindi perang Shiffin berakhir dengan perundingan.
Sekjen PBB Dag Hammarskjold Tewas
60 tahun yang lalu, tanggal 18 September 1961, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dag Hammarskjold, tewas dalam kecelakaan pesawat di kota Ndola, Rhodesia Utara
Hammarskjold saat itu tengah berupaya mengatasi konflik bersenjata. Kunjungannya ke Ndola saat itu dalam rangka menghadiri suatu perundingan damai, setelah terjadi pertempuran antara pasukan perdamaian PBB dan pasukan Katanga, wilayah di Kongo yang ingin memerdekakan diri.
Dag Hammarskjöld lahir 29 Juli 1905 di Swedia. Ayahnya pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Swedia (1914-1917). Dia belajar di Universitas Uppsala dan lulus dengan gelar master di bidang ekonomi politik dan sarjana di bidang hukum. Kemudian, dia pindah ke Stockholm.
Usai menyelesaikan studi doktoralnya, Hammarskjöld sukses meniti karier di Swedia. Dia pernah menjadi Gubernur Riksbank (bank sentral Swedia) dan Sekretaris Negara untuk urusan luar negeri.
Hammarskjöld diangkat sebagai Sekjen PBB yang kedua sejak April 1953. Selama menjabat, dia sangat berperan aktif untuk menyelesaikan konflik-konflik yang sedang berlangsung. Komitmennya ini mendapat penghargaan yang baik dari banyak negara.
Hammarskjöld dinobatkan sebagai pemenang Nobel Perdamaian tahun 1961 setelah kematiannya yang tragis.
Pesan Imam Khomeini ra Menyusul Gempa Bumi Tabas
43 tahun yang lalu, tanggal 27 Shahrivar 1357 HS, Imam Khomeini ra mengirim pesan menyusul gempa bumi Tabas.
Pasca terjadinya gempa bumi besar di kota Tabas pada 25 Shahrivar 1357 HS, rezim Pahlevi berusaha meraih simpati rakyat Iran dengan mengumumkan hari berkabung nasional. Melihat upaya rezim Pahlevi, Imam Khomeini ra dari Najaf, Irak mengeluarkan pesan belasungkawa pada 27 Shahrivar 1357 HS dan menyampaikan solidaritasnya dengan keluarga korban gempa, sekaligus mengungkap niat buruk rezim Shah.
Sekaitan dengan pernyataan berkabung nasional yang disampaikan oleh rezim Pahlevi, Imam Khomeini ra mengatakan, "Mereka yang membantai ribuan orang terbaik dari putra-putri kita (pada 17 Shahrivar 1357) secara bengis, kini berusaha untuk menyimpangkan opini umum dengan mengucapkan belasungkawa. Mereka menitikkan air mata buaya."
Dalam pesannya, Imam Khomeini ra meminta seluruh umat Islam untuk langsung memberikan bantuan kepada korban gempa.