Okt 27, 2021 18:26 Asia/Jakarta
  • Allamah Majlisi
    Allamah Majlisi

Muhammad Baqir bin Muhammad Taqi Majlisi (1037-1110 H) atau dikenal dengan Allamah Majlisi atau Majlisi Kedua, ahli fiqih dan hadis terkenal Syiah di abad 11 Hijriah.

Karya besar dan terkenal ulama ini adalah kitab Bihar al-Anwar yang memiliki posisi besar dalam menghidupkan posisi hadis. Melalui karya besarnya dan di antaranya ditulis berbahasa Persia untuk kegunaan masyarakat umum, Allamah Majlisi telah memberi pengaruh besar di budaya Syiah dan metode ilmiah ulama setelahnya.

Di salah satu hari bulan Ramadhan tahun 1037 H, di rumah Syeikh Mohammad Taqi Majlisi, mujtahid kesohor dan ulama besar Syiah, lahir seorang anak yang membuat silsilah keluarga Majlisi mencapai puncak keilmuan dan ketakwaan. Ayahnya kemudian memberi nama anaknya Mohammad Baqir dengan bertabaruk kepada Imam Mohammad Baqir. Ia berusaha keras dalam mendidik anaknya tersebut. Keluarga Majlisi termasuk keluarga di Jabal Amil Lebanon yang berhijrah ke Iran. Keluarga Majlisi sejak abad kelima dikenal sebagai keluarga Syiah dan keluarga ini mengeluarkan ulama terkenal di abad kesepuluh dan kesebelas Hijriah.

Allamah Majlisi

Mohammad Baqir yang memiliki kecerdasan tinggi sejak kecil telah menunjukkan kecintaannya kepada ilmu-ilmu yang marak saat itu serta tidak pernah lalai untuk memanfaatkan keutamaan akhlak dan keberadaan ayah yang sangat mencintainya. Sejak kecil, sahabat dan kerabatnya telah memprediksikan masa depan gemilang bagi Mohammad Baqir. Ia di usia 14 tahun diberi ijin oleh Mullah Sadra, filsuf dan ulama besar dunia Islam untuk meriwayatkan hadis.

Allamah Majlisi dalam waktu singkat mencapai derajat tinggi di berbagai cabang ilmu seperti ilmu alat Bahasa Arab, matematika, sejarah, filsafat, hadis dan rijal, dirayah serta usul fiqih, ilmu fiqih dan teologi. Ia juga berhasil menulis berbagai karya ilmiah. Ia lebih banyak belajar dari ayahnya daripada guru lain dan mengingat ayahnya adalah murid dari Syeikh Bahai, ia juga dipengaruhi oleh ideologi Syeikh Bahai. Di masa mudanya, Mohammad Baqir juga belajar dari guru dan ulama terkenal seperti Mulla Abdullah Syusytari, Syeikh Abdullah bin Jaber Amoli, Syeikh Ali Jabal Amili dan berbagai guru besar lainnya, khususnya ahli fiqih dan pakar hadis terkenal Mulla Faiz Kashani.

Di berbagai sumber terpercaya disebutkan kisah Allamah Majlisi. Mohammad Taqi Majlisi yang dikenal dengan Majlisi Pertama berkata, suatu malam setelah shalat dan doa, menangis dan beristighfar dihadapan Tuhan, aku mengalami suatu kondisi bahwa aku yakin doaku pasti terkabul. Aku berkata pada diriku, apa yang aku inginkan dari Tuhan? Keinginan duniawi atau akhirat ? Tiba-tiba terdengar tangisan bayi kecil Mohammad Baqir. Kemudian aku berdoa, "Ya Allah ! Dengan berkah Mohammad dan Keluarganya, jadikan anak kecil ini (Mohammad Baqir) penyebar hukum dan ajaran Rasulullah, serta berikan ia taufiq-Mu yang terhingga." Dan ini doa yang dikabulkan Tuhan terkait anak ini.

Salah satu jasa berharga Allamah Majlisi adalah merekonstruksi hadis dan riwayat Ahlul Bait as. Banyak kumpulan dan buku hadis Syiah hancur atau sulit untuk diakses pelajar atau ulama karena perang atau kerusuhan yang terjadi di negara-negara Islam ataupun karena pembatasan dan kondisi sulit yang diterapkan pemerintah saat itu terhadap pengikut Syiah.

Sejumlah naskah kitab-kitab terkenal Syiah tersebar di berbagai negara dan ada harapan bahwa naskah sejumlah kitab yang hilang masih dapat ditemukan di wilayah lain. Dengan demikian, Syiah membutuhkan sebuah ensiklopedia hadis di berbagai tema. Allamah Majlisi yang memahami kebutuhan mendesak ini siap berusaha keras dan dengan memanfaatkan pengetahuan serta kecerdasan dan posisi sosialnya, ia mulai menyusun buku ensiklopedia hadis Bihar al-Anwar.

Allamah Majlisi memperkenalkan empat kitab utama Syi'ah yang diabaikan di seminari-seminari meskipun kebesaran dan kepentingan ilmiahnya. Ia menulis komentar (syarah) kitab Usul al-Kafi dan al-Tahzib  serta mendorong salah satu muridnya untuk menulis komentar kitab al-Istibsar. Sebelum dirinya, sang ayah, Majlisi Pertama menulis buku komentar terkait Kitab Man Laa Yahduru al-Faqih. Dengan demikian empat kitab utama Syiah dengan detail dan teliti diberi penjalasan oleh ulama besar dan para santri dan peneliti lebih mudah memahami buku rujukan ini.

Salah satu hal yang Allamah Majlisi lakukan untuk mempublikasikan dan melestarikan sumber-sumber hadis Syi'ah adalah mendorong para mahasiswa ilmu-ilmu agama yang telah lama terpisah dari hadis dan riwayat untuk mempelajari dan meneliti hadis, dan mengumumkan bahwa jika ada  pelajar yang menyalin Kutub al-Arbaah (Empat buku rujukan Syiah) tanpa masalah, mereka akan mendapatkan "izin" darinya.

Sudah menjadi kebiasaan di seminari-seminari Syi'ah bahwa ketika seorang siswa mencapai tingkat yang dapat diterima dalam pengetahuan dan pemahaman hadis dari sudut pandang para ahli hadis yang agung, ia akan menerima izin dari guru tersebut, yang atas dasar itu ia dapat mengutip atau meriwayatkan hadis dan mengajarkan serta menjelaskannya. Dengan cara ini, mereka yang bukan pakar di bidang ini dilarang untuk berkecimpung di bidang hadis, dan mayoritas harta tak tergantikan dari ajaran Ahlul Bait as akan dilindungi distorsi. Setelah dorongan dari Allamah Majlisi ini, para siswa dengan bersemangat menulis keempat buku itu dan membawa salinannya ke Allamah, dan dia menulis izin mereka dengan tulisan tangannya sendiri di belakang salinan mereka.

Seperti yang telah kami sampaikan, Allamah Majlisi memperkenalkan empat kitab, yaitu empat sumber utama periwayatan Syi'ah, ke dalam kursus-kursus seminari para mahasiswa ilmu-ilmu agama, dan membawa kitab-kitab penting lainnya seperti tuntunan yang bermanfaat untuk menarik perhatian para cendekiawan Islam dengan berdakwah dan memberi penjelasannya. Tapi dia masih khawatir tentang penghancuran ribuan buku ajaran Syiah lainnya, banyak di antaranya telah dihancurkan dalam perang dan kekacauan. Dia juga prihatin dengan ratusan salinan besar dan kecil dari narasi yang tersembunyi di sudut-sudut brankas rumah atau yang telah pergi ke tempat-tempat yang jauh dan tidak diketahui selama peristiwa waktu itu.

کتب اربعه شیعه

Allamah dengan ketajaman pemikirannya memprediksikan penggulingan pemerintah Safawi, yang pro-Syiah sebagai sebuah kemungkinan, dan dia prihatin dengan rencana beberapa penyimpangan. Oleh karena itu, ia memanfaatkan kesempatan itu dan melakukan pekerjaan yang hebat dengan tekad dan ketekunan yang patut dipuji. Dia melakukan segala upaya untuk sisa-sisa karya Syiah. Dia mengirim banyak utusan ke bagian dunia mana pun di mana versi narasi Ahlul Bait as dapat ditemukan, dan menggunakan semua kekuatan yang dia miliki di istana Safawi untuk menyelesaikan tugas penting ini. Hasilnya adalah upaya tak kenal lelah dari Allamah Majlisi untuk mendapatkan dua ratus manuskrip asli (dan sumber tertulis) dari empat ratus manuskrip  Syiah yang otentik. Dengan cara ini, Allamah mengumpulkan perpustakaan Syiah yang paling indah.

Untuk menjaga kesucian mazhab Ahlul Bait as, Allamah Majlisi harus berdiri melawan serangan intelektual dan budaya dari kelompok-kelompok spektrum yang berbeda, dari oposisi ke musuh-musuh Islam dan Syi'ah. Dia harus berdiri melawan aktivitas anti-budaya dari perwakilan institusi dan perusahaan Barat, distorsi para Sufi, kecurigaan para ulama  istana, konspirasi orang asing dan bahkan propaganda beracun dan mata-mata orang-orang kafir, dan membela legitimasi Syiah.

Allamah menangani tanggung jawab sejarah ini dengan baik dan mampu memperkuat fondasi mazhab Ahlul Bait as. Narator besar Sayyid Nematullah Jazayeri adalah salah satu murid Allameh Majlisi yang terkenal, ia menulis dalam buku "Maqamat", "Guruku mendapat berita ada sebuah patung di Isfahan yang disembunyikan orang India dan disembah. Guru memerintahkan patung tersebut dihancurkan. Sementara orang kafir India bersedia memberi sejumlah uang kepada shah Iran supaya patung tersebut tetap dilestarikan dan tidak dihancurkan, serta mencegah pengiriman patung tersebut ke India, tapi Shah Iran waktu itu, Shah Soleiman Safawi menolaknya. Pada akhirnya patung tersebut dihancurkan dan pangkalan penyembah berhala musnah."

Sikap keras Allamah yang tidak mentoleransi kelompok penyembah berhala ini mendorong kaum orientalis dan sejawaran non-Syiah menudingnya sangat keras terhadap kaum oposisi dan di buku-buku mereka disebutkan beragam tudingan tak berdasar di bidang politik terhadap Allamah Majlisi.

Jasa besar yang diberikan Allamah Majlisi kepada Syiah lebih besar dari apa yang dapat disebutkan di satu edisi. Peran penting ulama besar ini di bidang politik dan sosial di komunitas Syiah Iran membutuhkan edisi khusus. Karya berharga Allamah Majlisi termasuk buku ensiklopedia Bihar al-Anwar juga membutuhkan pembahasan khusus,