Des 12, 2021 10:44 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 12 Desember 2021
    Lintasan Sejarah 12 Desember 2021

Ibn Ghalbun Meninggal Dunia

1054 tahun yang lalu, tanggal 7 Jumadil Awal 389 HQ Ibn Ghalbun, Qari dan muhadis terkenal meninggal dunia.
 
Ibn Ghalbun lahir pada tahun 309 Hijri di kota Halab Suriah tetapi memilih Mesir sebagai tempat tinggalnya. Dia memanfaatkan ilmu dari banyak ulama besar dan pakar hadis pada zamannya. Tak lama kemudian ia pun berhasil menjadi seorang guru besar hadis.
 
Pakar hadis  muslim ini telah melahirkan pandangan tentang pembacaan Al Quran. Pelbagai pandangan itu kemudian dihimpun oleh muridnya, Makki bin Abi Thalib dalam bukunya yang  berjudul Al-Kashaf.
 
Karya utama Ibnu Ghalbun ialah Al-Arsyad yang berisi tentang tujuh metode pembacaan Quran.
 
peta Kenya

 

Kenya Merdeka
 
58 tahun yang lalu, tanggal 12 Desember 1963, Kenya meraih kemerdekaannya dari Inggris dan hari ini dijadikan Hari Nasional Kenya.
 
Sejak abad ke-8, Kenya sudah menjadi koloni bangsa Arab. Portugis datang ke Kenya pada abad ke-15 dan kemudian sejak tahun 1895, Inggris menjajah wilayah itu. Sejak tahun 1950-an, rakyat Kenya mulai bangkit melawan penjajahan Inggris dengan dipimpin oleh Jomo Kenyatta.
 
Setelah Kenya berhasil merebut kemerdekaannya, Jomo Kenyatta terpilih sebagai perdana menteri dan setahun kemudian dia diangkat sebagai presiden. Dalam perkembangan selanjutnya, Kenya selalu didera perang dengan negara tetangga, konflik internal, dan bencana alam. Negara ini memiliki hasil bumi yang kaya, di antaranya minyak, emas, batu akik, dan safir.
 
Pesan Imam Khomeini ra Pasca Demonstrasi di Bulan Muharam
 
43 tahun yang lalu, tanggal 21 Azar 1357 HS, Imam Khomeini ra mengirim pesan pasca demonstrasi rakyat Iran di bulan Muharam.
 
Menyusul turunnya rakyat ke jalan-jalan melakukan pawai akbar pada Tasua dan Asyura tahun 1399 HQ yang bertepatan dengan tanggal 19 dan 20 Azar 1357, Imam Khomeini ra pada 21 Azar 1357 (12 Desember 1978) mengeluarkan pesan pentingnya. Dalam pesannya Imam menyebut pawai akbar itu sebagai referendum bangsa Iran yang anti terhadap rezim Shah Pahlevi.
 
Imam Khomeini ra dalam pesannya mengatakan, "Kepada seluruh rakyat pemberani Iran saya mengucapkan salam. Kalian adalah rakyat yang memiliki tekad baja dan dengan slogan yang kalian ucapkan telah membuktikan kepada dunia bahwa kalian tidak menginginkan Shah. Bersamaan dengan pawai akbar kalian, dalam pesan kepada Tehran dan negara-negara di dunia, saya mengumumkan bahwa pawai akbar yang dilakukan selama dua hari ini merupakan referendum besar dan transparan bahwa bangsa Iran tidak menginginkan Shah Pahlevi. Rakyat dalam pawai akbar ini telah menyatakan tidak mengakui Shah. Pawai akbar ini telah mencerabut segala bentuk alasan dari setiap orang dan semua negara di dunia bahwa mereka tidak dapat lagi mengklaim bahwa Shah sebuah rezim legal."[]