Des 30, 2021 16:43 Asia/Jakarta
  • Koridor Ekonomi Cina-Pakistan
    Koridor Ekonomi Cina-Pakistan

Koridor Ekonomi Pakistan-Cina (CPEC) dan nota kesepahaman 25 tahun Iran-Cina, sebagai bagian dari proyek besar One Belt One Road (OBOR), akan menjangkau hampir 56 negara di Asia, Afrika, dan Eropa.

Proyek ini kemungkinan besar akan menjadi bagian dari persaingan antara Cina dan Amerika Serikat dalam memperebutkan hegemoninya di abad ke-21, dan bisa menyeret rivalitas keduanya ke wilayah Samudra Hindia dan Teluk Persia. Wilayah yang merupakan pusat energi minyak dan gas terpenting, dan membuka jalan ke pasar di timur dan barat melalui Selat Hormuz, Laut Arab dan Laut Oman.
 
Koridor Ekonomi Pakistan-Cina (CPEC) merupakan salah satu cabang penting dari proyek raksasa One Belt One Road (OBOR). Koridor ini membuka jalan dari wilayah Kashgar Prefecture di Xinjiang, Cina melewati daerah paling terjal di pegunungan Himalaya, dan Karakoram, terus ke wilayah Kashmir yang diperebutkan India-Pakistan, hingga ke pelabuhan strategis Gwadar di pesisir pantai Makran, bagian Pakistan, di daerah konflik Khyber Pakhtunkhwa. Investasi awal untuk mengoperasikan koridor ekonomi Cina-Pakistan berjumlah 46 miliar dolar, tapi kemudian ditingkatkan menjadi 65 miliar dolar.
 
Alasan mengapa Cina bersedia menanamkan investasi raksasa di koridor ekonomi Cina-Pakistan, banyak pendapat dilontarkan. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang Cina, dapat dikatakan bahwa negara ini berusaha meraih kepentingan strategisnya dengan mengaktifkan koridor tersebut. Salah satu tujuan terpenting adalah pembangunan wilayah barat Cina, dan negara bagian Xinjiang yang sampai sekarang tidak terlalu memperoleh manfaat dari pembangunan wilayah timur dan selatan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
 
Wilayah pemukiman Muslim sampai saat ini belum menikmati secara optimal pembangunan ekonomi Cina. Kenyataannya, Cina selama bertahun-tahun berhadapan dengan instabilitas dan separatisme sebagian warganya di Xinjiang, dan hal ini bagi Cina cukup menyulitkan karena selalu dimanfaatkan oleh beberapa rivalnya seperti Turki dan Amerika Serikat.
 
Jalur Sutra

 

Prediksi Cina, gerakan-gerakan separatis di seluruh wilayah negaranya disebabkan oleh tidak adanya pembangunan, dan secara geografis jika wilayah-wilayah ini berada dalam agenda pembangunan berkesinambungan, maka semangat separatisme dapat diatasi, namun tidak cukup hanya dengan pembangunan satu wilayah saja, seluruh wilayah Cina yang termasuk daerah tertinggal dan miskin, harus merasakan manfaat pembangunan. Dalam pandangan strategis, koridor ekonomi Cina-Pakistan memiliki manfaat keamanan, pembangunan dan ekonomi yang jika dijalankan dengan benar sesuai program, maka bukan hanya menguntungkan Cina, tapi juga kawasan secara umum, terlepas dari perbatasan politik negara-negara lain.
 
Bayangan yang ada di benak sebagian pejabat Cina adalah, penandatanganan kontrak dengan Afghanistan dan Pakistan akan meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan, dan akan membuka kesempatan penurunan kekhawatiran keamanan Cina atas pergerakan kelompok separatis di sepanjang garis perbatasan Cina-Afghanistan yang dikenal sebagai wilayah Wakhan. Sepertinya Cina bermaksud untuk mengubah daerah-daerah miskin melalui investasi, sehingga dengan cara itu ia bisa menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah-wilayah barat yang selama ini paling sedikit menikmati pembangunan.
 
Selain proyek CPEC, kesepakatan 25 tahun antara Iran dan Cina, lebih dari apa pun disebabkan oleh pengaruh potensial, dan jangka panjang kesepakatan ini dalam perimbangan kekuatan kawasan dan dunia. Oleh karena itu kesepakatan tersebut dinamai peta jalan. Dalam kesepakatan ini ditekankan kerja sama di bidang infrastruktur transportasi, rel kereta api, pelabuhan, bandara udara, komunikasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan kesehatan.
 
Realitasnya, dokumen kesepakatan ini menyebabkan metode interaksi Iran sebagai sebuah kekuatan penting regional di Dunia Islam, dan di wilayah barat daya Asia seperti Cina, sebagai kekuatan baru yang tengah naik dengan pesat di tangga kekuatan dunia. Sejumlah prediksi terutama yang dilakukan oleh lembaga-lembaga think tank AS, menunjukkan bahwa Cina dalam waktu singkat yaitu 30 tahun, mampu berubah menjadi sebuah kekuatan hegemoni, dan melindas AS dari posisi globalnya saat ini.
 
Jalur Sutra

 

Urgensi masalah ini khususnya dapat dilihat pada potensi kesepakatan Iran-Cina yang pada gilirannya akan menjadi bagian dari super-proyek One Belt One Board, OBOR milik Cina yang dikenal sebagai Jalur Sutra baru. Republik Islam Iran dari posisi strategis dan geografisnya yang bisa dihubungkan dalam kerangka proyek OBOR Cina, Asia Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, dan Kaukasus, memiliki posisi penting secara geopolitik dan geoekonomi.
 
Program Kerja Sama 25 tahun Iran-Cina dapat menjadi kekuatan berpengaruh dalam konstelasi kawasan dan dunia. Sepertinya sebagian besar pembahasaan masalah ini di tingkat regional, dan media internasional, disebabkan oleh pemahaman dari realitas ini. Dalam kerangka prediksi semacam ini, dokumen kerja sama komprehensif Iran dan Cina tidak hanya sebatas dokumen kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi semata, tapi lebih jauh dari itu.
 
Sejumlah analis Barat menyampaikan pandangannya bahwa kesepakatan ini melampaui isi kesepakatan Iran-Cina, dan dalam bentuk tertentu menjadi tantangan bagi hegemoni Dunia Barat di kawasan barat daya Asia. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kesepakatan Iran-Cina merupakan ujian geopolitik terbesar bagi dunia. Pasalnya, aliansi strategis Iran-Cina akan menggagalkan seluruh upaya AS untuk menciptakan aliansi global anti-Cina.
 
Ragam prediksi terkait masalah ini dinilai oleh analis Iran, Mehrdad Alipour menunjukkan bahwa kesepakatan Iran-Cina sebagai indikasi strategi Iran ke arah timur untuk mengurangi tekanan sanksi Barat. Oleh karena itu, kesepakatan Iran-Cina adalah kesepakatan yang positif. Prediksi semacam ini tidak hanya disampaikan oleh para analis Iran saja, tapi oleh analis dari negara lain juga.
 
China-Pakistan

 

Sejumlah pakar Barat menyampaikan analisa yang kurang-lebih sama dengan apa yang disampaikan analis Iran. William Figueroa, salah seorang analis Barat meyakini bahwa cakupan kesepakatan Iran-Cina jauh lebih luas dari sekadar urusan perdagangan dan investasi. Dia mengatakan, "Kesepakatan ini dari sudut pandang geopolitik akan mencegah berlanjutnya hegemoni AS di kawasan Asia Barat."
 
Beberapa analis lain menyebut kesepakatan Iran-Cina memiliki dimensi yang sangat berbeda, dan mereka percaya jika kesepakatan tersebut direalisasikan secara utuh, maka nilai investasinya dalam 25 tahun akan mencapai 400 miliar dolar di industri minyak, petrokimia, jalur transfer energi, jalur transportasi jalan raya, dan rel kereta api, sehingga menjadi sebuah momen penting dalam kerja sama strategis antara Iran dan Cina.
 
Lalu pertanyaannya adalah apa pengaruh CPEC dan kesepakatan Iran-Cina bagi integrasi regional antara Iran, Pakistan, Afghanistan dan Cina ? Jawabannya adalah kedua proyek tersebut yaitu CPEC dan kesepakatan 25 tahun Iran-Cina secara selaras memberikan pengaruh penting pada integrasi regional di antara Iran, Pakistan, Afghanistan, Cina bahkan lebih jauh dari level kawasan di Asia Tengah, Asia Barat, dan Afrika Utara terutama dalam kerangka makro One Belt One Road, OBOR. (HS)