Lintasan Sejarah 21 Februari 2022
Hari ini Senin, 21 Februari 2022 bertepatan dengan 19 Rajab 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 2 Isfand 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Perang Tabuk Antara Muslimin dan Romawi
1434 tahun yang lalu, tanggal 19 Rajab 9 HQ, terjadi perang Tabuk antara Muslimin dengan Romawi.
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang terjadi di masa Rasulullah Saw. Penyebab terjadinya perang Tabuk bermula dari para pedagang Syam yang mengabarkan kepada Rasulullah Saw bahwa Romawi mempersiapkan pasukan untuk menyerang Madinah. Rasulullah langsung memerintahkan umat Islam baik yang tinggal jauh dari Madinah atau di dalam kota untuk bersiap-siap berperang.
Sekalipun jarak yang harus ditempuh jauh, udara yang begitu panas dan tepat di masa panen, kebanyakan umat Islam tetap mempersiapkan dirinya untuk berperang. Tapi ada sekelompok orang munafik di Madinah menyampaikan kepada Rasulullah Saw pelbagai alasan agar tidak ikut dalam perang ini. Tidak itu saja, mereka juga berusaha mencegah orang lain untuk ikut perang. Nabi Muhammad Saw tahu hakikat yang sebenarnya. Oleh karenanya, beliau memerintahkan Imam Ali as untuk tetap berada di Madinah dan beliau ikut dalam perang ini.
Akhirnya pasukan Muslimin yang berjumlah 30 ribu pada 19 Rajab 9 Hijriah tiba di medan perang, tapi mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pasukan Romawi. Dalam peristiwa ini, sekalipun tidak terjadi perang, yang terjadi adalah kehormatan Islam tetap terjaga dan umat Islam terbukti siap berkorban untuk menghadapi pasukan kufur. Perang Tabuk ini juga disebut perang Fadhihah yang berarti terungkap. Karena sebagian orang yang menunjukkan dirinya muslim ternyata mereka adalah orang munafik.
Majd Al-Ula Boustan, Peneliti dan Wartawan Iran Wafat
137 tahun yang lalu, tanggal 2 Isfand 1263 HS, Majd al-Ula Boustan meninggal dunia dalam usia 85 tahun.
Boustan lahir pada 1278 Hs di kota Mashad dan memulai pendidikannya di bidang bahasa dan sastra Persia, Arab dan Perancis. Ia pergi ke Tehran pada 1303 Hs dan belajar ilmu-ilmu keislaman pada Ayatullah Mirza Mahdi Ashtiani dan Sheikh Dhiya ad-Din Darri Isfahani.
Majd al-Ula Boustan banyak menulis artikel di bidang sosial dan sastra di sejumlah surat kabar ternama. Sejak tahun 1307 Hs, ia aktif di lembaga sastra Iran dan Asosiasi Sastra Hakim Nezami. Di masa Shah Pahlevi, ia sempat dikejar bahkan dijebloskan ke dalam penjara karena bekerjasama dengan mereka yang diasingkan rezim Pahlevi.
Selama hidupnya Majd al-Ula Boustan banyak memiliki karya tulis seperti Dastour Shargh, Resaleh Khorafat dan Pandnameh.
Referendum di Mesir dan Suriah
64 tahun yang lalu, tanggal 21 Februari 1958, rakyat Mesir dan Suriah dalam sebuah referendum menyetujui didirikannya negara gabungan yang diberi nama Republik Persatuan Arab (RPA).
Selain itu, rakyat kedua negara juga memilih Gamal Abdul Anser sebagai presiden negara gabungan yang baru didirikan tersebut. Beberapa waktu kemudian, Yaman juga ikut serta dalam RPA.
Tujuan didirikannya negara gabungan Arab ini khususnya untuk menggalang persatuan bangsa-bangsa Arab dalam menghadapi rezim ZionisIsrael. Dalam Republik Persatuan Arab ini, terdapat pemerintahan terpisah yang kebijakanya ditentukan bersama oleh sebuah Dewan Tinggi. Namun, negara gabungan ini hanya bertahan tiga tahun dan bubar tahun 1961.