Lintasan Sejarah 23 Maret 2022
Hari ini Rabu, 23 Maret 2022 bertepatan dengan 20 Sya'ban 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 3 Farvardin 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Nadim Wafat
1057 tahun yang lalu, tanggal 20 Sya'ban 385 HQ, Ibnu Nadim, seorang sejarawan Muslim terkemuka, meninggal dunia.
Keterkenalan Ibnu Nadim lebih banyak disebabkan oleh buku karyanya yang berjudul "al-Fihrist". Dalam buku ini, dia menginventarisasi semua ilmu yang berkembang dalam peradaban Islam pada zaman itu dan menerangkan kehidupan para ilmuwan terkemuka saat itu.
Selain itu, dalam al-Fihrist juga dituliskan tentang buku-buku dan makalah dari berbagai bidang ilmu dan catatan lengkap mengenai kehidupan para pengarangnya. Ibnu Nadim juga menulis penjelasan mengenai buku-buku kuno dari berbagai bangsa di dalam al-Fihrist.
Ibnu Nadim juga melakukan penelitian dan penulisan mengenai agama-agama dan mazhab-mazhab yang terkenal di zamannya dan melahirkan banyak buku di bidang ini. Karya ibnu Nadim lainnya berjudul "al-Ausaf wa Tasybihaat".
Gerakan Fasisme Dimulai
103 tahun yang lalu, tanggal 23 Maret tahun 1919, gerakan Fasisme di Italia didirikan oleh Benito Mussolini.
Fasisme adalah sebuah gerakan politik otoritarian yang dikembangkan di Italia dan beberapa negara Eropa lainnya sebagai reaksi atas perubahan politik dan sosial yang diakibatkan oleh PD I serta meluasnya sosialisme dan komunisme. Nama fasisme berasal dari kata "fasces" yaitu simbol kekuasaan Romawi kuno yang terdiri dari seikat tangkai dan sebuah kapak.
Partai Fasis Italia berkembang dengan cepat dan hingga tahun 1921, telah memiliki 300.000 anggota. Pada tahun itu pula, partai ini berhasil menghantarkan 35 anggotanya sebagai anggota parlemen. Pada tahun 1922, Musolini diangkat sebagai perdana menteri Italia.
Pemerintahan berideologi fasis bersifat nasionalis ekstrim, melakukan teror, menciptakan budaya takut, militerisme, hegemoni, penjinakan ideologi tertentu, merepresi para oposan, serta amat bergantung pada kharisma seorang pemimpin. Ideologi serupa diterapkan Adolf Hitler di Jerman. Ideologi ini telah menyeret umat manusia dalam perang besar yaitu PD II.
Imam Khomeini Buat Pernyataan Soal Penyerangan Madrasah Feizieh
58 tahun yang lalu, tanggal 3 Farvardin 1342 HS, Imam Khomeini ra buat pernyataan soal penyerangan Madrasah Feizieh.
Sore hari tanggal 3 Farvardin 1342 HS (23 Maret 1963), setelah pasukan keamanan rezim Pahlevi menyerang madrasah Feizieh Qom, rumah Imam Khomeini ra menjadi tempat pertemuan rakyat dan ulama. Setelah mendapat informasi mengenai serangan ke madrasah Feizieh, Imam Khomeini ra mengeluarkan pernyataan yang membongkar kedok rezim Shah dan mengajak rakyat untuk turun ke jalan melakukan demonstrasi.
Dalam pernyataan beliau menyebutkan, "Dalam kondisi saat ini taqiyah hukumnya haram dan menyatakan kebenaran wajib hukumnya, apapun akibatnya, dan apa yang akan terjadi tidak lagi penting."
Dalam pernyataan ini Imam Khomeini ra menyebut siapa saja yang pro Shah maka ia sama dengan seorang penjarah dan berusaha menghancurkan al-Quran dan Islam.