Jun 04, 2022 09:24 Asia/Jakarta
  • 4 Juni 2022
    4 Juni 2022

Hari ini Sabtu, 4 Juni 2022 bertepatan dengan 4 Dzulqadah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 14 Khordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Mahlabi, Penulis Mesir Meninggal Dunia
 
787 tahun yang lalu, tanggal 4 Dzulqadah 656 HQ, Mahlabi, seorang penulis dan ilmuwan terkenal Mesir meninggal dunia pada usia 57 tahun.

Dia dikenal sebagai penulis prosa terkemuka di zamannya, sampai-sampai, Ibnu Khalikan, sejarawan termasyhur mencatat tentang Mahlabi sebagai berikut, "Saya bertemu dengannya dan saya menyaksikan segala hal yang sebelumnya saya dengar tentangnya."
 
Mahlabi juga meninggalkan  buku kumpulan syair. Syair-syairnya bersifat sederhana dan penuh kelembutan. Syair-syairnya amat populer di tengah masyarakat sehingga berkali-kali dicetak ulang di Mesir dan Beirut.

Imam Khomeini Wafat

33 tahun yang lalu, tanggal 14 Khordad 1368 HS (3 Juni 1989), Imam Ruhullah Mousavi Khomeini, pemimpin Revolusi Islam Iran, meninggal dunia.

Kuburan Imam Khomeini ra di Tehran

Imam Khomeini dilahirkan pada tahun 1903 di kota Khomein, Iran tengah. Sejak kecil, beliau telah mengenal perjuangan melawan kezaliman, karena ayah beliau juga merupakan seorang ulama yang gigih berjuang melawan penguasa yang zalim dan akhirnya  gugur syahid dibunuh penguasa.

Pada usia muda, Ruhullah Khomeini menuntut ilmu-ilmu agama di hauzah ilmiah Qom. Sejak tahun 1962, perjuangannya melawan penguasa semakin aktif dan terbuka, sampai-sampai beliau dipenjara, lalu akhirnya dibuang ke Turki, kemudian ke Irak. Selama tiga belas tahun di Irak, selain belajar dan mengajar agama, Imam Khomeini meneruskan perjuangannya melawan pemerintahan dengan cara menyampaikan pidato-pidato yang membuka kedok Shah Pahlevi yang despotik serta tindakan imperialistik AS di Iran.

Pidato-pidato Imam Khomeini di Irak disebarkan secara rahasia melalui tulisan atau rekaman kaset di Iran dan akhirnya, rakyat Iran pun bangkit mengadakan demonstrasi-demonstrasi menentang pemerintah. Ketika penentangan rakyat semakin memanas, pemerintah Iran akhirnya memindahkan Imam Khomeini ke Paris, dengan tujuan untuk menjauhkan beliau dari rakyat Iran. Namun, justru setelah kepindahan beliau ke Paris yang memiliki fasilitas pers dan komunikasi yang modern, pesan-pesan Imam semakin gencar disampaikan ke Iran dan semakin maraklah demonstarsi rayat menuntut mundurnya Shah Pahelvi.

Akhirnya, pada tahun 1979, Shah Pahlevi melarikan diri ke luar negeri dan Imam Khomeini kembali ke Iran. Setelah berpihaknya berbagai unsur pemerintahan dan militer kepada Imam, akhirnya tahun itu juga, revolusi Islam Iran mencapai kemenangannya. Setelah 10 tahun Republik Islam Iran berdiri, Imam Khomeini meninggal dunia akibat sakit.

Ayatullah Khamenei Diangkat Sebagai Rahbar

33 tahun yang lalu, tanggal 14 Khordad 1368 HS (3 Juni 1989), Majelis Khubregan atau Dewan Ahli Kepemimpinan Republik Islam Iran memilih Ayatullah Sayid Ali Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran menggantikan Imam Khomeini yang wafat pada hari yang sama.

Beberapa jam setelah wafatnya Imam Khomeini, Dewan Ahli mengadakan sidang untuk menetapkan pengganti Imam Khomeini  dan di dalam sidang itu pula, dibacakan surat wasiat Imam Khomeini.

Dewan Ahli adalah sebuah dewan yang terdiri dari sejumlah ulama yang langsung dipilih oleh rakyat, yang bertugas memilih di antara mereka sendiri ulama yang paling layak untuk menjadi rahbar atau pemimpin tertinggi revolusi Islam. Pemilihan itu dilakukan sekali dalam enam tahun dan sepeninggal Imam Khomeini, Ayatullah Khameini selalu terpilih kembali untuk menjadi rahbar hingga saat ini.

Pembantaian Tiananmen
 
33 tahun yang lalu, tanggal 4 Juni 1989, ratusan penduduk sipil ditembak mati tentara Cina ketika operasi militer berdarah untuk menangani demonstrasi di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Lapangan Tiananmen, Beijing

Para demonstran yang sebagian besar mahasiswa sudah berada di lapangan selama tujuh minggu. Mereka menolak pindah kecuali ada reformasi demokrasi. Serangan datang setelah pemerintah gagal membujuk para demonstran. Pemerintah China kemudian memperingatkan akan melakukan tindakan apa pun yang dirasa perlu untuk menangani apa yang mereka namakan 'kekacauan sosial'. Walau sudah banyak diprediksi muncul, tingkat kekerasan di lapangan berubah menjadi sebuah kekejaman. Hal itulah yang kemudian dikutuk seluruh dunia.

Di tengah kepanikan dan kebingungan yang melanda, terdengar teriakan para mahasiswa untuk menjatuhkan pemerintah yang fasis dan menghentikan pembunuhan. Di sebuah rumah sakit anak, ruangan dipenuhi korban-korban tembakan. Kebanyakan ialah penduduk setempat yang tidak ikut ambil bagian di dalam demonstrasi.

Sementara itu, muncul laporan yang menceritakan tentara menggeledah kampus-kampus di Beijing untuk mencari ketua-ketua kelompok sembari memukuli dan bahkan membunuh mereka yang diduga terlibat dalam koordinasi demonstrasi tersebut.

Tags