Pemulihan Ekonomi Iran Pasca Pencabutan Sanksi
Kesepakatan nuklir Iran dan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman, tercapai setelah melalui perundingan panjang dan alot selama hampir dua tahun.
Sesuai kesepakatan yang dikenal dengan Rencana Aksi Bersama Komprehensif atau JCPOA itu, banyak kapasitas ekonomi Iran yang akan terbuka pasca pencabutan sanksi. Menyusul kesepakatan itu, Dewan Keamaan PBB meratifikasi resolusi nomor 2231 yang mengakui aktivitas nuklir Iran termasuk pengayaan uraniumnya sebagai program legal dan sah.
Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani, pasca dimulainya pelaksanaan JCPOA, dalam sebuah surat kepada Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, menjelaskan capaian 11 poin Iran di idang nuklir, politik, hukum dan ekonomi. Dijelaskan bahwa sekarang Iran telah mengakhiri seluruh keambiguan program nuklir Iran. Sanksi-sanksi moneter dan finansial terkait program nuklir oleh Dewan Keamanan PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat, di berbagai bidang termasuk transfer dana, aktivitas perbankan, SWIFT, investasi, jasa asuransi, minyak, gas, petrokimia, transportasi, pelayaran, pelabuhan, perdagangan emas dan logam, otomotif dan pesawat, telah dicabut. Dengan demikian, telah terbuka peluang untuk partisipasi kokoh Iran di kancah ekonomi dunia serta pemanfaatan peluang pasar impor dan akses ke pasar investasi internasional.
Menurut banyak pengamat, pelaksanaan JCPOA, mendorong Iran memasuki era baru interaksi politik-ekonomi yang akan mampu mengembangkan infrastruktur dan memperkokoh pondasi ekonomi dan investasi kolektif. Beberapa tahun terakhir, ketika sanksi Barat terhadap Iran atas program nuklirnya telah mencapai puncaknya, Barat mengupayakan banyaka cara untuk mengisolasi Iran. Akan tetapi semua upaya tersebut mereda pasca pelaksanaan JCPOA. Kini, Iran akan tampil di di sektor diplomasi ekonomi lebih aktif.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menghadiri sidang Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada 20 Januari 2016, dan merupakan partisipasi perdana Iran pada sidang tersebut pasca implementasi JCPOA. Dalam kesempatan itu, Zarif memaparkan program ekonomi Iran dan menjelaskan acuan program pembangunanRepublik Islam kepada para pejabat negara-negara peserta.
Klaus Schwab, pendiri dan direktuf eksekutif Forum Ekonomi Dunia dalam pertemuan dengan Zarif dan Direktur Kantor Presiden Republik Islam Iran, Mohammad Nahavandian, menyinggung sejumlah kapasitas Forum untuk peningkatan kerjasama dagang dan ekonomi Iran, seraya menyatakan puas atas kondisi baru perekonomian Iran pasca JCPOA. Schwab optimis Iran mampu memanfaatkan peluang yang tercipta untuk memperkokoh kerjasama di berbagai bidang.
Kerjasama dengan Iran sangat menarik bagi sebagian besar perusahaan Eropa. Berbagai delegasi dan perwakilan perusahaan-perusahaan besar Eropa termasuk Siemens dan banyak lagi yang berunding dengan para pejabat Iran. Selain itu, Presiden Cina juga berkunjung ke Iran, untuk menandatangani kontrak baru, sebagai mitra perdagangan Iran terbesar.
Dalam kunjungannya, Xi Jinping menandatangani 17 dokumen kerjasama di berbagai bidang ekonomi, industri, budaya dan hukum dengan mitranya dari Iran Hassan Rouhani. Penandatangan belasan dokumen itu telah mendongkrak hubungan bilateral kedua negara hingga ke tingkat strategis. Iran dan Cina sekarang saling berupaya meningkatkan pertukaran dagang hingga 50 miliar dolar per tahun.
Di lain pihak, Alexander Tkachyov, Menteri Pertanian Rusia, dalam kunjungannya ke Tehran beberapa waktu lalu, menekankan keseriusan Moskow untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral dengan Iran. Tkachyov kepada Hojjati, Menteri Pertanian Iranjuga menegaskan bahwa negaranya memprioritaskan perluasan kerjasama dengan Republik Islam Iran. Menurutnya, pertukaran produk dan investasi di bidang pertanian kedua negara sangat penting, dan bahwa Iran dan Rusia harus mendukung proses ini.
Bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertanian Rusia ke Tehran, Wakil Ketua Bank Sentral Rusia, Vladimir Chistyukhin, juga menyatakan bahwa pihaknya sedang membahas sebuah paket kesepakatan dengan lembaga-lembaga finansial di Iran. Dikatakannya, hal ini sedang menjadi fokus interaksi berbagai perusahaan kedua negara di pasar finansial.
Di sektor minyak, gas dan petrokimia, pasar Iran dan persaingan yang ada semakin menarik. Iran sekarang sedang kembali ke pasar minyak dunia. Menyusul pencabutan sanksi, ekspor minyaknya ke Eropa akan segera dimulai. Perusahaan-perusahaan besar minyak seperti Total dan Shell, telah mengirim para direktur mereka ke Tehran. Sejumlah perusahaan minyak lain seperti BP, Statoil dan Lukoil, menyatakan berminat terjun ke sektor minyak dan gas Iran.
Wall Street Journal memprediksi geliat pasar investasi di Iran pasca pencabutan sanksi. Ekspor minyak Iran yang mencapai 2,5 juta barel per hari pada tahun 2011 dan menjadi 1,1 juta barel per hari pada 2014. Namun sekarang, para pejabat Iran akan berusaha mengejar ketertinggalan mereka dalam produksi minyak.
Iran memiliki sembilan persen sumber minyak seluruh dunia. Namun volume produksi negara ini saat ini hanya mencapai empat persen dari total produksi dunia. Volume simpanan minyak yang dimiliki Iran lebih besar dari Irak, Kuwait dan Uni Emierat Arab. Para pejabat perusahaan Eni Italia, mengatakan bahwa perusahaan anak cabangnya Saipem pada bulan November tahun lalu, telah menandatangani kesepakatan dengan Iran. Perusahaan itu menyatakan bahwa sumber gas alam Iran merupakan yang terbesar di dunia.
Bank Dunia dalam laporan prospek ekonomi 2016 menyebutkan, pencabutan sanksi anti-Iran pasca pelaksanaan JCPOA, akan meningkatkan ekspor minyak Iran tahun ini hingga pada level 500 sampai 700.000 barel per hari. Berdasarkan laporan tersebut, meski penurunan harga minyak, pertumbuhan ekonomi di kawasan pada periode 2016-2018, akan meningkat di atas lima persen. Alasan peningkatan ekonomi di Iran adalah pemulihan sektor perekonomian Republik Islam sebagai kekuatan ekonomi berkembang di kawasan.
Iran sekarang mampu menambah satu juta barel minyak dalam produksi per harinya. Dengan demikian Iran, total produksi minyak Iran akan mencapai 3,8 atau 3,9 juta barel per hari, sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan OPEC. Iran juga berniat menyerap investasi asing di sektor pertambangan dan industri kerajinan tangan hingga 20 miliar dolar.
Seluruh peluang ini membuat Republik Islam Iran menjadi pusat perhatian media dan pemberitaan dunia menjelang peringatan kemenangan Revolusi Islam ke-37. Ini sekaligus membuktikan dinamisme dan langkah pro-aktif Republik Islam Iran.