Jul 13, 2022 09:25 Asia/Jakarta
  • 13 Juli 2022
    13 Juli 2022

Hari ini Rabu, 13 Juli 2022 bertepatan dengan 13 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 22 Tir 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Perjanjian Aqabah Kedua Ditandatangani

1444 tahun yang lalu, tanggal 13 Dzulhijjah setahun sebelum Hijrah, Rasulullah Saw menjalin perjanjian Aqabah Kedua dengan penduduk kota Yatsrib yang kelak berubah nama menjadi Madinatun-Nabi atau Kota Nabi.

Sejarah

Perjanjian ini dibuat dalam rangka menengahi perselisihan antara dua kabilah di Yatsrib, yaitu Aus dan Khazraj.
 
Kedua kabilah itu telah melewati peperangan yang panjang dan karenanya, mereka mencari seseorang yang bisa dipercaya untuk menciptakan perdamaian dan ketenangan di antara mereka. Sementara itu, beberapa penduduk Yatsrib telah masuk Islam dan mereka memberitahukan kaumnya tentang keunggulan dan kemuliaan akhlak Rasulullah.
 
Oleh karena itu, penduduk Yatsrib mengirimkan delegasi untuk menemui Rasulullah dan meminta beliau agar datang ke Yatsrib demi menciptakan perdamaian di sana. Atas bimbingan dan petunjuk Rasulullah, warga Yatsrib pun akhirnya bersedia menandatangani Perjanjian Aqabah, yang selain berisi perjanjian damai di antara kedua kabilah, juga perjanjian untuk membela Rasulullah.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari Wafat

22 tahun yang lalu, tanggal 22 Tir 1379 HS, Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggal dunia di usia 84 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah as, Qom.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari lahir dari keluarga ulama di kota Shabestar, Provinsi Azerbaijan Timur pada 1295 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah, pada usia 18 tahun beliau pergi ke kota Qom untuk melanjutkan pendidikannya. Selain belajar ilmu-ilmu klasik hauzah, beliau juga mempelajari filsafat, teologi dan irfan kepada Ayatullah Sheikh Mahdi Mazandarani dan Mirza Mohammad Ali Shah Abadi.

Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat menengah, beliau belajar mata kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada Ayatullah Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i selama 8 tahun. Beliau kemudian mengikuti perintah gurunya ini dan kembali ke kota kelahirannya. Selama 10 tahun di sana, beliau memberikan pelayanan masalah-masalah keagamaan kepada masyarakat. Pada usia 37 tahun beliau kembali ke Qom dan memberikan kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid dan pada saat yang sama beliau mengikuti kuliah Ayatullah Boroujerdi.

Beliau mendapat ijazah ijtihad dari Ayatullah Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i dan Abolhassan Isfahani. Selain itu beliau juga sangat berjasa dalam menyebarkan ajarah Ahlul Bait di provinsi Azerbaijan Barat dan Kurdistan serta membangun banyak masjid dan huseiniah di dua provinsi ini. Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi juga ikut bersama ulama lainnya bangkit melawan rezim Shah Pahlevi.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggalkan banyak karya tulis seperti catatan pinggir al-Urwah al-Wutsqa, Hakemiyat Piromoune Khatamiyat va Rafe Shubahat dan Syarah Wasilah an-Najah.

Italia Tangkap Ratusan Mafia
 
12 tahun yang lalu, tanggal 13 Juli 2010, aparat hukum anti mafia di Italia berhasil mencokok secara massal sindikat kriminal bernama 'ndrangheta. Berkat penyusupan di sejumlah pesta pernikahan, baptis dan acara-acara lain, aparat hukum berhasil menangkap 305 orang.

Demonstrasi memrotes pemerintah Italia

Mereka yang ditangkap diantaranya adalah para bos mafia kelas kakap. Polisi pun menyita aset dalam bentuk uang dan properti senilai lebih dari 60 juta euro (sekitar Rp689,9 miliar).

Tim kejaksaan Italia mengungkapkan bahwa jaringan mafia asal Calabria itu memiliki struktur hirarki yang ketat, seperti halnya mafia Sicilia, serta bukan sekadar asosiasi klan seperti yang diduga sebelumnya.

Selain mengembangkan operasi bisnis di kawasan kaya Lombard, yang terletak di Italia bagian utara, jaringan 'ndrangheta juga berkonsentrasi di kampung halaman mereka di Calabria. Mereka menerapkan kontrol ketat dalam setiap pengambilan keputusan strategis. Demikian ungkap tim kejaksaan anti mafia.  

Operasi penggerebekan dimulai pada Selasa 13 Juli 2010 dini hari pukul 4 waktu setempat. Pertama yang ditangkap adalah Domenico Oppedisano, yang merupakan pemimpin tertinggi 'ndrangheta. Penangkapan berlangsung di kota pesisir Rosarno di kawasan Calabria.

Penangkapan massal itu bisa dilakukan berkat operasi intelijen aparat hukum. Mereka mengerahkan agen di sejumlah acara 'ndrangheta. Diantaranya pada suatu pesta pernikahan 2009. Orang tua masing-masing mempelai adalah dua gembong kriminal di Calabria.

Geng 'ndrangheta dikenal sebagai salah satu sindikat mafia yang paling berpengaruh di Italia. Namun, Pemerintah Italia baru Februari lalu menyatakan bahwa kelompok itu adalah organisasi kriminal.

Dari Calabria, jaringan 'ndrangheta berkembang ke kawasan utara Italia pada dekade 1970-an. Mulai dekade 1980-an jaringan itu menyebar ke Jerman, bahkan hingga ke Kanada dan Australia.

Dalam penyergapan massal itu, gugus tugas anti mafia dari kejaksaan mengerahkan 3.000 polisi. Mereka yang ditangkap dikenakan tuduhan beragam, diantaranya pembunuhan, pemerasan, penyelundupan senjata dan obat terlarang, dan asosiasi kriminal.

"Kini, kita berhasil melanggar privasi banyak anggota 'ndrangheta," tutur Pierro Grasso, ketua gugus tugas anti mafia dari Kejaksaan Italia.