Aug 02, 2022 09:16 Asia/Jakarta
  • 2 Agustus 2022
    2 Agustus 2022

Hari ini Selasa, 2 Agustus 2022 bertepatan dengan 4 Muharam 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 11 Mordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Ubaidillah bin Ziyad Mobilisasi Warga Kufah Lawan Imam Husein as

1383 tahun yang lalu, tanggal 4 Muharam 61 HQ, Ubaidillah bin Ziyad memobilisasi warga Kufah untuk melawan Imam Husein as.

Jalur pawai ke Karbala (dok)

Di masjid Kufah, Abdullah bin Ziyad berkata kepada warga yang hadir, "Wahai warga Kufah! Kalian telah menguji keturunan Abu Sufyan, dan telah menemukan mereka sebagaimana yang kalian inginkan! Kalian mengenal Yazid yang berakhlak dan berperilaku baik pada para bawahannya. Seluruh pemberian-pemberiannya berada pada tempatnya yang tepat. Demikian juga dengan ayahnya. Kini Yazid memerintahkanku untuk membagi-bagikan uang kepada kalian dan mengirimkan kalian untuk melawan musuhnya, Husein."
 
Setelah itu, ia memerintahkan untuk mengumumkan kepada seluruh warga dan mempersiapkan rakyat untuk bergerak menuju medan laga.
 
Syimr bin Dzil Jausyan bersama empat ribu pasukan; Yazid bin Rakab, dua ribu, Husain bin Namir, empat ribu; Mazhayir bin Rahinah, tiga ribu, dan Nashr bin Harsyah dengan dua ribu pasukan. Keseluruhannya menyatakan diri siap berperang melawan Imam Husain as.
 
Dan perjalanan menuju Karbala segera dimulai.
 
Dalam menjawab Qais bin Asy'ab yang menyarankannya untuk berbaiat pada Yazid, Imam Husain bin Ali as berkata, "Tidak, demi Allah! Aku tidak akan meletakkan tanganku dengan hina di atas tangan mereka, dan juga tidak akan melarikan diri dari medan laga sebagaimana para budak."

Imam Khomeini Menjalani Tahanan Rumah Davoodieh

59 tahun yang lalu, tanggal 11 Mordad 1342 HS, Imam Khomeini ra menjalani tahanan rumah di daerah Davoodieh, Tehran.

Imam Khomeini ra

Penahanan Imam Khomeini ra dan penumpasan Kebangkitan 15 Khordad 1342 HS, Imam pada awal ditahan di Bashgah Afsaran, namun beberapa jam kemudian beliau dipindah ke Garnisun Qasr. Pada 4 Tir 1342 HS, kembali beliau dipindahkan ke pangkalan militer Eshrat Abad. Setelah berlalu beberapa waktu dan kondisi sudah lebih membaik, rezim Shah Pahlevi berusaha mencari jalan agar dapat meredam demonstrasi rakyat yang menuntut pembebasan Imam, tapi pada saat yang sama Imam tidak diperkenankan hadir di tengah-tengah rakyat. Untuk itu mereka memindahkan beliau dari penjara Eshrat Abad dan menahan beliau di sebuah daerah di bawah pengawasan SAVAK

Sesuai dengan keputusan ini, SAVAK kemudian mendatangi Imam Khomeini dan menyatakan pembebasannya dan meminta beliau untuk tidak ikut campur urusan politik. Tapi Imam menjawab dengan singkat permintaan itu. Beliau berkata, "Kami sejak awal tidak pernah ikut campur dengan politik yang kalian artikan sebagai kelicikan dan kebohongan." Akhirnya pada 11 Mordad 1342, setelah dipenjara selama 57 hari, Imam Khomeini ra dipindahkan di sebuah rumah di kawasan Davoodieh, Tehran.

Sekalipun pada awalnya maksud rezim Pahlevi dari langkah pemindahan ini untuk mengontrol lebih ketat Imam Khomeini di luar penjara, tapi setelah rakyat mengetahui hal ini tanpa takut mendatangi rumah tempat baru Imam yang dipersiapkan SAVAK. Sehari setelah pemindahan Imam ke Davoodieh, surat-surat kabar Iran oleh SAVAK diperintahkan untuk menyebutkan bahwa pemindahan Imam ini berkat kesepakatan antara beliau dan para pejabat keamanan. Tapi konspirasi ini dengan cepat terbongkar dengan pengumuman dan pernyataan yang dikeluarkan oleh para marji dan ulama.

Imam Khomeini ra berada rumah itu hingga bulan Farvardin tahun depannya dan itu berarti beliau menjadi tahanan rumah selama 8 bulan. Beliau akhirnya dibebaskan pada 18 Farvardin 1343 HS.

Invasi Irak ke Kuwait
 
32 tahun yang lalu, tanggal 2 Agustus 1990, tentara Irak menginvasi negara tetangganya, Kuwait.

Perang Irak dan Kuwait

Invasi ini merupakan invasi Irak kedua setelah sebelumnya di tahun 1980 menyerang Iran. Sebelumnya, Rezim Saddam selalu menyatakan bahwa kawasan Kuwait adalah provinsi Irak yang ke-19. Invasi ke Kuwait ini bertujuan untuk mengambil alih kekayaan minyak Kuwait dan dengan demikian, Rezim Saddam berharap bisa menjadi pemimpin dunia Arab. Namun, invasi Irak ke Kuwait ini mendapat reaksi negatif yang sangat besar dari dunia internasional.
 
Dunia internasional dan PBB menngecam invasi Irak ini dan memerintahkan agar Irak keluar dari Kuwait. Kemudian, sejumlah negara dengan dipimpin oleh AS mengirimkan pasukannya ke Teluk Persia dengan tujuan untuk mengusir Irak. Meskipun telah dilakukan berbagai macam lobi politik selama tujuh bulan, tentara Irak tetap bertahan di Kuwait.

Akhirnya, pasukan aliansi pimpinan AS melakukan penyerbuan ke Irak hingga menimbulkan kerugian dan kerusakan yang sangat besar bagi tentera dan rakyat Irak. karena serangan pasukan aliansi itu, pada tanggal 28 Februari 1991, Irak mengakhiri aneksasinya di Kuwait.

Tags