Lintasan Sejarah 12 Januari 2023
Hari ini Kamis, 12 Januari 2023 bertepatan dengan 19 Jumadil Tsani 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 22 Dey 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Perang Dzaatus-Salasil Berakhir
1436 tahun yang lalu, tanggal 19 Jumadil Tsani 8 HQ, berakhirlah perang Dzatus-Salasil.
Perang ini dimulai karena pasukan musyrikin datang ke Madinah untuk menyerbu kaum Muslimin. Rasulullah kemudian mengirim sebuah pasukan Muslim untuk menghadang pasukan Musyrik tersebut. Namun, ketika mengetahui bahwa pasukan Musyrik bersenjata jauh lebih kuat dan lengkap, pasukan ini kembali ke Madinah. Rasul kemudian mengirim pasukan kedua.
Sekali lagi, mereka kembali karena takut melihat persenjataan lawan yang hebat. Akhirnya, Rasul menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk melawan pasukan tersebut. Ali bin Abi Thalib dan pasukannya berhasil mengalahkan kaum Musyrikin dan mereka disambut oleh Rasul dengan amat gembira. Banyak sejarawan yang menyatakan bahwa peristiwa ini menjadi sebab turunnya surat al-‘Adiyah.
Mozaffaruddin Shah Perintah Bentuk Edalatkhaneh
117 tahun yang lalu, tanggal 22 Dey 1284 HS, Mozaffaruddin Shah memerintahkan dibentuknya Edalatkhaneh.
Ketegaran dan perjuangan rakyat Iran yang dipimpin ulama untuk meraih hak untuk menentukan nasib bangsa dan terbentuknya pemerintahan yang berdasarakan undang-undang akhirnya menuai keberhasilan. Akhirnya Mozaffaruddin Shah Qajar menerima tuntutan masyarakat.
Mereka yang melakukan aksi mogok di makam suci Abdolazim menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Shah Qajar termasuk dibentuknya Edalatkhaneh atau parlemen lewat Duta Besar Ottoman. Mozaffaruddin Shah yang menyaksikan kesungguhan masyarakat, dengan segera mengeluarkan perintah dibentuknya Edalatkhaneh pada 22 Dey 1284 HS.
Dengan demikian, usaha pertama rakyat Iran yang dipimpin ulama, khususnya Ayatullah Sayid Mohammad Thabathabai berhasil dipenuhi dengan dibentuknya Edalatkhaneh. Ini menjadi pendahuluan bagi tuntutan mereka adanya pemerintahan yang berdasarkan undang-undang.
Menyusul dikeluarkannya perintah ini, Ayatullah Sayid Abdullah Bahbahani dan Sayid Mohammad Thabathabai bersama ulama yang lain setelah sebulan melakukan aksi mogok memasuki kota Tehran dengan sambutan meriah.
Gempa Besar Hancurkan Haiti
13 tahun yang lalu, tanggal 12 Januari 2010, gempa bumi berkekuatan 7 pada skala Richter menghancurkan Haiti yang terletak di Kepulauan Karibia.
Gempa tersebut merupakan yang terbesar di wilayah tersebut selama lebih dari 200 tahun terakhir. Sebanyak 200 ribu penduduk tewas dan 895 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Peristiwa itu dimulai pada pukul 16.53 waktu setempat.
Ibu kota Haiti Port-au-Prince merupakan kota terpadat yang merasakan guncangan paling besar karena pusat gempa hanya berjarak sekitar 24 kilometer. Gedung-gedung pusat pemerintahan, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah hancur, termasuk tempat tinggal presiden dan penjara.
Gempa tersebut menambah kesulitan yang dihadapi Haiti setelah 80% dari 9 juta penduduknya dinyatakan miskin. Korupsi, kekerasan, penyakit, kekurangan gizi, dan akses rendah terhadap pendidikan menjadi kenyataan yang harus dihadapi penduduk Haiti sehari-hari.