Jan 13, 2023 10:19 Asia/Jakarta
  • 13 Januari 2023.
    13 Januari 2023.

Hari ini Jumat, 13 Januari 2023 bertepatan dengan 20 Jumadil Tsani 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 23 Dey 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Fathimah Az-Zahra as Lahir

1436 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Tsani 8 sebelum Hijriah, Sayidah Fathimah az-Zahra putri Nabi Muhammad Saw, terlahir ke dunia.

Fathimah az-Zahra dibesarkan dalam bimbingan wahyu dan melewati masa-masa perjuangan menegakkan Islam bersama ayah beliau. Pada tahun ke-2 Hijriah, Sayidah Fathimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib dan sejak saat itu dia melakukan tugas sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, yaitu Imam Hasan, Imam Husain, dan Sayidah Zainab.

Beliau membesarkan anak-anaknya dengan ajaran iman dan Islam. Dalam kehidupan sosial, beliau juga berperan dengan menyampaikan kebenaran dan teguh membela haknya. Bahkan sampai meninggalnya, yaitu tak lama setelah wafatnya Rasulullah, beliau masih berjuang menegakkan kebenaran.

Fathimah az-Zahra adalah teladan wanita sedunia. Di antara nasehat beliau adalah, "Allah menjadikan keimanan sebagai alat untuk membersihkanmu dari kesyirikan, shalat sebagai alat untuk menyucikanmu dari takabur, kepatuhan kepada kami adalah alat untuk mengukuhkan agama, mengakui kepemimpinan kami adalah alat untuk mencegah keterpecahan, dan kecintaan kepada kami  adalah sumber dari kehormatan Islam."

Imam Khomeini Lahir

124 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Tsani 1320 Hijriah, Imam Ruhullah Musawi Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, terlahir ke dunia di kota Khomein, Iran tengah.

Beliau mendapatkan pendidikan agama sejak masa kecil dan melanjutkannya ke Qom. Karena kemampuannya yang tinggi, dengan cepat Imam Khomeini mencapai derajat mujtahid. Selain menguasai masalah fiqih, beliau juga ahli di bidang filsafat dan sufisme dan bahkan menciptakan syair-syair sufi. Beliau memulai aktivitas politiknya sejak masih muda namun semakin meningkat sejak tahun 1953. Akibatnya, beliau kemudian dibuang ke Turki, lalu ke Irak.

Selama 14 tahun masa pembuangannya, beliau mampu mendidik murid-murid yang kemudian menjadi tokoh pejuang melawan rezim tiran dan dengan berbagai cara mampu mengungkapkan esensi rezim Syah yang anti agama dan anti rakyat. Akibatnya, rakyat semakin sadar atas kebobrokan rezim Shah dan semakin meningkatkan perlawanan mereka terhadap Shah. Akhirnya, pada tahun 1978, Shah Reza melarikan diri ke luar negeri.

Imam Khomeini pada tahun itu pula kembali ke Iran dan mendirikan Republik Islam Iran. Selama sepuluh tahun beliau memimpin pemerintahan Islam yang menghidupkan nilai-nilai Islam dan menentang campur tangan para imperialis Barat di dunia ketiga. Imam Khomeini menunjukkan kepada dunia sebuah sistem pemerintahan baru dan membuktikan kecemerlangan serta kemampuan Islam untuk menegakkan sebuah pemerintahan yang kuat dan berpihak kepada nilai-nilai kemanusiaan.

Imam Khomeini juga banyak meninggalkan karya tulis, di antaranya "Asrarus-Shalah", "Misbahul Hidayah", dan "Wilayatul Faqih". Kumpulan khutbah dan pesan-pesan beliau tercatat dalam buku "Shahifatun-Nur" yang berjumlah 21 jilid. Kumpulan syair sufi beliau juga telah diterbitkan.

Fuad Muhammad Syafruddin Lahir

60 tahun yang lalu, tanggal 13 Januari 1963, Fuad Muhammad Syafruddin dilahirkan di Bantul Yogyakarta.

Semula, bidang Jurnalistik bukanlah pilihannya. Yang menjadi guru Udin dalam bidang jurnalistik adalah kemauan dan pengalaman lapangan. Ia adalah wartawan Bernas  menulis berita dengan berani dan jujur. Atas keberaniannya menyuarakan kondisi masyarakat Udin harus membayar dengan nyawanya.

Agustus 1997 setelah menulis berita ‘Proyek Jalan 2Km, hanya digarap 1,4Km”, ia bergegas pulang. Dalam malam yang hening ada tamu tak diundang entah apa yang terjadi istri Udin menemukan Udin telah tergeletak dilantai. Ia tak pernah siuman lagi namun namanya selalu dikenang dalam jurnalisme Indonesia.

Seminar Revolusi di Universitas Tehran

44 tahun yang lalu, tanggal 23 Dey 1357 HS, berlangsung sebuah seminar revolusioner di Universitas Teheran yang diadakan oleh mahasiswa dan warga kota Teheran.

Dari seminar tersebut, tergambar aspirasi generasi muda dan mahasiswa Iran yang menentang pemerintahan diktatoris Shah dan menginginkan dipulangkannya Imam Khomeini dari penggasingannya. Saat berlangsungnya seminar, pasukan keamanan rezim Shah mengepung kampus Universitas. Dalam pesannya menanggapi seminar tersebut, Imam Khomeini dari Paris mengatakan:
 
"Atas dasar tanggung jawab agama, saya mengingatkan bangsa Iran yang terhormat, serta semua lembaga pemerintahan dan sosial di Iran, agar menjauhi perpecahan dan bersikap waspada dalam menghadapi konspirasi musuh-musuh Revolusi Islam."