Lintas Warta 22 Januari 2023
Ketika Eropa Mengkhawatirkan Keamanan yang Dihadiahkan IRGC.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Swedia, Tobias Billstrom, menyatakan bahwa Eropa berhutang budi pada upaya Korps Garda Revolusi Islam dalam perang melawan terorisme. Menurutnya, Korps Garda Revolusi Islam menyelamatkan berbagai ibu kota Eropa dari serangan Daesh (ISIS).
Sebagai kelanjutan dari tindakan anti-Iran baru-baru ini dan sikap intervensionis dalam urusan Iran, Parlemen Eropa mengesahkan rencana anti-Iran pada hari Kamis (19/01/2023), dan menuntut agar nama Korps Garda Revolusi Islam Iran dimasukkan dalam apa yang disebut daftar "teroris" Uni Eropa.
Tentu saja, persetujuan dari Parlemen Eropa tidak mengikat dan hanya berupa proposal ke Dewan Eropa.
Tindakan anti-Iran dari Parlemen Eropa ini dapat dianggap sebagai indikasi ketidakpuasan dan ketidakberdayaan Eropa terhadap terciptanya keamanan oleh IRGC, dan sebagai bidah yang tidak sah dari pihak Parlemen Eropa dalam menyebut sebuah institusi yang terbentuk berdasarkan konstitusi negara merdeka sebagai teroris.
indakan anti-Iran dari Parlemen Eropa ini juga tidak berdasarkan Piagam PBB. Pada Butir 7 Pasal 2 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, “Tidak ada yang terkandung dalam Piagam ini yang memberikan kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk campur tangan dalam masalah yang pada dasarnya dalam yurisdiksi domestik setiap negara atau mewajibkan Anggota untuk menyerahkan hal-hal seperti pembayaran yang disebutkan dalam Piagam ini; tapi prinsip ini tidak mengurangi penerapan penegakan langkah-langkah di bawah Bab VII." More ...