Jan 22, 2023 12:33 Asia/Jakarta

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Swedia, Tobias Billstrom, menyatakan bahwa Eropa berhutang budi pada upaya Korps Garda Revolusi Islam dalam perang melawan terorisme. Menurutnya, Korps Garda Revolusi Islam menyelamatkan berbagai ibu kota Eropa dari serangan Daesh (ISIS).

Sebagai kelanjutan dari tindakan anti-Iran baru-baru ini dan sikap intervensionis dalam urusan Iran, Parlemen Eropa mengesahkan rencana anti-Iran pada hari Kamis (19/01/2023), dan menuntut agar nama Korps Garda Revolusi Islam Iran dimasukkan dalam apa yang disebut daftar "teroris" Uni Eropa.

Tentu saja, persetujuan dari Parlemen Eropa tidak mengikat dan hanya berupa proposal ke Dewan Eropa.

Parlemen Eropa

Tindakan anti-Iran dari Parlemen Eropa ini dapat dianggap sebagai indikasi ketidakpuasan dan ketidakberdayaan Eropa terhadap terciptanya keamanan oleh IRGC, dan sebagai bidah yang tidak sah dari pihak Parlemen Eropa dalam menyebut sebuah institusi yang terbentuk berdasarkan konstitusi negara merdeka sebagai teroris.

Tindakan anti-Iran dari Parlemen Eropa ini juga tidak berdasarkan Piagam PBB. Pada Butir 7 Pasal 2 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, “Tidak ada yang terkandung dalam Piagam ini yang memberikan kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk campur tangan dalam masalah yang pada dasarnya dalam yurisdiksi domestik setiap negara atau mewajibkan Anggota untuk menyerahkan hal-hal seperti pembayaran yang disebutkan dalam Piagam ini; tapi prinsip ini tidak mengurangi penerapan penegakan langkah-langkah di bawah Bab VII."

Sementara itu, perlu diingat bahwa negara-negara Eropa dan Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir, dengan tujuan memicu kerusuhan dan kekacauan di Iran serta melemahkan kekuatan dan otoritas militer dan pasukan keamanan Republik Islam Iran dalam membangun keamanan, telah menjatuhkan sanksi beberapa kali terhadap sejumlah komandan militer Iran. Namun terlepas dari semua tindakan dan konspirasi ini, dengan kewaspadaan bangsa dan upaya angkatan bersenjata, termasuk IRGC, perdamaian dan keamanan telah kembali ke berbagai kota di Iran.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Swedia, Tobias Billstrom, menyatakan bahwa Eropa berhutang budi pada upaya Korps Garda Revolusi Islam dalam perang melawan terorisme. Menurutnya, Korps Garda Revolusi Islam menyelamatkan berbagai ibu kota Eropa dari serangan Daesh (ISIS).

Sebenarnya, Korps Garda Revolusi Islam telah memainkan peran penting dalam membangun keamanan di Iran serta di kawasan Asia Barat karena perjuangannya yang serius melawan kelompok-kelompok teroris dalam dan luar negeri dari MKO hingga Daesh (ISIS) ada dalam rapor IRGC yang telah mempersembahkan para syahid di jalan ini, seperti Syahid Haj Qasem Soleimani dan syahid perlawanan lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, IRGC berhasil menciptakan koalisi yang kuat dalam perang melawan terorisme di kawasan, khususnya di Suriah.

Dalam koalisi ini, bersama dengan lembaga-lembaga seperti tentara Suriah, Irak dan Rusia, organisasi rakyat memainkan peran penting dan efektif dalam perang melawan terorisme dengan menjadikan contoh kekuatan Perlawanan Basij Iran.

Faktanya, dengan bantuan kekuatan rakyat di kawasan, kelompok teroris dihancurkan dan elemen yang tersisa melarikan diri.

Oleh karena itu, keamanan kawasan saat ini dan pencegahan kemajuan ISIS yang dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara Eropa adalah hasil perjuangan serius dari IRGC dan pasukan perlawanan melawan teroris.

IRGC

Mayor Jenderal Hossein Salami, Komandan Korps Garda Revolusi Islam juga menekankan hal ini, Jika perjuangan Korps Garda Revolusi Islam khususnya Pasukan Quds dan komando Syahid Soleimani, gunung api teroris yang diciptakan Amerika pasti akan menyebar ke Eropa  dan keamanan yang berlaku di Eropa saat ini akan hilang.(sl)

Tags