Lintasan Sejarah 16 Februari 2023
Hari ini Kamis, 16 Februari 2023 bertepatan dengan 25 Rajab 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 27 Bahman 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Imam Musa Al-Kazhim Gugur Syahid
1261 tahun yang lalu, tanggal 25 Rajab 183 HQ, Imam Musa al-Kazhim as, keturunan suci Rasulullah generasi kedelapan, gugur syahid di dalam penjara Dinasti Abbasiah.
Imam Musa as lahir pada tahun 128 Hijriah di Abwa', sebuah daerah di antara Mekah dan Madinah. Ketika Imam Musa berusia 20 tahun, ayah beliau, yaitu Imam Shadiq as, gugur syahid dan sejak saat itu, beliau mengemban tampuk keimamahan dan kepemimpinan kaum Muslimin. Selama 35 tahun periode keimamahan beliau, berbagai kesulitan dan tantangan berat silih berganti datang menghadang.
Selama itu pula, periode perkembangan keilmuan dan peradaban Islam mencapai kegemilangannya. Melalui para ilmuwan, ahli fiqih, dan ahli agama yang menjadi murid-murid Imam Musa as, keilmuan dan pemahaman Islam tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Ketinggian kedudukan Imam Musa di tengah kaum Muslimin, membuat Khalifah Harun al-Rasyid, dari Dinasti Abbasiah yang berkuasa pada zaman itu, merasa kedudukannya terancam. Dia lalu menangkap dan memenjarakan Imam Musa as. Akhirnya, pada tahun 183 Hijriah, Imam Musa diracun atas perintah Harun al-Rasyid dan gugur syahid.
Salah satu di antara hadis-hadis Imam Musa as berbunyi, "Cara terbaik untuk mendekati Tuhan adalah dengan mengenal-Nya, kemudian mendirikan shalat, berbuat baik kepada orang tua, serta meninggalkan sikap hasud dan sombong.”
Wafatnya Faqih dan Filsuf, Ayatullah Sheikh Abdolhossein Rashti
69 tahun yang lalu, tanggal 27 Bahman 1332 HS, Ayatullah Sheikh Abdolhossein Rashti meninggal dunia dalam usia 79 tahun dan dimakamkan di pekuburan Wadi al-Salam, Najaf.
Ayatullah Sheikh Abdolhossein bin Isa Rashti lahir pada tahun 1253 Hs di kota Karbala. Semasa kecil ia mengikuti ayahnya ke kota Rasht dan mulai belajar agama tingkat dasar dan menengah di kota ini. Pada usia 20 tahun, Sheikh Abdolhossein Rashti pergi ke Tehran dan belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Mohammad Hassan Ashtiani dalam bidang fiqih dan ushul fiqih. Ia juga belajar filsafat dan teologi kepada Sheikh Ali Nouri, Sayid Shihab ad-Din Tabrizi Shirazi dan Mirza Abolhassan Jelveh. Bersamaan dengan usahanya menuntut ilmu, Ayatullah Abdolhossein Rashti juga mengajar bahasa Arab.
Setelah tinggal selama 10 tahun di Tehran, Ayatullah Abdolhossein Rashti pergi ke Najaf dan ikut kuliah para guru besar di sana seperti Akhond Mulla Mohammad Kazem Khorasani, Sheikh al-Syariah Isfahani, Sayid Mohammad Kazem Yazdi sehingga mencapai derajat ijtihad. Setelah itu beliau sendiri mengajar fiqih tingkat tinggi khusus bagi para calon mujtahid.
Ayatullah Abdolhossein Rashti meninggalkan banyak karya ilmiah seperti penjelasan Kifayah al-Ushul, catatan pinggir al-Asfar, catatan pinggir Jawahir al-Kalam dan al-Makasib.
Syaikh Raghib Harb Gugur Syahid
39 tahun yang lalu, tanggal 16 Februari 1984, Syaikh Raghib Harb, imam Jumat kota Jabshiat di selatan Lebanon, gugur syahid akibat teror dari rezim Zionis.
Syaikh Raghib Harb merupakan salah satu pendiri Gerakan Perjuangan Islam di Lebanon selatan dalam menentang rezim Zionis. Sebelumnya, beliau pernah ditahan rezim Zionis karena aktivitasnya dalam menggerakkan rakyat Libanon Selatan untuk melawan tentara Zionis yang menduduki daerah mereka. Namun, menyusul protes besar-besaran dari rakyat Libanon Selatan, Syaikh Raghib Harb kembali dibebaskan.
Setelah dibebaskan, beliau tetap meneruskan perjuangan melawan tentara Zionis sampai akhirnya gugur syahid.