Mar 12, 2023 10:51 Asia/Jakarta
  • 12 Maret 2023
    12 Maret 2023

Hari ini Ahad, 12 Maret 2023 bertepatan dengan 19 Sya'ban 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 21 Isfand 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Perang dengan Bani Mushtaliq

1438 tahun yang lalu, tanggal 19 Sya'ban tahun keenam Hijriah, terjadi peperangan antara umat Islam melawan Bani Mushtaliq.

Bani Mushtaliq adalah bagian suku-suku atau kabilah yang tergabung dalam kabilah Khuza'ah yang sudah sejak lama berhijrah dan bertempat disekitar kota Mekah. Para pembesar kabilah ini senantiasa mengembangkan penyembahan berhala di Mekah.

Setelah umat Islam mencapai kekuasaannya di Madinah, Bani Mushtaliq yang tetap mempertahankan penyembahan berhala mereka, mempersiapkan diri untuk memerangi Muslimin. Nabi Muhammad Saw kemudian mengerahkan pasukan Muslimin untuk menghadapi serangan musuh ini. Dalam perang yang kemudian terjadi, Bani Mushtaliq mengalami kekalahan parah di tangan umat Islam.

Ayatullah Mohammad Saleh Hairi Mazandarani Wafat

52 tahun yang lalu, tanggal 21 Isfand 1349 HS, Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh Hairi Mazandarani meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Semnan dan kemudian dimakamkan di komplek makam suci Imam Ridha as.

Makam suci Imam Ridha as

Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh Hairi Mazandarani lahir pada 1260 HS di kota suci Karbala. Pada awalnya beliau mempelajari sastra Arab dan kemudian kuliah filsafat dan logika kepada ayah dan saudaranya. Ketika usianya baru 15 tahun, beliau menulis Risalah Ghassalah dan serahkan kepada Akhond Khorasani. Begitu melihat risalah tersebut, Akhond Khorasani memahami kejeniusan remaja ini dan kemudian membawanya ke Najaf al-Asyraf. Selama bertahun-tahun belajar di Najaf, Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh menjadi salah satu murid terbaik Akhond Khorasani.

Ayatullah Mazandarani juga belajar kepada guru-guru besar seperti Mirza Hossein Khalili, Mulla Esmail Boroujerdi, sehingga mencapai derajat keilmuwan yang tinggi. Kesungguhan dan kemampuan yang dimiliki membuat perhatian ulama di masanya tertuju kepadanya. Terlebih lagi beliau banyak menulis buku dan telah mencapai derajat ijtihad di usia 16 tahun.

Dalam usia 26 tahun, Ayatullah Mazandarani pergi ke kota Babol, Iran dan berdakwah di sana. Perlahan-lahan beliau semakin dikenal dan menjadi marji. Di masa Reza Khan Pahlevi, Ayatullah Mazandarani menyampaikan pidato keras mengritiknya di masjid Jami’ Babol yang mengakibatkan rezim Pahlevi memenjarakannya di Tehran.

Rezim Pahlevi memutuskan untuk menghukum mati Ayatullah Mazandarani, tapi tidak jadi akibat protes para marji dan masyarakat itu, sehingga beliau hanya diasingkan di kota Semnan. Beliau akhirnya tinggal di Semnan hingga akhir hayatnya. Semasa hidupnya, beliau banyak melahirkan karya ilmiah seperti Hikmat Bo Ali dalam 5 jilid, Sima-ye Iman, Diwan al-Adab dan Tarikh Maaref Emamiyeh.

Perdana Menteri Serbia Dibunuh Mafia

20 tahun yang lalu, tanggal 12 Maret 2003, Perdana Menteri (PM) Serbia, Zoran Djindjic, tewas ditembak seorang penembak gelap saat tengah berjalan menuju gedung pemerintah di Beograd.

Sejarah

Sebelumnya, dia beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan. Djindjic tewas dengan satu luka tembakan di jantungnya. Salah seorang pengawalnya juga terluka akibat terkena tembakan di perut namun berhasil selamat.

Sejak menjabat perdana menteri Serbia pada 25 Januari 2001, Zoran Djindjic banyak dihujat kelompok garis keras Serbia akibat kebijakannya yang pro-Barat.

Alhasil, banyak warga Serbia, terutama simpatisan sayap kanan, yang memandang Djindjic sebagai pengkhianat. Penyandang gelar doktor dalam bidang filsafat tersebut dianggap terlalu tunduk terhadap kepentingan Barat.

Kebijakan dalam negeri Djindjic yang reformis dan terbuka juga tidak disukai tokoh-tokoh Serbia, terutama kalangan mafia. Djindjic dipandang mengancam keberadaan organisasi mafia di Serbia, yang sejak pecahnya perang Balkan pada awal tahun 1990-an, mendominasi kehidupan politik dan ekonomi di negara tersebut.

Akibatnya, berkali-kali organisasi mafia dan lawan politik Djindjic di Serbia berusaha membunuh mantan aktivis mahasiswa tersebut. Usaha mereka baru berhasil pada 12 Maret 2001 setelah Zvezdan Jovanovic, seorang anggota mafia, menembak mati Djindjic saat akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swedia, Anna Lindh.

Menurut hasil investigasi polisi, Jovanovic menembak Djindjic atas perintah Milorad Ulemek, tokoh mafia paling terkenal di Serbia. Ulemek adalah mantan komandan polisi khusus Yugoslavia di bawah Presiden Milosevic.

Atas kejahatannya tersebut, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara 40 tahun kepada Milorad Ulemek. Sebelas anak buah Ulemek, termasuk Jovanovic juga diganjar hukuman oleh pengadilan Serbia.