Jul 13, 2023 10:25 Asia/Jakarta
  • 13 Juli 2023
    13 Juli 2023

Hari ini, Kamis 13 Juli 2023 bertepatan dengan 24 Dzulhijjah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 22 Tir 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Rasulullah Bermubahalah Dengan Bani Najran
 
Tanggal 24 Dzulhijjah 10 HQ, Rasulullah Saw beserta putri beliau, Fathimah az-Zahra, menantu beliau, Ali bin Abi Thalib, dan kedua cucu beliau, Hasan dan Husein as, berangkat keluar dari kota Madinah untuk menemui para pembesar kabilah Kristen, Bani Najran melakukan Mubahalah.

Sebelumnya, para pembesar Bani Najran itu datang menemui Rasulullah untuk mempertanyakan ajaran agama Islam. Namun, apapun jawaban yang diberikan Rasulullah, pembesar kabilah Kristen itu tetap tidak mau menerimanya.
 
Lalu, Allah menurunkan firman-Nya, surat Ali-Imran ayat 60-61, yang artinya, "Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu , maka katakanlah : "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."
 
Oleh karena itulah, pada hari yang telah dijanjikan, Rasullah dengan membawa Ahlul Bait atau keluarga suci beliau, datang ke sebuah tempat di luar kota Madinah. Para pembesar Bani Najran, begitu melihat kehadiran Rasullah yang hanya ditemani keempat tokoh mulia itu, yaitu Fathimah, Ali bin Abi Thalib, Hasan, dan Husein as, merasa takut dan pemimpin mereka berkata, "Aku melihat wajah-wajah yang jika mereka bedoa agar gunung terbesar diruntuhkan, maka doa itu akan segera dikabulkan Tuhan. Kita tidak seharusnya bermubahalah dengan orang-orang yang agung ini, karena mungkin saja kita semua akan mati." Oleh karena itu, para pembesar Bani Najran akhirnya mengajak Rasulullah berdamai.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari Wafat

Tanggal 22 Tir 1379 HS, Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggal dunia di usia 84 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah as, Qom.

Sejarah

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari lahir dari keluarga ulama di kota Shabestar, Provinsi Azerbaijan Timur pada 1295 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah, pada usia 18 tahun beliau pergi ke kota Qom untuk melanjutkan pendidikannya. Selain belajar ilmu-ilmu klasik hauzah, beliau juga mempelajari filsafat, teologi dan irfan kepada Ayatullah Sheikh Mahdi Mazandarani dan Mirza Mohammad Ali Shah Abadi.

Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat menengah, beliau belajar mata kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada Ayatullah Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i selama 8 tahun. Beliau kemudian mengikuti perintah gurunya ini dan kembali ke kota kelahirannya. Selama 10 tahun di sana, beliau memberikan pelayanan masalah-masalah keagamaan kepada masyarakat. Pada usia 37 tahun beliau kembali ke Qom dan memberikan kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid dan pada saat yang sama beliau mengikuti kuliah Ayatullah Boroujerdi.

Beliau mendapat ijazah ijtihad dari Ayatullah Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i dan Abolhassan Isfahani. Selain itu beliau juga sangat berjasa dalam menyebarkan ajarah Ahlul Bait di provinsi Azerbaijan Barat dan Kurdistan serta membangun banyak masjid dan huseiniah di dua provinsi ini. Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi juga ikut bersama ulama lainnya bangkit melawan rezim Shah Pahlevi.

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggalkan banyak karya tulis seperti catatan pinggir al-Urwah al-Wutsqa, Hakemiyat Piromoune Khatamiyat va Rafe Shubahat dan Syarah Wasilah an-Najah.

Italia Tangkap Ratusan Mafia
 
Tanggal 13 Juli 2010, aparat hukum anti mafia di Italia berhasil mencokok secara massal sindikat kriminal bernama 'ndrangheta. Berkat penyusupan di sejumlah pesta pernikahan, baptis dan acara-acara lain, aparat hukum berhasil menangkap 305 orang.

Mereka yang ditangkap diantaranya adalah para bos mafia kelas kakap. Polisi pun menyita aset dalam bentuk uang dan properti senilai lebih dari 60 juta euro (sekitar Rp689,9 miliar).

Tim kejaksaan Italia mengungkapkan bahwa jaringan mafia asal Calabria itu memiliki struktur hirarki yang ketat, seperti halnya mafia Sicilia, serta bukan sekadar asosiasi klan seperti yang diduga sebelumnya.

Selain mengembangkan operasi bisnis di kawasan kaya Lombard, yang terletak di Italia bagian utara, jaringan 'ndrangheta juga berkonsentrasi di kampung halaman mereka di Calabria. Mereka menerapkan kontrol ketat dalam setiap pengambilan keputusan strategis. Demikian ungkap tim kejaksaan anti mafia.  

Operasi penggerebekan dimulai pada Selasa 13 Juli 2010 dini hari pukul 4 waktu setempat. Pertama yang ditangkap adalah Domenico Oppedisano, yang merupakan pemimpin tertinggi 'ndrangheta. Penangkapan berlangsung di kota pesisir Rosarno di kawasan Calabria.

Penangkapan massal itu bisa dilakukan berkat operasi intelijen aparat hukum. Mereka mengerahkan agen di sejumlah acara 'ndrangheta. Diantaranya pada suatu pesta pernikahan 2009. Orang tua masing-masing mempelai adalah dua gembong kriminal di Calabria.

Geng 'ndrangheta dikenal sebagai salah satu sindikat mafia yang paling berpengaruh di Italia. Namun, Pemerintah Italia baru Februari lalu menyatakan bahwa kelompok itu adalah organisasi kriminal.

Dari Calabria, jaringan 'ndrangheta berkembang ke kawasan utara Italia pada dekade 1970-an. Mulai dekade 1980-an jaringan itu menyebar ke Jerman, bahkan hingga ke Kanada dan Australia.

Dalam penyergapan massal itu, gugus tugas anti mafia dari kejaksaan mengerahkan 3.000 polisi. Mereka yang ditangkap dikenakan tuduhan beragam, diantaranya pembunuhan, pemerasan, penyelundupan senjata dan obat terlarang, dan asosiasi kriminal.

"Kini, kita berhasil melanggar privasi banyak anggota 'ndrangheta," tutur Pierro Grasso, ketua gugus tugas anti mafia dari Kejaksaan Italia.

Tags