Lintasan Sejarah 16 Juli 2023
Hari ini, Ahad 16 Juli 2023 bertepatan dengan 27 Dzulhijjah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 25 Tir 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Marwan Himar Wafat dan Punahnya Bani Umayah
Tanggal 27 Dzuhijjah 132 HQ, Marwan Himar meninggal dunia dan punahnya Bani Umayah.
Pada awalnya ajakan Bani Abbasiah bangkit melawan Bani Umayah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Demi meraih dukungan Muslimin, mereka berjanji bila berhasil menang dan menghancurkan Bani Umayah, mereka akan memilih satu dari keturunan Nabi Muhammad Saw sebagai khalifah.
Janji yang disampaikan Bani Abbasiah itu membuat masyarakat mendukungnya karena kecintaan kepada Ahli Bait. Mereka akhirnya membantu Abu Muslim Khurasani bangkit menentang Bani Umayah dan perjuangan Bani Abbasiah menjadi lebih serius dan luas. Akhirnya terjadi perang antara Abdullah bin Ali, paman Saffah dan Marwan Himar, khalifah terakhir Bani Umayah.
Dalam perang itu Marwan Himar terbunuh pada 27 Dzulhijjah 132 HQ dan dengan demikian berakhirlah pemerintahan tidak sah Bani Umayah. Setelah itu yang berkuasa atas Muslimin berasal dari silsilah keluarga lain, Bani Abbasiah yang tidak kalah zalimnya dari Bani Umayah.
Bani Abbasiah berkuasa selama lebih dari 5 abad.
Doktor Mosaddegh Mengundurkan Diri dari PM
Tanggal 25 Tir 1331 HS, Doktor Mosaddegh mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Iran.
Peristiwa pengunduran Doktor Mosaddegh diawali dari hari itu juga ketika ia mengadakan pertemuan dengan Shah dan menyerahkan daftar kabinetnya kepada Mohammad Reza Pahlevi. Dalam pertemuan ini, Mosaddegh meminta kepada Shah agar posisi kementerian pertahanan dipilih olehnya. Ia beralasan bahwa tentara tidak mendengar ucapannya dan banyak melakukan aksi-aksi merusak. Dengan kondisi yang seperti ini, pemerintah tidak dapat melanjutkan aktivitasnya.
Ternyata Shah tidak setuju untuk menyerahkan kementerian pertahanan kepada Mosaddegh. Keputusan ini sangat menyakitkan bagi Mosaddegh dan ia kembali ke rumahnya. Tanpa melakukan musyawarah dengan seorangpun, Mosaddegh mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Shah. Shah menerima pengunduran dirinya dan mengangkat Qiwam Saltanah sebagai Perdana Menteri. Di awal pengangkatannya, Qiwam Saltanah mengeluarkan pengumuman bahwa pemerintah akan bersikap tegas terhadap para oposan.
Langkah-langkah yang diambil oleh Qiwam Saltanah mendapat dukungan total Shah. Hal ini membuat rakyat dan ulama tidak puas dan melakukan aksi protes. Perlahan-lahan situasi ini menarik rakyat untuk hadir lebih luas, hingga terjadi kebangkitan bersejarah 30 Tir 1331 dan kembalinya Mosaddegh ke tampuk kekuasaan.
Saddam Menggulingkan Presiden Bakr
Tanggal 16 Juli 1979, Saddam menggulingkan Presiden Irak saat itu, Hassan Al- Bakr dan mengangkat dirinya sebagai presiden baru Irak sekaligus sebagai Sekjen Partai Baath.
Aktivitas politik Saddam dimulai sejak masa remaja dengan bergabung ke dalam Partai Sosialis Baath. Ia kemudian dipenjarakan karena terlibat dalam usaha pembunuhan atas PM Abdul-Karim Qassim.
Pada tahun 1960, Saddam melarikan diri ke Syria, kemudian ke Mesir dan di sana ia menyelesaikan pendidikan SMU-nya. Pada tahun itu pula, pengadilan Irak menjatuhinya hukuman mati in absentia. Sambil mneruskan pendidikan di fakultas hukum, Saddam meneruskan aktivitas militernya. Pada tahun 1968, Saddam telah menjadi salah satu pimpinan di Partai Baath dan terlibat dalam penggulingan Presiden Abdul Rahman Arif.
Jabatan Presiden Irak kemudian dipegang Hassan Al-Bakr dan Saddam ditunjuk sebagai wakil presiden. Akhirnya, pada tahun 1979, Saddam menggulingkan Hasan Al-Bakr dan ia menjalankan kekuasaan tangan besinya di Irak hingga tahun 2003, ketika ia digulingkan oleh AS.