Lintasan Sejarah 17 Juli 2023
Hari ini, Senin 17 Juli 2023 bertepatan dengan 28 Dzulhijjah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 26 Tir 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Tentara Yazid Bantai 10 Ribu Rakyat Madinah
Tanggal 28 Dzulhijjah 63 HQ, tentara Yazid bin Muawiyah membantai 10 ribu rakyat Madinah.
Setelah peristiwa Karbala yang berujung syahadah Imam Husein as dan sahabatnya serta ditawannya keluarga beliau, sejumlah warga Madinah pergi ke Syam untuk mengenal lebih dekat perilaku Yazid bin Muawiyah. Sekembalinya mereka di Madinah, mulailah mereka mengungkapkan kefasikan Yazid. Kaki tangan Yazid seperti Utsman bin Muhammad bin Abi Sufyan dan Marwan bin Hakam serta mereka yang masih keturunan Bani Umayah diusir dari Madinah. Pasca pengusiran itu, rakyat Madinah berbaiat kepada Abdullah bin Hanzhalah.
Ketika berita ini sampai ke telinga Yazid bin Muawiyah, ia memerintahkan Muslim bin Uqbah yang terkenal akan kesadisannya bersama sepasukan tentara menuju Madinah. Bala tentara Syam berada di bebatuan di luar kota Madinah yang lebih dikenal dengan nama Harrah dan berjarak sekitar satu kilo meter dari Masjid Nabawi.
Pada 28 Dzulhijjah, pasukan Yazid terlibat perang dengan rakyat Madinah. Setelah banyak yang gugur syahid dari rakyat Madinah, mereka kemudian melarikan diri ke dalam kota Madinah. Pasukan Yazid tidak membiarkan rakyat Madinah begitu saja dan mulai mengejar mereka.
Selama tiga hari Muslim bin Uqbah menghalalkan apa saja yang ada di kota Madinah dan terjadilah kejahatan yang luar biasa. Dalam tiga hari itu banyak perempuan Madinah yang menjadi sasaran pemerkosaan, bahkan dilakukan di Masjid Nabawi.
Beberapa hari setelah melakukan kejahatan tidak berperikemanusiaan ini, Muslim bin Uqbah menuju Mekah dan melakukan kejahatan lainnya di sana. Namun serangan brutal pasukan Muslim bin Uqbah di Madinah telah merenggut nyawa lebih dari 10 ribu warga Madinah dan peristiwa itu akhirnya dikenal dengan nama Harrah.
AS-Soviet Berdamai di Antariksa
Tanggal 17 Juli 1975, astronot AS dan kosmonot Uni Soviet bertemu dan berjabat tangan erat di luar angkasa. Ini merupakan terobosan historis mengingat kedua negara saat itu masih berseteru di era Perang Dingin.
Peristiwa ini terjadi saat para astronot dan kosmonot berhasil menggabungkan kendaraan masing-masing melalui proses yang disebut docking. AS meluncurkan Apollo, sedangkan Uni Soviet mengerahkan Soyuz 19.
Begitu proses docking berjalan sempurna, awak dari kedua negara lalu membuka pintu kendaraan masing-masing. Begitu bertemu, tindakan pertama yang mereka lakukan adalah jabat tangan erat. Ini dilakukan masing-masing komandan tim, yaitu Thomas Stafford dari AS dan Aleksei Leonov dari Soviet.
Setelah berjabat tangan, mereka kemudian saling bertukar cinderamata. Pertemuan mereka ini sekaligus mengakhiri era persaingan misi luar angkasa antara AS dan Soviet. Kendati berseteru di Bumi, kedua negara sepakat untuk bekerjasama dalam mengembangkan kemampuan penyelamatan awak di antariksa.
Apollo dan Soyuz bergabung menjadi satu selama 44 jam. Di masa itu astronot AS dan kosmonot Soviet menjalankan sejumlah program eksperimen bersama, berbagi makanan, dan menggelar jumpa pers bersama di antariksa. Bagi AS, ini merupakan misi terakhir mereka dengan menggunakan roket Apollo sebelum akhirnya mengirim astronot dengan pesawat ulang alik di awal dekade 1980an.
Prancis Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran
Tanggal 26 Tir 1366 HS, Prancis putuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Pemerintah Perancis sejak awal perang 8 tahun Iran-Irak memberikan dukungan penuh kepada Irak dan semasa perang, dukungan ini semakin meluas. Perancis memberikan senjata-senjata modern seperti pesawat tempur Super Etendard dan helikopter Super Frelon yang dipersenjatai dengan rudal Exocet kepada Irak yang membuat Irak menjadi kuat, sehingga mampu menyerang kapal-kapal Iran.
Pemerintah Irak sendiri dengan memanfaatkan pesawat dan helikopter ini sejak tahun 1363 HS meningkatkan serangannya terhadap kapal-kapal tanker Iran dan ratusan kapal yang menjadi sasaran tembak.
Antara tahun 1364-1365, Prancis memberikan bantuan utang sebesar 5 miliar dolar kepada Baghdad dan dengan demikian Perancis menjadi partner Eropa terbesar bagi Irak. Bersamaan dengan bantuan ini, Paris berusaha untuk tidak membayar utangnya sebesar 1 miliar dolar kepada Iran.
Kebijakan tidak bersahabat Prancis di masa perang 8 tahun terhadap Iran terus berlanjut, sehingga akhirnya pada 26 Tir 1366, secara sepihak Paris memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran.