Aug 15, 2023 10:13 Asia/Jakarta
  • 15 Agustus 2023
    15 Agustus 2023

Hari ini, Selasa, 15 Agustus 2023 bertepatan dengan 28 Muharam 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 24 Mordad 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Hudzaifah bin Yaman Wafat

Tanggal 28 Muharam 45 HQ, Hudzaifah bin Yaman, sahabat Rasulullah Saw meninggal dunia.

Hudzaifah bin Yaman merupakan seorang sahabat besar Nabi Muhammad Saw dan sahabat khusus Imam Ali as. Ayah Hudzaifah meninggal di Perang Uhud oleh seorang muslim lainnya karena salah sangka.

Hudzaifah merupakan satu dari tujuh orang yang melakukan shalat atas jenazah Sayidah Fathimah az-Zahra as. Ia mengetahui mana sahabat yang asli dan mana yang munafik.

Orang-orang Munafik pasca peristiwa Ghadir Khum berencana untuk membunuh Rasulullah Saw ketika akan melewati gunung sekembali dari Ghadir Khum. Di gunung itu mereka akan menakut-nakuti onta Nabi Saw agar tidak terkendali dan jatuh ke jurang, tapi Jibril memberitahu Nabi Saw akan rencana busuk ini.

Saat Nabi Saw tiba di gunung itu, orang-orang Munafik dengan muka tertutup membawa wadah yang dipenuhi dengan batu kerikil dari atas lalu menjatuhkannya ke arah Nabi Saw, sambil berteriak-teriak. Ammar bin Yasir dengan sigap memegang kendali onta Nabi Saw, sementara Hudziafah berada di sisi Nabi Saw. Akhirnya, rencana orang-orang Munafik gagal.

Setelah kejadian itu, Nabi Saw menyebutkan nama satu persatu orang-orang Munafik itu kepada Hudzaifah. Itulah mengapa setiap kali Hudzaifah tidak ikut melakukan shalat jenazah seorang Muslim, maka yang lain memahami bahwa orang itu adalah munafik.

Tanggal 28 Muharam 45 HQ, Hudzaifah bin Yaman meninggal dunia di kota Madain, 40 hari setelah Imam Ali as secara lahiriah diangkat sebagai khalifah. Sebelum meninggal, Hudzaifah berpesan kepada anaknya Shafwan dan Said agar senantiasa bersama Imam Ali as dan keduanya semasa hidupnya mengamalkan perintah ayahnya dan gugur syahid dalam perang Shiffin bersama pasukan Imam Ali as.

Allamah Mirza Naini Wafat

Tanggal 24 Mordad 1315 HS, Allamah Mirza Naini meninggal dunia di usia 80 tahun dan dikuburkan di komplek makam suci Imam Ali as.

Sejarah

Haj Mirza Muhammad Husein Naini Najafi yang lebih dikenal dengan sebutan Mirza Naini, seorang faqih, marji taklid dan sastrawan lahir di kota Nain, Iran pada 1239 HS. Di Isfahan beliau belajar ilmu-ilmu agama kepada Mirza Mohammad Baqir Najafi, Hakim Jangair Khan Qashqai dan Abul Maali Kalbasi. Setelah itu beliau pergi ke Irak. Di Samarra beliau belajar kepada Mirza Bozourg Shirazi dan Sayid Mohammad Fesharaki. Dari Samarra beliau pindah ke Karbala dan belajar kepada Sayid Ismail Sadr dan pindah lagi ke Najaf. Di kota ini, selama bertahun-tahun  beliau belajar kepada Akhond Khorasani.

Mirza Naini akhirnya menjadi guru besar di hauzah ilmiah Najaf. Mereka yang mengikuti kuliahnya seperti Ayatullah Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Mahmoud Huseini Shahroudi, Sayid Jamaluddin Golpaigani, Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i, Sayid Mohammad Hadi Milani, Sheikh Mohammat Taqi Amoli, Sayid Abul Qasim Khu'i, Allamah Thaba'thabai, Mirza Hashem Amoli dan puluhan ulama besar lainnya.

Di masa Mirza Naini, terjadi revolusi rakyat dengan dipimpin ulama di Iran untuk mencegah meluasnya penindasan dan upaya meraih kemandirian yang dikenal dengan Revolusi Konstitusi. Sekaitan dengan hal ini, Mirza Naini bersama Akhond Khorasani memainkan peran penting dalam revolusi ini. Di tengah-tengah revolusi ini, Mirza Naini menulis karya monumentalnya Tanbih al-Ummah yang membahas berbagai bentuk pemerintahan despotik dan kewajiban para ulama dalam menghadapi pemerintahan seperti ini. Buku ini meningkatkan perasaan anti-despotisme di tengah rakyat Iran dan amat berperan dalam menggalang Revolusi Konstitusional Iran pada periode Dinasti Qajar.

Ketika Inggris menjajah Irak, Mirza Naini mengharamkan rakyat memilih pemimpin kafir di negara Irak yang menyebabkan rakyat bangkit melawan penjajah. Melihat kondisi semacam ini, penjajah Irak mempersiapkan rencana untuk mengasingkan para marji Syiah seperti Mirza Naini dan Sayid Abolhossein Isfahani dan beberapa orang lainnya ke Iran. Namun tekanan rakyat dan ulama membuat pemerintah Irak mengurungkan niatnya dan raja Irak waktu itu meminta maaf dan mengembalikan ulama yang diasingkan itu ke Irak secara terhormat.

Rezim Zionis Mundur dari Jalur Gaza
 
Tanggal 15 Augustus tahun 2005, Rezim Zionis Israel terpaksa mundur dari Jalur Gaza di wilayah barat Palestina pendudukan.

Kawasan ini diduduki Israel saat pecahnya perang Arab pada tahun 1967. Israel tetap menolak meninggalkan Jalur Gaza meski telah menandatangani perjanjian damai dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada tahun 1993 yang menuntut penyerahan wilayah tersebut kepada pemerintahan Otorita Palestina.
 
Akhirnya kebangkitan rakyat Palestina dan Intifada Masjid al-Aqsa yang dipusatkan di Gaza telah memaksa tentera Israel dan warga permukiman Zionis keluar dari Jalur Gaza. Meski demikian, Israel masih terus melanjutkan agresi brutal dan pembantaian sadis terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Tags