Lintasan Sejarah 8 September 2023
Hari ini, Jumat, 8 September 2023 bertepatan dengan 22 Safar 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 17 Shahrivar 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Ibnu Nuqtah Meninggal
Tanggal 22 Shafar 629 HQ, Ibnu Nuqtah, seorang ulama dan ahli hadis terkemuka abad ke-7 hijriah, meninggal dunia di kota Bagdad.
Ibnu Nuqtah sejak kanak-kanak telah tertarik kepada ilmu hadis dan untuk mengumpulkan hadis, dia melakukan perjalanan ke berbagai negara, di antaranya Iran, Suriah, dan Mesir.
Di samping itu, ia pun mendidik banyak murid di bidang ilmu hadis, di antaranya bernama Ibnu Asakir yang kemudian juga dikenal sebagai seorang cendikiawan muslim. Salah satu di antara karya penulisan Ibnu Nuqtah berjudul al-Istidrak.
Pakta SEATO Diteken di Manila
Tanggal 8 September 1954, sebuah pakta pertahanan bernama SEATO yang merupakan perjanjian keamanan Asia Tenggara ditandatangani di kota Manila, Filipina.
Pakta ini ditandatangani oleh AS, Inggris, Australia, Pakistan, Thailand, Perancis, Selandia Baru, dan Philipina. Berdasarkan perjanjian SEATO ini, para anggota perjanjian akan memberikan bantuan militer kepada negara anggota lainnya yang diserang oleh pihak luar.
Pada tahun 1975, SEATO dibubarkan setelah terjadinya perubahan besar di kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terkait dengan kekalahan AS dalam perang Vietnam.
Jumat Berdarah dan Pembantaian di Bundaran Shohada Tehran
Tanggal 17 Shahrivar 1357 HS, Jumat pagi Jenderal Gholamali Oveisi, Panglima Militer Tehran mengumumkan kondisi darurat militer kepada warga Tehran dan sekitarnya lewat radio.
Masyarakat yang tidak mendapat informasi tentang kondisi darurat militer ini, sejak jam 6 pagi turun ke jalan-jalan untuk melakukan demonstrasi di hari keempat berturut-turut. Tempat berkumpulnya para demonstran adalah Bundaran Zaleh (sekarang bernama Bundaran Shohada).
Ketika warga tiba di jalan-jalan yang menuju tempat berkumpul, tiba-tiba mereka menyaksikan tank dan kendaraan lapis baja lainnya disertai tentara yang bersenjatakan senapan otomatis telah menanti mereka. Para demonstran benar-benar tidak siap dengan keadaan ini. Sementara tentara yang ada di sana setelah mengeluarkan beberapa kali peringatan langsung menembaki warga.
Jenazah terlihat di mana-mana di sekitar Bundaran Shohada dan darah tergenang di sisi jalan. Pada hari itu, kaki tangan Shah Pahlevi tidak membiarkan para demonstran berhamburan meninggalkan tempat berkumpul, tapi mengejar mereka hingga ke rumah-rumah warga yang berada di sekitar peristiwa pembantaian itu. Rezim Shah mengumumkan bahwa jumlah seluruh syuhada sekitar 58 orang dan aksi demonstrasi ini dikendalikan dari luar negeri. Sekalipun jumlah pasti dari korban pembantaian Jumat Kelabu ini tidak pernah jelas hingga sekarang, tapi dapat dipastikan jumlah korban lebih dari 4 ribu orang.
Sejak peristiwa itu, tanggal 17 Shahrivar diperingati sebagai Hari Jumat Berdarah Tehran.