Seruan Rahbar untuk Menanggapi Kejahatan Israel di Gaza
Pemimimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, apa yang harus ditekankan oleh pemerintah-pemerintah Islam saat ini adalah penghentian segera kejahatan-kejahatan yang sedang dilakukan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza.
"Pengeboman-pengemboman ini harus segera dihentikan, dan jalur ekspor minyak dan bahan makanan ke rezim Zionis Israel harus ditutup. Pemerintah-pemerintah Islam tidak menjalin kerja sama ekonomi dengan rezim Zionis. Kejahatan dan tragedi (yang diciptakan rezim Zionis) ini harus dikecam di seluruh sidang dan forum internasional dengan suara lantang, jelas, tanpa standar ganda dan tanpa ragu-ragu serta basa-basi," tegas Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan pelajar dan mahasiswa Republik Islam Iran di Huseiniyyah Imam Khomeini ra di Tehran, Rabu (1/11/2023).
Dalam pidato tersebut, Ayatullah Khamenei menyinggung harapan ganda dari dunia Islam untuk menindak dan melawan kejahatan rezim Zionis Israel.
"Jika pemerintah-pemerintah Islam tidak membantu Palestina hari ini, maka mereka sama halnya telah memperkuat musuh Palestina, yang sebenarnya adalah musuh Islam dan kemanusiaan, dan pada hari esok, musuh Palestina itu akan mengancam mereka," jelasnya.
Rahbar menekankan perlunya memobilisasi dunia Islam, dan menyerukan pemerintah-pemerintah Islam dan Muslim untuk segera menghentikan kejahatan dan pemboman yang dilakukan Israel di Gaza.
Ayatullah Khamenei meminta pemerintah-pemerintah Islam dan Muslim untuk memblokir dan menutup ekspor minyak dan bahan makanan ke rezim Zionis, serta tidak menjalin kerja sama ekonomi dengan rezim penjajah tersebut.
Rahbar juga menyerukan agar kejahatan dan tragedi yang diciptakan oleh rezim Zionis di Gaza dikecam di sidang-sidang dan forum-forum internasional dengan suara lantang, jelas, tanpa standar ganda dan tanpa ragu-ragu serta basa-basi.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menekankan kembali bahwa pukulan perlawanan Palestina terhadap rezim Zionis tidak akan dapat diperbaiki (dikompensasi), bahkan para pejabat rezim penjajah ini mengakuinya.
"Pukulan terhadap rezim Zionis tidak dapat diperbaiki lagi. Saya mengatakan ini sebelumnya, dan saya menegaskan hal ini sekarang. Lambat laun, dalam perkataan para pejabat rezim Zionis, terlihat bahwa pukulan yang mereka terima bukanlah pukulan yang bisa dikompensasi," ujarnya.
Rahbar menjelaskan, rezim pendudukan sangat tidak berdaya dan kebingungan sehingga berbohong kepada masyarakatnya sendiri. Contoh kebohongan itu adalah pernyataan keprihatinan terhadap para tahanan, dan ini adalah sebuah kebohongan. Sebab, jika benar-benar prihatin atas nasib para tahanan, mengapa mereka mengebom Gaza sedemikian rupa, yang memungkinkan akan menyebabkan para tahanan dari mereka itu terbunuh?
Ayatullah Khamenei menyebut tragedi yang diciptakan oleh rezim Zionis dan Amerika Serikat (AS) di Gaza sebagai bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Rahbar juga mengisyaratkan pukulan memalukan yang ditimbulkan oleh kesabaran dan perlawanan rakyat Palestina di Gaza terhadap kehormatan dan martabat rezim penjajah dan palsu itu, serta para pendukungnya yang arogan.
"Jika tidak ada bantuan komprehensif dari Amerika Serikat, rezim Zionis akan dilumpuhkan dalam beberapa hari. Dunia Islam juga harus melakukan mobilisasi untuk melawan rezim ini dengan memutus kerja sama ekonomi dengan rezim Zionis dan memenuhi tugas penting mereka dalam konfrontasi antara front kebenaran dan kebatilan, serta dengan suara lantang mendesak penghentian segera pemboman dan kejahatan di Gaza," tegasnya.
Mengenai ketergantungan rezim Zionis terhadap bantuan AS, Ayatullah Khamenei menuturkan, jika bukan karena dukungan AS dan dukungan senjata negara ini, pemerintahan Zionis yang korup, palsu dan pembohong ini akan hancur pada minggu pertama. Oleh karena itu, bencana yang diciptakan saat ini oleh Zionis di Gaza adalah dengan bantuan AS, dan sebenarnya itu dilakukan oleh para pejabat Amerika.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut pembunuhan terhadap sekitar 4.000 anak Palestina dalam waktu tiga minggu merupakan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Rahbar menekankan kewaspadaan umat Islam terhadap peristiwa di Gaza, yang sebenarnya merupakan medan konflik dan perang antara kebenaran dan kebatilan, dan antara iman dan arogansi.
"Kekuatan arogan diwujudkan dengan bom, tekanan militer, tragedi dan kejahatan, namun kekuatan iman akan mengatasi dan mengalahkan semua ini dengan pertolongan dan taufik Ilahi," tambahnya.
Ayatullah Khamenei menjelaskan pencapaian dari kesabaran dan perlawanan masyarakat Gaza, dan mengatakan, hati kami "berlumuran darah" karena penderitaan yang dialami rakyat Palestina, khususnya di Gaza, namun jika ditilik dan dikaji lebih dalam dari peristiwa ini, jelaslah bahwa pemenang dari arena ini adalah rakyat Gaza dan Palestina, yang mampu melakukan hal-hal besar.
Menurut Rahbar, tersingkapnya topeng-topeng kepalsuan hak asasi manusia dari muka Barat, dan dipermalukannya mereka di hadapan masyarakat dunia, dikarenakan buah dari kesabaran, perjuangan dan keteguhan rakyat Gaza, yang tidak pernah mau menyerah.
Rahbar lebih lanjut mengisyaratkan perkataan beberapa sumber Barat yang menyebut Iran sebagai dalang dari mobilisasi kelompok-kelompok masyarakat pendukung Palestina di Inggris dan negara-negara lainnya untuk melakukan demonstrasi anti-Israel.
"Masyarakat Gaza mampu menggerakkan hati nurani umat manusia dengan kesabaran mereka. Anda bisa melihat saat ini di dunia, di negara-negara Barat, di Inggris, di Prancis, di Italia, dan bahkan di AS. Berbagai bangsa dan masyarakat dengan jumlah yang sangat besar, turun ke jalan-jalan untuk meneriakkan slogan-slogan anti-Israel, dan dalam banyak kasus, mereka meneriakkan slogan-slogan anti-AS. Mereka (AS, Israel dan pendukungnya) telah kehilangan reputasi dan kehormatannya. Mereka tidak memiliki 'obat' (atas aibnya), dan mereka tidak akan bisa melakukan pembenaran," terangnya.
Lalu, lanjut Rahbar, ada seorang bodoh yang mengatakan bahwa unjuk rasa di Inggris didalangi oleh Iran, Basij London yang memobilisasinya, dan Basij Paris yang memobilisasinya.
Mengacu pada terungkapnya aib para pembohong di dunia, Rahbar mengatakan, pelabelan terhadap para pejuang Palestina sebagai teroris oleh Barat menunjukkan rasa tidak tahu malu para politisi dan media Barat.
"Apakah seseorang yang membela tempat tinggal dan negaranya adalah seorang teroris? Apakah orang-orang Prancis yang melawan Jerman di Paris pada Perang Dunia II adalah teroris? Bagaimana mungkin mereka disebut pejuang dan menjadi sumber kebanggaan Prancis, sementara para pemuda yang sedang jihad membela Tanah Air seperti Hamas disebut teroris?" tanya Rahbar yang ditujukan kepada para politisi Barat dan media Barat.
Menurut Ayatullah Khamenei, hikmah besar dari operasi Badai al-Aqsa adalah kemenangan sekelompok kecil yang memiliki sedikit peralatan dan fasilitas, namun mempunyai keimanan dan tekad yang kuat.
"Kelompok yang memiliki keimanan ini telah mampu melenyapkan 'produk' dan hasil upaya kriminal yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh musuh, hanya dalam beberapa jam saja," tuturnya.
Rahbar mengatakan, rakyat Palestina juga telah mempermalukan rezim perampas, dan pemerintah-pemerintah arogan yang mendukungnya dengan tindakan dan keberanian mereka, dan hari ini, dengan kesabaran mereka.
Ayatullah Khamenei menyerukan dunia Islam untuk memperhatikan fakta bahwa yang berdiri memusuhi dan melawan Islam dan bangsa Palestina yang tertindas bukan hanya rezim Zionis, tetapi juga Amerika, Prancis dan Inggris. Untuk itu, umat Islam tidak boleh lupa untuk memasukkan fakta ini ke dalam perimbangan, transaksi dan analisis-analisis mereka.
Ayatullah Khamenei kemudian merujuk pada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang janji Allah SWT, yang tercatat dalam Surat ar-Rum, ayat 60;
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ
Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (60)
"Insyaallah kemenangan untuk Palestina dan rakyatnya tidak akan lama lagi," pungkasnya. (RA)