Lintasan Sejarah 20 Februari 2016
Hari ini, Kamis tanggal 20 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 11 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 1 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Ali Bin Isa Ramani Wafat
1055 tahun yang lalu, tanggal 11 Jumadil Awal 382 Hq, Ali Bin Isa Ramani, seorang ahli bahasa Arab terkenal meninggal dunia. Isa Ramani juga menguasai sejumlah ilmu lainnya seperti fiqih, kalam, dan ulumul-quran. Di bidang gramatika Arab, ia berguru kepada Ibnu Siraj.
Ramani kemudian dikenal sebagai pakar bahasa Arab, dan memiliki banyak murid. Salah satu karya beliau ialah I'jazul-quran.
Nashiruddin Thusi Lahir
1055 tahun yang lalu, tanggal 11 Jumadil Awal tahun 382 Hq, Nashiruddin Thusi, seorang cendikiawan besar Iran, terlahir ke dunia.
Nashiruddin Thusi memiliki keilmuan yang tinggi di bidang filsafat, matematika, dan astronomi. Dia mendirikan pusat penelitian di bidang astronomi atau observatorium besar di Maraghe di barat laut Iran pada tahun 657 Hijriah. Observatorium yang didirikan Nashirudin Thusi sedemikian modernnya, sampai-sampai peralatan yang dimilikinya baru berhasil dimiliki oleh observatorium di Barat 300 tahun kemudian.
Di samping observatorium tersebut dibangun pula perpustakaan yang berisi lebih dari 4000 buku. Selama 16 tahun, Nashiruddin Thusi melakukan penelitian di observatoriumnya dan meninggalkan lebih dari 80 judul buku atau makalah, di antaranya berjudul Awshaful Ashraf.
Penjajahan Perancis di Haiti Dimulai
339 tahun yang lalu, tanggal 20 Februari 1677, pasukan Perancis berhasil mengalahkan tentara Spanyol yang saat itu tengah menduduki Haiti. Dengan kemenangan ini, dimulailah penjajahan Perancis atas Haiti. Selama masa penjajahannya, Perancis banyak mendatangkan budak-budak negro dari Afrika.
Seiring dengan bergolaknya Revolusi Perancis, kaum budak Haiti di bawah pimpinan Toussaint L'Overture, mengangkat senjata untuk mengusir penjajah Perancis. Namun, pemberontakan ini gagal setelah Toussaint ditangkap dan dipenjarakan oleh Napoleon. Perjuangan kaum budak Haiti masih terus berlanjut hingga akhirnya Haiti berhasil merdeka pada tahun 1804 dan menjadi negara Amerika Latin pertama yang meraih kemerdekaannya.
Perang Perancis-Meksiko Berakhir
150 tahun yang lalu, tanggal 20 Februari 1866, berakhirlah perang antara Perancis dengan Meksiko yang telah meletus sejak tahun 1862. Meksiko meraih kemerdekaan pada tahun 1810. Namun situasi di negara itu tak kunjung stabil karena didera berbagai peperangan, di antaranya melawan AS yang berakhir dengan dicaploknya sebagian kawasan Meksiko ke dalam wilayah AS dan Perang Reformasi yang berakhir dengan hutang bertimbun dari Inggris, Perancis, dan Spanyol.
Karena pemerintah Meksiko berhenti membayar hutang, tentara ketiga negara itu datang Meksiko pada tahun 1862. Kemudian Inggris dan Spanyol keluar dari Meksiko segera setelah mereka melihat bahwa Perancis lebih bertujuan mencari kekuasaan politik daripada menagih hutang. Kaisar Perancis, Napoleon, mengambil kesempatan itu dengan menduduki Meksiko. Meksiko City direbut Perancis tahun 1863 dan Presiden Meksiko saat itu, Benito Juarez, melarikan diri dari ibukota.
Tahun 1864, seorang tokoh konservatif Meksiko bernama Maxmilian, yang merupakan saudara Kaisar Austria, diangkat sebagai Kaisar Meksiko atas dukungan Napoleon. Perlawanan kelompok liberal di bawah pimpinan Benito Juarez dan tekanan dari Amerika Serikat, membuat Napoleon akhirnya menarik pasukannya dari Meksiko tahun 1866.
Syahadah Hujjatul Islam wal Muslimin Fazlollah Mahallati
30 tahun yang lalu, tanggal 1 Isfand 1364 Hs, Hujjatul Islam wal Muslimin Fazlollah Mahallati gugur syahid di kota Ahvaz dan dimakamkan di komplek makam suci Sayidah Maksumah di Qom.
Syahid Mahallati saat itu tengah bersama sejumlah komandan perang, pejabat negara dan anggota parlemen di pesawat komersil dari Tehran ke Ahvaz. Namun tiba-tiba pesawat mereka diserang oleh jet tempur Irak dan jatuh di dekat kota Ahvaz.
Hujjatul Islam wal Muslimin Syahid Mahallati lahir di kota Mahallat. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar keagamaannya, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya bersama guru-guru besar seperti Ayatullah Mohammad Taqi Khansari, Allamah Thabathabai dan Imam Khomeini ra.
Syahid Mahallati memulai aktivitas perjuangan melawan rezim Shah dari tahun 1326 Hs dan setelah kudeta 28 Mordad 1332 Hs, beliau kemudian diasingkan. Sejak dimulainya kebangkitan Islam di Iran, beliau semakin aktif melakukan perjuanga hingga kemenangan Revolusi Islam Iran.
Pasca kemenangan revolusi, beliau menjadi anggota parlemen periode pertama mewakili warga Mahallat dan Delijan dan sejak masa itu beliau menjadi wakil Imam Khomeini ra Pasdaran.
Anggota Dewan Garda Konstitusi Pertama Diangkat
37 tahun yang lalu, tanggal 1 Isfand 1357 Hs, Imam Khomeini ra, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menetapkan enam ahli fiqih yang menjadi anggota Dewan Garda Konstitusi pertama Iran.
Dewan Garda Konstitusi adalah sebuah lembaga yang bertugas memverifikasi segala hukum yang dikeluarkan oleh Parlemen Iran agar selalu sejalan dan sesuai dengan hukum syariah Islam. Tugas lain dari Dewan ini adalah mengawasi berlangsungnya berbagai pemilu dan referendum di Iran.
Dewan ini terdiri dari enam ahli fiqih (hukum agama) dan enam ahli di berbagai bidang hukum lainnya. Keenam ahli fiqih ditunjuk oleh Pemimpin Revolusi Islam Iran. Sedangkan enam ahli hukum lainnya direkomendasikan oleh Ketua Mahkamah Agung Iran, yang kemudian dipilih dan ditetapkan oleh anggota Parlemen.