Mar 05, 2016 14:02 Asia/Jakarta

Hari ini, Senin tanggal 29 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 20 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 10 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.

Muhammad bin Hasan Hilli Lahir

 

755 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Awal tahun 682 Hq, Muhammad bin Hasan Hilli, seorang ahli fiqih dan peneliti besar muslim, terlahir ke dunia di kota Hillah, Irak. Muhammad bin Hasan Hilli yang dijuluki Fakhrul Muhaqiqin atau kebanggaan para peneliti ini adalah putra dari Allamah Hilli, cendekiawan Islam terkemuka pada zaman itu.

 

Pada usia muda, Fakhrul Muhaqiqin telah berhasil menguasai ilmu-ilmu tingkat tinggi sehingga mencapai derajat mujtahid. Selain terkenal atas ketinggian ilmunya, Fakhrul Muhaqiqin juga dikenal atas ketinggian akhlak dan ketakwaannya.

 

Beliau banyak meninggalkan karya penulisan di antaranya berjudul Syarh Mubadiul Ushul dan Tahsilun-Najah. Fakhrul Muhaqiqin meninggal dunia tahun 771 Hirjriah.

 

Ibnu Haj Meninggal

 

700 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Awal tahun 737 Hijriah, Abu Adillah Muhammad bin Abdari Fasi, yang terkenal dengan nama Ibnu Haj, seorang ulama fiqih terkemuka, meninggal dunia.

Awalnya, Ibnu Haj menuntut ilmu dari ulama-ulama kota Fas di Maroko. Setelah itu, Ibnu Haj pergi ke Kairo dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.

 

Di Kairo, Ibnu Haj mengabdikan hidupnya untuk mengajar ilmu-ilmu agama dan menulis buku-buku, yang paling terkenal di antaranya berjudul "Al-Madkhal". Dalam buku ini, Ibnu Haj menulsi tentang masalah akhlak, fiqih, sosial, dan ekonomi.

Sayid Al-Ulama Meninggal Dunia

130 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Awal 1307 Hq, Sayid Ibrahim bin Sayid Muhammad Taqi Naqawi Nashir Abadi yang dikenal dengan Sayid al-Ulama meninggal dunia.

Sayid al-Ulama merupakan ulama abad 14 Hijriah dari India yang pernah belajar kepada Mirza Shirazi, Syaikh Muhammad Thaha Najaf, Mirza Muhammad Husein Syahrastani, Mirza Habibollah Rashti dan Syaikh Zain al-Din.

Sejak muda Sayid al-Ulama telah mencapai derajat ijtihad dan menjadi marji syiah India. Selama hidupnya, beliau dikenal dengan keberaniannya. Beliau banyak meninggalkan karya tulis seperti Taklimah Yanabi’ al-Anwar dan as-Syam’ah ri Ahkam al-Jum’ah.

Ayatullah Fadhil An-Nuri Wafat

94 tahun yang lalu, tanggal 20 Jumadil Awal 1343 Hq Mirza Baha ad-Din yang lebh dikenal dengan Fadhil an-Nuri meninggal dunia di Isfahan dan dimakamkan di pekuburan umum Takht Foulad Isfahan.

Ayatullah Fadhil an-Nuri merupakan ulama besar Isfahan dan di bidang akhlak beliau memiliki posisi yang agung. Karena seluruh waktunya digunakan untuk memperbaiki batin dan membersihkan jiwanya.

Selain menguasai ilmu-ilmu keagamaan, Ayatullah Fadhil an-Nuri juga seorang penyair. Puisi-puisinya kemudian dikumpulkan oleh anaknya Naser ad-Din an-Nuri yang lebih dikenal dengan Khajavi lalu dicetak.

Imam Khomeini ra Tiba di Qom Setelah 15 Tahun di Pengasingan

37 tahun yang lalu, tanggal 10 Isfand 1357 Hs, Imam Khomeini ra tiba di kota Qom pasca pengasingan selama 15 tahun.

Imam Khomeini ra setelah kembali ke Iran setelah menjalani pengasingan selama 15 tahun di luar negeri memilih tinggal selama beberapa waktu di Tehran, hingga fondasi pemerintahan Islam semakin menguat.

Setelah terbentuknya pemerintahan sementara dan mengontrol kondisi negara, sesuai dengan janjinya, beliau kembali ke pusat pergerakan revolusi di Qom pada tanggal 10 Isfand 1357 Hs (1 Maret 1979).

Namun 11 bulan kemudian akibat penyakit jantung, beliau kembali ke Tehran pada 2 Bahman 1358 Hs (22 Januari 1980). Dengan demikian, setelah melihat pentingnya memimpin Republik Islam Iran dari dekat dan kehadiran beliau di ibukota, akhirnya Imam Khomeini ra hingga akhir hayatnya tinggal di Tehran.

OKI Bentuk Komite Akhiri Perang Iran-Irak

35 tahun yang lalu, tanggal 10 Isfand 1359 Hs, Komite yang dibentuk OKI mengunjungi Tehran dan Baghdad.

Komite ini dibentuk berdasarkan usulan menteri-menteri luar negeri negara-negara anggota OKI dan disetujui lewat KTT OKI dengan tujuan mengakhiri perang Iran dan Irak lewat jalur damai. Beberapa waktu setelah itu komite ini mengubah namanya menjadi Komite Perdamaian yang terdiri dari kepala-kepala negara OKI.

Komite ini melakukan kunjungan ke Tehran dan Baghdad untuk mengetahui pandangan kedua negara dan setelah melakukan pertemuan. Di akhir pembahasan dikeluarkan keputusan dalam kerangka resolusi atau statemen.

Usulan pertama yang disampaikan komite ini adalah Iran dan Irak harus menghormati kedaulatan masing-masing negara, tidak saling mengagresi, gencatan senjata dan mundur dari sungai Arvand dan bagaimana kedua pihak menggunakannya. Dalam usulan ini juga telah disiapkan bahwa pengawasan terkait gencatan senjata dan penarikan pasukan dilakukan oleh para pengawas militer OKI.


Tags