Jul 08, 2017 09:27 Asia/Jakarta

Hari ini, Sabtu tanggal 8 Juli 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 13 Syawal 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 17 Tir 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.

Perjanjian Tilsit Ditandatangani

210 tahun yang lalu, tanggal 8 Juli 1807, perjanjian bersejarah Tilsit ditandatangani oleh Tzar Rusia, Alexander Pertama dan Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte.

Melalui perjanjian ini, kedua negara itu sepakat untuk saling membantu jika ada negara ketiga yang menyerang Perancis atau Rusia.

Namun kesepakatan itu dengan segera bubar tiga tahun kemudian karena Rusia mendapati bahwa perjanjian dengan Perancis malah membuat terganggunya perdagangan luar negeri Rusia.

Karena itu, Rusia kembali membuka pelabuhan-pelabuhannya terhadap kapal-kapal dari negara-negara yang netral dan tetap mengenakan pajak yang besar terhadap barang-barang Perancis yang masuk ke Rusia.

Akhirnya pada tanggal 24 Juni 1812, Perancis menyerang Rusia.

Ayatullah Muhammad Thaha Meninggal Dunia

115 tahun yang lalu, tanggal 13 Syawal 1323 HQ, Ayatullah Syaikh Muhammad Thaha seorang ulama besar muslim, meninggal dunia pada usia 83 tahun.

Ayatullah Muhammad Thaha dilahirkan di kota Najaf dari sebuah keluarga ulama terkemuka pada zaman itu. Beliau menuntut ilmu-ilmu agama dari ulama-ulama besar pada zaman itu, di antaranya Syaikh Murtadha Anshari.

Ayatullah Syaikh Muhammad Thaha meninggalkan banyak karya penulisan, di antaranya berjudul "Syarhi bar Ma'alimil Ushul".

Ayatullah Rabbani Amlashi Meninggal

32 tahun yang lalu, tanggal 17 Tir 1364 HS, Ayatullah Rabbani Amlashi, seorang ulama kontemporer dan pejuang Iran, meninggal dunia.

Ayatullah Amlashi dilahirkan pada tahun 1313 di kota Qom dalam sebuah keluarga yang relijius. Rabbani Amlashi  menuntut ilmu-ilmu agama di hauzah ilmiah di kota suci Qom. Selain mengabdikan diri di bidang keilmuan, Ayatullah Amlashi  juga sangat aktif dalam berjuang menegakkan nilai-nilai Islam.

Beliau merupakan salah satu pendukung Imam Khomeini dalam Revolusi Islam Iran. Akibatnya, beliau sempat diasingkan oleh rezim Shah. Namun akhirnya, perjuangan rakyat Iran yang dipimpin para ulama itu mencapai hasilnya pada tahun 1357 HS dengan berdirinya negara Islam di Iran.

Pada tahun-tahun terakhir usianya, Ayatullah Rabbani Amlashi menduduki jabatan sebagai anggota Dewan Garda Konstitusi Iran.

Ayatullah Mahdi Hairi Yazdi Wafat

18 tahun yang lalu, tanggal 17 Tir 1378 HS, Ayatullah Mahdi Hairi Yazdi meninggal dunia di usia 77 tahun dan dimakamkan di komplek suci Sayidah Maksumah di Qom, Iran.

Ayatullah Doktor Sheikh Mahdi Hairi Yazdi lahir pada 1302 HS dari keluarga ulama. Ayahnya adalah Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi, pendiri hauzah ilmiah Qom.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah hauzah kepada ayahnya, Ayatullah Morteza Hairi dan ayatullah Sayid Mohammad Reza Golpaigani di kota Qom, beliau kemudian belajar teks-teks teologi dan filsafat kepada Imam Khomeini ra. Untuk memperkokoh prinsip-prinsip ilmu fiqih dan ushul fiqih, beliau belajar kepada Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i, Sayid Mohammad Taqi Khonsari dan Sayid Hossein Boroujerdi.

Ayatullah Mahdi Hairi Yazdi pada 1329 HS pindah ke kota Tehran atas perintah Ayatullah Boroujerdi menjadi pengawas teks-teks perlajaran agama dan budaya Iran. Bersamaan dengan penugasan ini, beliau belajar fiqih kepada ayatullah Sayid Ahmad Khonsari dan filsafat kepada Allamah Mirza Mahdi Ashtiani.

Sepuluh tahun berikutnya, beliau pergi ke Amerika menjadi wakil Ayatullah Boroujerdi di sana dan bertanggung jawab mengurusi warga Syiah. Selama tinggal di Amerika, Ayatullah Mahdi Hairi Yazdi menyibukkan diri dengan menulis, mengajar dan sekaligus belajar filsafat Barat.

Akhirnya beliau berhasil meraih gelar doktornya di Universitas Michigan dan Toronto. Dalam pelbagai kesempatan, beliau juga aktif hadir dan memberikan ceramah tentang filsafat dan teologi Islam bagi para pemikir Barat.

Ayatullah Mahdi Hairi Yazdi pada 1358 HS kembali ke Iran dan melanjutkan aktivitas ilmiahnya. Beliau meninggalkan banyak karya tulis seperti Kovush-haye Aql Nazari, Ulum-e Quran, Metafisika dan Hikmat va Hukumat.