Mari Mengenal Lingkungan (27)
Pemanasan global sampai saat ini masih menjadi kendala utama yang memicu kekhawatiran para pakar. Menurut mereka faktor terbesar yang memicu pemanasan global adalah meningkatnya gas karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar fosil yang memproduksi 24 persen dari total karbon dioksida di bumi. Masih menurut mereka, setelah bahan bakar fosil, musnahnya hutan dan penggundulan paru-paru bumi ini juga menjadi pemicu pemanasan suhu bumi.
Riset menunjukkan hutan mampu menyerap 18 persen dari total karbon dioksida di bumi. Oleh karena itu, musnahnya hutan dengan sendirinya menambah jumlah karbon dioksida di permukaan bumi. Berdasarkan laporan terbaru program lingkungan hidup PBB, berlanjutnya proses perubahan iklim di dunia dan dampak buruknya bagi hutan hingga 2100 telah merugikan perekonomian global setiap tahunnya sebesar satu triliun dolar.
Temuan ilmuwan pecinta hutan di Jepang juga membenarkan riset tersebut. Riset ini mengindikasikan bahwa setiap satu meter persegi daun selama satu hari satu malam menghasilkan 5 unit oksigen senilai satu dolar. Oleh karena itu, sebuah pohon berusia lima tahun rata-rata setiap harinya memproduksi 140 unit oksigen. Secara keseluruhan nilai oksigen yang dihasilan sebuah pohon selama satu tahun sebesar 10.000 dolar.
Sementara sebuah pohon berusia 20 tahun menghasilakan oksigen setiap tahun senilai 120 ribu dolar dan pohon berusia 50 tahun setiap tahunnya mampu memproduksi oksigen senilai enam juta dolar. Ini hanya salah satu nilai dan potensi ekologi hutan bagi manusia dan para pejabat yang tidak diketahui. Kebodohan ini membuat di berbagai belahan dunia muncul fenomena penebangan hutan secara gampang hanya untuk membuat jalur pipa gas, membangun pabrik atau jalan. Oleh karena itu, pengamat kekayaan alam dan lingkungan hidup senantiasa menekankan bahwa pohon berusia 150 tahun tidak boleh ditebang atau diganti dengan menanam 10 hingga 20 pohon.
Rumput dan tumbuhan lain juga menyerap karbon dioksida atau menyebarkannya, namun hutan yang sehat khususnya hutan tropis cenderung lebih besar menyerap gas rumah kaca ketimbang menyebarkannya. Jika luas hutan tropis berkurang, maka miliaran karbon dioksida akan menyebar atmosfir bumi dan membuat bumi semakin panas. Namun jika hutan tropis semakin luas, sedikit banyak akan mampu membantu pelambatan pemanasan global. Hal ini hingga kini belum pernah terjadi, namun yang ada adalah sebaliknya, penggundulan hutan dan berkurangnya hutan tropis.
Fungsi hutan secara umum adalah sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat flora dan fauna, pengendali bencana, tempat penyimpanan air, dan untuk Mengurangi polusi untuk pencemaran udara. Oleh sebab pentingnya peranan hutan bagi kehidupan yang ada didalamnya, maka sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan hutan.
Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan secara positif, manfaat langsung yang diperoleh dari hutan adalah kayu serta hasil hutan lainnya sedangkan manfaat tidak langsung yang diperoleh dari hutan adalah pengaturan tata air, rekreasi, pendidikan, kenyamanan lingkungan, udara yang bersih, mencegah terjadinya banjir dan lain-lain.
Berikut manfaat hutan bagi manusia. Pertama, menyediakan oksigen O2 – Dengan jumlah pepohonan yang banyak, tentunya hutan akan memberikan suplai kebutuhan oksigen yang cukup besar bagi kehidupan di muka bumi ini. Kedua, menyerap karbon dioksida (CO2), keberadaan hutan yang luas di muka bumi akan memberikan peluang penyerapan karbon dioksida yang lebih besar. Karbon dioksida adalah gas yang berbahaya apabila dihirup secara berlebih oleh manusia.
Fungsi ketiga hutan adalah Untuk mencegah erosi. Keberadaan kawasan hutan yang luas juga dapat membantu mencegah erosi atau pengikisan tanah. Pengikisan tanah dapat disebabkan oleh air. Fungsi keempat hutan adalah pelestarian Plasma Nutfah. Plasma nutfah merupakan bahan baku yang penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri. Penguasaannya merupakan keuntungan komparatif yang besar bagi Indonesia di masa depan.
Manfaat kelima hutan adalah mengatasi penggenangan. Daerah rendah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi. Manfaat kelima hutan untuk pelestarian Air Tanah. Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan.
Manfaat berikutnya hutan adalah pertahanan alami terhadap perubahan iklim, menghilangkan gas karbon dioksida rumah kaca dan menghasilkan oksigen. Hal ini membantu dalam memurnikan atmosfer dan mengendalikan kenaikan suhu. Keanekaragaman Hayati termasuk fungsi berikutnya hutan. Hutan mengandung berbagai keanekaragaman hayati yang lebih besar daripada ekosistem lainnya di bumi. Berbagai macam pohon dan tanaman yang ditemukan di hutan tropis terdiri dari keanekaragaman hayati sangat intensif. Keanekaragaman hayati ini menjadi penting, apalagi tiap spesies saling bergantung telah berevolusi selama jutaan tahun untuk berinteraksi dan berkembang.
Hutan Amazon yang mengalami penggundulan cepat juga dikenal sebagai paru-paru dunia. Hutan ini sangat vital untuk menjaga keseimbangan air dan udara di dunia. Wilayah Amazon yang memiliki luas 7,5 juta meter persegi mencakup hutan tropis terbesar dunia. Amazon terletak di garis katulistiwa dan mencakup delapan negara, Brazil, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Guinea, Suriname dan Bolivia serta Guinea Perancis.
Hutan Amazon dengan keragaman flora dan faunanya memainkan peran signifikan dalam menjaga ecospher bumi dan setiap tahunnya memproduksi 20 persen oksigen di bumi serta menyerap 1,5 miliar ton karbon dioksida. Hutan ini mengatur suhu panas, curah hujan, angin dan khususnya air serta udara di dunia. Menurut para ilmuwan, jika Amazon musnah, 20 persen air bersih di muka bumi akan hilang. Sejak tahun 1970, Brazil telah kehilangan sekitar 600 ribu kilo meter persegi hutannya. Angka ini hampir sama dengan luas Spanyol dan Portugal. Selain itu, selama sepuluh tahun terakhir, setiap tahunnya rata-rata tiga juta hektar hutan ini musnah.
Di antara dampak akibat kerusakan hutan dapat menimbulkan berbagai bencana seperti di bawah ini:
1. Perubahan iklim. Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem.
Dengan adanya deforestasi, jumlah karbondioksida (CO2) yang dilepaskan ke udara akan semakin besar. Kita tahu bahwa karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang paling umum. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika serikat menyatakan bahwa CO2 menyumbang sekitar 82% gas rumah kaca di negara tersebut.
Menurut seorang Profesor ilmu lingkungan di Lasell Collage Newton, Massachusets menyatakan bahwa deforestasi tidak hanya mempengaruhi jumlah karbondioksida yang merupakan gas rumah kaca, akan tetapi deforestasi juga berdampak pada pertukaran uap air dan karbondioksida yang terjadi antara atmosfer dan permukaan tanah yang berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim, dimana perubahan konsentrasi yang ada di lapisan atmosfer akan memiliki efek langsung terhadap iklim di Indonesia ataupun di dunia.
2. Kehilangan berbagai jenis spesies
Deforestasi juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai jenis spesies yang tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic, sekitar 70% tanaman dan hewan hidup di hutan. Deforestasi mengakibatkan mereka tidak bisa bertahan hidup disana. Dengan hilangnya habitat-habitat tersebut, maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kepunahan spesies.Hal ini bisa berdampak di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan dimana akan musnahnya berbagai spesies yang dapat menjadi object suatu penelitian. Selain itu, dibidang kesehatan deforestasi bisa berakibat hilangnya berbagai jenis obat yang bisanya bersumber dari berbagai jenis spesies hutan.
3. Terganggunya siklus air
Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus air, yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga sedikit.
Nantinya, hal tersebut dapat menyebabkan tanah menjadi kering sehingga sulit bagi tanaman untuk hidup. Selain itu, pohon juga berperan dalam mengurangi tingkat polusi air, yaitu dengan menhentikan pencemaran. Dengan semakin berkurangnya jumlah pohon-pohon yang ada di hutan akibat kegiatan deforestasi, maka hutan tidak bisa lagi menjalankan fungsinya dalam menjaga tata letak air.
4. Mengakibatkan Banjir dan erosi tanah
Word Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan bahwa sejak tahun 1960, lebih dari sepertiga bagian lahan subur di bumi telah musnah akibat kegiatan deforestasi. Kita tahu bahwa pohon memegang peranan penting untuk menghalau berbagai bencana seperti terjadinya banjir dan tanah longsor.
Dengan tiadanya pohon, maka pada saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap dengan baik tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan, yang pada akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain itu, air hujan dapat mengangkut partikel-partikel tanah sehingga menimbulkan erosi tanah atau tanah longsor.
5. Mengakibatkan kekeringan
Dengan hilangnya daya serap tanah, hal tersebut akan berimbas pada musim kemarau, dimana dalam tanah tidak ada lagi cadangan air yang seharusnya bisa digunakan pada saat musim kemarau. Hal ini disebabkan karena pohon yang bertindak sebagai tempat penyimpan cadangan air tanah tidak ada lagi sehingga Ini akan berdampak pada terjadinya kekeringan yang berkepanjangan.