Mari Mengenal Lingkungan (30)
Keanekaragaman hayati merujuk pada berbagai kehidupan di Bumi di semua tingkatan, dari gen hingga ekosistem, dan proses ekologi dan evolusi yang mempertahankannya. Keanekaragaman hayati meliputi tidak hanya spesies yang kita pertimbangkan langka, terancam, atau hampir punah, tetapi setiap organisme yang bahkan kita masih tahu sedikit tentang mereka, seperti mikroba, jamur, dan invertebrata.
Sebelumnya kita telah mengkaji keanekaragaman hayati dan pengaruhnya serta korelasinya dengan kehidupan dunia. Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kehidupan di dunia. Hal ini karena kehancuran keanekaragaman hayati sama halnya dengan musnahnya kehidupan makhluk hidup di bumi. Oleh karena itu, para ilmuwan dewasa ini sangat menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati serta mekanismenya.
Bumi sebagai tempat kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup, menurut ilmu pengetahuan saat ini merupakan satu-satunya planet yang dapat ditempati oleh manusia. Keanekaragaman hayati merupakan sumber terpenting bumi dan produksi paling utama jutaan tahun dari proses penyempurnaan planet ini. Oleh karena itu, sejak milineum ketiga, para ilmuwan dunia bersama para pakar alam akhirnya sepakat bahwa bumi harus dilestarikan.
Para ilmuwan menilai keanekaragaman hayati sebagai dasar kehidupan di bumi. Sangat disayangkan di masa lalu, nilai dan peran keanekaragaman hayati diabaikan. Hal ini terjadi baik disengaja atau tidak disengaja, padahal sumber dari keanekaragaman hayati adalah evolusi. Ketika sebuah spesies musnah, sejatinya produksi jutaan tahun yang membuat evolusi spesies ini sempurna dengan sendirinya hilang.
Sebuah lingkungan hidup dikenali melalui keragaman hayati yang dimilikinya, di mana keragaman ini bertanggung jawab menjaga keseimbangan di lingkungan hidup. Musnahnya keragaman hayati pada akhirnya akan berujung pada tragedi lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjaga kelestarian keragaman hidup merupakan salah satu tujuan umat manusia.
Dengan demikian dewasa ini kita menyaksikan nilai keragaman hayati di pertanian, kesehatan manusia, perdagangan, industri dan budaya sepenuhnya telah disadari. Misalnya para ilmuwan saat ini menyadari bahwa menurunnya keragaman hayati mengancam ketahanan pangan, karena penurunan keragaman hayati pertanian memiliki dampak buruk yang disadari bersama. Oleh karena itu, mereka gigih merekomendasikan manajemen penggunaan pupuk organik di pertanian demi menjaga ketahanan pangan.
Keaneka ragaman hayati memiliki fungsi ekologi yang sangat penting bagi kehidupan. Keanekaragaman hayati yang tinggi menghasilkan ekosistem semakin stabil. Kepunahan yang terjadi pada suatu spesies dapat mengakibatkan rusaknya rantai makanan sehingga menimbulkan kepunahan spesies lainnya. Tidak berjalannya rantai makanan dapat memengaruhi stabilitas ekosistem.
Keanekaragaman hayati juga berperan untuk menjaga berbagai nutrisi dalam tanah, sehingga dapat memengaruhi berlangsungnya daur biogeokimia di alam. Keanekaragaman organisme serangga yang membantu proses penyerbukan sangat diperlukan untuk berlangsungnya regenerasi berbagai tumbuhan. Berbagai jenis jamur dan bakteri pengurai sangat diperlukan untuk mendegradasi dan menguraikan limbah organik dan sisa organisme untuk menyuburkan tanah. keanekaragaman hayati tersebut sangat memengaruhi kestabilan dan kelestarian alam.
Di antara fungsi keanekaragaman hayati adalah sebagai sumber pangan bagi manusia. Kehidupan manusia tergantung pada keanekaragaman hayati. Sebenarnya, hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini ( misal padi, jagung, ayam, sapi, dan lain-lain) pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan.
Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Sapi dibudidayakan karena menghasilkan daging dan susu. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras. Sama juga gandum dibudidayakan karena dijadikan bahan makanan untuk membuat roti misalnya.
Manfaat lain keanekaragaman hayati adalah sebagai sumber pendapatan. Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Semua itu bisa dijual dan berguna sebagai sumber pendapatan. Bahan baku industri misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industry minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, dan bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.
Sumber Plasma Nutfah adalah manfaat lain dari keanekaragaman hayati. Hewan, tumbuhan dan mikroba yang saat ini belum diketahui manfaatnya sebaiknya jangan dimusnahkan. Mungkin saja, di masa mendatang akan memiliki peranan yang penting. Contohnya tanaman mimba. Dulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar namun, saat ini diketahui mengandung zat azadirakhitin yang memiliki peranan anti hama dan anti bakteri.
Adapula ganggang yang memiliki protein tinggi, yang bisa digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organism memiliki peranan di dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa tersebut dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.
Keanekaragaman hayati juga bermanfaat bagi kesehatan manusia. Banyak buku dan artikel yang ditulis dalam masalah ini. Keanekaragaman tumbuh-tumbuhan misalnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal bagi berbagai penyakit yang diderita manusia. Berikut ini adalah macam-macam tanaman obat dan juga kegunannya. Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officianlis), kulitnya itu mengandung suatu alkoloid kina (quinine) untuk dapat mengobati malaria. Madu dari lebah juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai peningkat daya tahan tubuh. Mengkudu/ pace (Morind citrifolia) ialah untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Buah merah (Pandanus conoideus) juga dimanfaatkan ialah sebagai obat untuk dapat mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, serta diabetes.
Selain itu, keanekaragaman hayati juga bisa dimanfaatkan untuk sumber kosmetik. Beberapa dari tumbuhan juga digunakan untuk kosmetika, antara lain ialah sebagai berikut. Digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut seperti urang aring (Eclipta alba), pandan, minyak kelapa, mangkohan dan lidah buaya (Aloe vera). Ada juga yang bisa dimanfaatkan untuk wewangian (parfum) seperti, Bunga mawar (Rosa hybrida), cendana (Santalum album), kemuning (Murraya exotica), kenanga (Cananga odorata) dan melati (Jasminum grandiflorum).
Pencemaran lingkungan, pengrusakan hutan, kerusakan lingkungan hidup lebih lanjut akan menurunkan jumlah keanekaragaman sumber daya hayati. Pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap keberlanjutan manusia. Dengan meningkatnya deforestasi, meningkatnya jumlah satwa punah, maka manusia akan kehilangan manfaat mereka.
Metode konservasi yang tepat serta strategi pembangunan berkelanjutan mencoba memahami konsep ini sebagai pendekatan integral guna melestarikan keragaman sumber daya hayati. Dalam beberapa cara atau bentuk, hampir seluruh budaya memiliki akar dan hubungan erat dengan keragaman hayati. Bahkan, dapat dikatakan, sejarah peradaban manusia adalah sejarah pemanfaatan keragaman sumber daya hayati itu sendiri. Karena itu, penurunan jumlah sumber daya alam tersebut akan meningkatkan resiko, ancaman terhadap hidup manusia. Alam dapat hidup tanpa manusia. Namun, apakah manusia dapat hidup tanpa sumber daya hayati yang ada di alam?
Menurut para pakar konsumsi berlebihan produk hewani dan industri peternakan selain mengancam keanekaragaman hayati juga bisa mendorong pemanasan global. Pada tahun 2006, laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) “Bayangan Panjang Peternakan (Livestock Long Shadow)” menyimpulkan bahwa industri ternak bertanggung jawab atas 18 persen emisi global. Angka ini bahkan lebih besar daripada emisi sektor transportasi di seluruh dunia yang hanya melepaskan 13 persen gas rumah kaca.
Dalam hal ini ancaman terbesar sebenarnya datang dari manusia. Ketamakan manusia telah merusak sebagian besar alam. Banyak spesies tumbuhan dan hewan musnah akibat ketamakan manusia. Dengan demikian salah satu mekanisme menjaga keanekaragaman hayati adalah membendung ketamakan manusia dan meminimalkan konsumsi serta kebutuhan. Sebelum kita membeli suatu produk, kita seharusnya bertanya pada diri kita, apakah kita benar-benar membutuhkan produk tersebut? Wajar jika menurunnya permintaan produk hewan dan tumbuhan seperti ini akan mencegah produksi barang-barang tersebut dan pada akhirnya akan mampu menyelamatkan banyak spesies hewan dan tumbuhan.