Pesona Iran yang Mendunia (40)
Pada acara sebelumnya, kita sudah mengupas biografi intelektual Nasir Khusraw, penyair sekaligus filsuf terkemuka Iran abad kelima Hijriah. Beberapa tahun di penghujung akhir hayatnya, ia menuju Yamghan, Badakhsan untuk menyendiri di kaki gunung. Di sana, Nasir Khusraw hidup seorang diri dan terus berkarya dengan menulis buku.
Kebanyakan karyanya ditulis selama lima belas tahun tinggal di pegunungan Badakhsan. Nasir Khusraw meninggalkan karya monumental yang masih bisa kita nikmati hingga kini. Di antara karyanya antara lain: Safar Nameh, Khan Ikhwan, Gashayesh Rahai, Jami al-Hikmatain, Zad a-Musafirin, dan Wajh Din.
Sebagian peneliti menyatakan bahwa syair Nasir Khusraw lebih dari 11.000 bait. Tapi, sebagian menilai tidak seluruhnya milik Nasir Khusraw. Salah satu buktinya adalah syair yang terkadang dinisbatkan kepada penyair terkemuka Iran ini, namun tidak ada dalam buku syairnya. Divan Nasir Khusraw menjadi salah satu dokumen terpenting untuk menyelidiki karakteristik spiritual dan mentalnya.

Dua matsnawi kecil berjudul "Roshanai Nameh" dan "Saadat Nameh" menjadi salah satu buktinya. Buku pertama memuat 592 bait syair, sedangkan yang kedua memuat 300 bait syair. Shadvaran Malek Shuara dalam bukunya "Sabk-e Shenasi" menjelaskan mengenai mastnawi "Saadat Nameh". Menurutnya, buku ini adalah milik Nasir Khusraw Sharif Esfahani yang meninggal tahun 753 Hijriah, bukan Nasir Khusraw Qubadiani.
Tapi, peneliti lainnya menilai buku tersebut adalah karya Nasir Khusraw. Buku "Saadat Nameh" diterjemahkan oleh Fagnan ke bahasa Prancis pada tahun 1880 Masehi, dan diterbitkan di sebuah majalah sastra orientalis Jerman. Adapun buku Roshani Nameh untuk pertama kalinya diterbitkan di London oleh Vladimir Ivanov pada tahun 1949.
Nasir Khusraw dalam penulisan karya sastranya secara umum sangat sistematis, baik dalam struktur maupun metode penyampaiannya. Dari sisi isi, karya Nasir Khusraw juga menunjukkan kemahirannya sebagai seorang sastrawan kawakan yang inovatif. Oleh karena itu, syairnya hingga kini tetap hidup dan dikenal luas. Nasir Khusraw meneriakan panggilan batin zamannya.
Ia termasuk penyair paling berani dalam menyampaikan pandangannya mewakili generasi intelektual yang kritis terhadap situasi dan kondisi di masa itu. Nasir Khusraw juga termasuk kritikus sastra Farsi. Selain itu, ia dikenal sebagai lokomotif syair ilmiah-irfani dalam sastra Persia. Nasir Khusraw termasuk salah satu tokoh sastra yang merekonstruksi khazanah satra Persia ribuan tahun silam, dan memasukan nilai-nilai moralitas sufistik seperti perang melawan riya, kelicikan dan kesombongan.
Karakteristik syair Nasir Khusraw adalah penggunaan nasehat dan aturan. Pengaruh Kasai Marvizi yang lebih dahulu darinya sangat kentara dalam berbagai karya Nasir Khusraw. Di akhir usia Kasai bertepatan dengan periode awal perkembangan sastra Nasir Khusraw. Ketika Nasir Khusraw berada di Marv dan bekerja di pemerintahan, nama Kasai sangat dikenal sebagai penyair terkemuka saat itu. Karya Kasai menjadi acuan bagi para penyair setelahnya.

Tampak, aliran syair Kasai diakui atau tidak memberikan pengaruh terhadap penyair lain setelahnya, terutama yang berada di Marv seperti Nasir Khusraw ketika itu. Kefasihan bahasa dan keindahan ritmenya, serta ketelitian dalam pemilihan diksi menunjukkan kecemerlangan. Nasir Khusraw sendiri mengakui pengaruh Kasai terhadap dirinya.
Kasai juga fasih memberikan nasehat dengan cara yang menawan dan elegan yang menjadi karakteristik syair abad keempat. Syair Kasai selain religius juga memiliki keindahan sastranya. Dari sisi sejarah sosial Iran, kehidupan Kasai dan karyanya merekam dinamika pemikiran di Khorasan abad keempat yang hingga kini menjadi bahan kajian menarik bagi para peneliti.
Perbedaan mendasar dari kedua penyair Iran itu, Nasir Khusraw menempatkan syairnya dalam formasi yang agung dan megah, sedangkan Kasai menggunakan format lain. Karya puisi Kasai dengan baik menunjukkan bahwa penyusunnya memiliki keahlian dalam menjelaskan makna dan tamsil. Para ahli sastra menilai Kasai sebagai pelukis alam yang mahir dengan puisinya.
Nasir Khusraw tidak diragukan lagi merupakan salah satu penyair terkemuka dalam literatur sastra Persia di era Islam. Ia sangat fasih dan konsisten dengan metode yang dipegangnya. Diksi yang dipilihnya sangat kuat, tapi juga menawan.Menurut para ahli, bahasa sastra yang dipergunakan oleh Nasir Khusraw sangat dekat dengan bahasa para penyair era akhir Dinasti Samanid. Bahkan bahasa yang dipergunakannya lebih klasik dari generasi awal dinasti Gaznavid.
Setelah memeluk mazhab Ismailiah, ia menjadi pendakwah ajaran ini di Khorasan. Hal ini mempengaruhi karya syairnya yang memicu reaksi dari berbagai kalangan, terutama ulama Khorasan ketika itu.
Dalam menyampaikan sebuah masalah, Nasir Khusraw menggunakan istilah teknis, terutama berkaitan dengan disiplin ilmu filsafat. Menurut para peneliti, karya Nasir Khusraw merupakan hasil perenungan yang dalam. Misalnya sebuah masalah yang diperdebatkan secara filosofis, ia membuat syair yang mewakili pandangannya yang disampaikan secara akurat dan dalam.
Nasir Khusraw tidak termasuk kategori penyair istana. Jika pernah bekerja sebagai penyair istana, tentu saja kita akan menemukan dari karyanya. Dari sisi ini, Nasir Khusraw termasuk penyair independen yang menyuarakan kritik secara keras terhadap otoritas penguasa dan ulama di zamannya.

Pandangannya sangat logis disertai dengan argumentasi rasional. Nasir Khusraw juga sangat menjunjung tinggi kemulian Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Bait dalam syairnya. Ia juga menunjukkan ketidakperduliannya terhadap dunia, terutama harta dan kekuasaan.
Meskipun penggambaran alam semesta di era Nasir Khusraw sangat umum sebagaimana para sastrawan lainnya, tapi ia memiliki kelebihan dibandingkan penyair lain. Pada umumnya, divan syair ketika itu seringkali menggunakan penjelasan tentang musim semi, langit yang mendung, taman yang dipenuhi pepohonan dan bunga warna-warni, serta pegunungan yang hijau. Sastrawan terkemuka seperti Farakhi dan Manouchehr mengkritik penggambaran tersebut yang terkesan monoton dan klise. Nasir Khusraw memiliki kelebihan lainnya.
Penjelasan syair Nasir Khusraw tentang alam semesta disertai dengan kefasihan bahasa dan kedalaman maknanya yang filosofis, serta ketelitiannya dalam memilih diksi yang menawan. Poin penting dalam syair Nasir Khusraw, meskipun mengadosi pandangan "Dunia itu Hina" dalam filsafatnya, tapi dalam karya-karya menyebutkan dengan keindahan alam semesta.
Warna-warni bunga yang menawan ditulis dengan sangat indah oleh Nasir Khusraw dalam syairnya, sebagaimana pelukis menggambarkan bunga yang mempesona dalam gambarnya. Ketika menggambarkan matahari, ia memilih diksi yang menggambarkan kemegahan ciptaan Allah itu.